Viral Abu Janda Komentari Tak Perlu Wisata Halal di Kawasan Danau Toba, Respons Pemprov Sumut Begini
Dirinya mengaku pernah berkunjungan ke Danau Toba untuk berlibur, tetapi tidak begitu rumit untuk berwisata.
Penulis: Satia |
Sebagaimana wisatawan yang datang ke sana harus menghormati dan menghargai apa yang sudah menjadi kultur dan kepercayaan setempat begitupula halnya dengan yang terjadi di Danau Toba, wisatawan yang datang juga harus menghormati budaya setempat,” tutup Sihar Sitorus.
Baca: Penjelasan Pemprov Sumut Soal Wisata Halal di Danau Toba yang Memicu Polemik
Baca: Sihar Sitorus Tolak Penerapan Wisata Halal di Danau Toba yang Dilontarkan Gubernur Edy Rahmayadi
Kepala Bidang Bina Pemasaran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sumut, Muchlis mengatakan, perencanaan wisata halal Danau Toba bukanlah menghilangkan budaya yang sudah ada di daerah wisata tersebut.
Namun, pemerintah lebih fokus menata fasilitas pelayanan pariwisata atau amnenitas.
"Wisata halal ini masuk amnenitas, dalam perkembangan pariwisata ada tiga hal yang dikenal. Bagaimana aksesibilitas di bangun mudah orang mengaksesnya, ada amnenitas termasuk kelengkapannya termasuk hotel dan restoran dan dll. Terkahir ada aktraksi di sana ada tidak," ucapnya, saat ditemui di Kantor Gubernur, Jalan Pangeran Diponegoro, Kota Medan, Senin (2/9/2019).
Sebelumnya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi menyatakan bahwa pemerintah akan merencanakan wisata halal di Danau Toba.
Namun, setelah pernyataan ini dicatut hingga viral menuai kritik dari kalangan masyarakat.
Ia mengatakan, tidak semua makanan di sana dapat disajikan kepada wisatawan lokal maupun mancanegara.
Pihaknya tengah mengembangkan seluruh fasilitas pelayanan pariwisata, mulai dari hotel, restoran hingga tempat beribadah.
Menurutnya, apabila amnenitas tersebut dapat terprogram dengan baik, sehingga wisawatan yang datang akan merasa puas dengan pelayanan.
Jika ini terjadi, kata dia masyarakat setempat juga yang akan merasakan.
Pastinya, ini juga dapat meningkatkan penghasilan masyarakat setempat.
"Yang dimaksud untuk halal itu amnenitas tadi, karena memenuhi kebutuhan orang.
Kita harapkan orang yang datang kesana merasa terpuaskan dan senang. Agar bisa berdampak baik, wisatawan yang datang dapat menceritakan bagaimana selama berlibur ke danau Toba," ujarnya.
Muchlis mengatakan, wisata halal ini bukan untuk mematikan kearifan lokal maupun budaya yang ada di Danau Toba.
Malah, pemerintah juga akan memperhatikan masyarakat lokal yang membuka usaha di sana.
Kata dia, tidak akan mungkin budaya dan tradisi yang ada di Danau Toba dihilangkan. Menurutnya, orang datang ke sana karena budaya dan adat yang begitu kental.