Djarot dan Terdakwa Hoaks Dewi Budiati Bertemu di PN Medan, Bersalaman tapi Hukum Harus Ditegakkan
Djarot mengatakan hal yang membuatnya sedih karena adanya opini dan halusinasi dalam memposting status melalui smartphone.
Penulis: Victory Arrival Hutauruk |
Ini pembelajaran bagi setiap warga negara bagaimana menggunakan smartphone, di mana penggunanya harus juga yang smart," tegas Djarot.
"Karena sebentar lagi kita akan menghadapi Pilkada serentak pada 2020 mendatang, ini menjadi pembelajaran untuk kehidupan demokrasi kita yang lebih dewasa.
Status Hoaks harus kita berantas," tambahnya.
Selanjutnya, kejadiannya berlanjut, Djarot melihat postingan terdakwa tersebut dari rekannya hingga akhirnya melaporkan postingan tersebut ke Polda Sumut.
"Awalnya itu saya dikasih tunjuk oleh Rion dan Rosmansyah.
Teman-teman bilang, karena kita negara hukum ya kita laporkan ke kepolisian," tuturnya.
Saat ditanya Hakim mengenai adanya usaha perdamaian antara dirinya dengan terdakwa.
Djarot menegaskan dirinya sudah memaafkan terdakwa.
"Ada saya mendapatkan informasi (perdamaian) dari penasihat hukum tapi belum sempat ketemu.
Saya mengingkan damai, itu pasti karena kita sesama anak bangsa harus saling memaafkan.
Tapi karena ini sudah berjalan secara hukum, ya tetap dijalankan. Karena tindakan seperti ini tidak benar," pungkasnya.
Sesuai sidang, ada pemandangan cukup menarik karena Djarot dan terdakwa bersamalaman dan menyepakati untuk menyelesaikan hukum harus ditegakkan.
"Kita harus tegakkan hukum," cetus Djarot.
Disambut Dewi dengan "Benar pak kita harus tegakkan hukum," sambil bersalaman.
Djarot yang mengenakan kemeja putih ini tampak tersenyum lebar saat bersalaman dengan terdakwa.