Misran Selamat setelah Bergelut dengan Penunggu Sungai Simangalam Walau Robek Perut dan Paha

Korban terpaksa beristirahat di rumah. Ia menempatkan kasur di ruang tengah rumahnya. Sembari harus menahan rasa sakit di pinggang kanan, paha kanan

Penulis: M.Andimaz Kahfi |
Tribun Medan / M Andimaz Kahfi
Misran Selamat setelah Bergelut dengan Penunggu Sungai Simangalam Walau Robek Perut dan Paha. Misran harus mendapatkan 18 jahitan akibat diterkam buaya saat mencari ikan di Sungai Simangalam.(sumber istimewa) 

Misran Selamat setelah Bergelut dengan Penunggu Sungai Simangalam Walau Robek Perut dan Paha

TRIBUN-MEDAN.com-Misran Selamat setelah Bergelut dengan Penunggu Sungai Simangalam Walau Robek Perut dan Paha/

Misran (59) warga yang diterkam buaya pada saat sedang mencari ikan di Sungai Simangalam, untuk sementara ini tidak bisa mencari ikan.

Korban terpaksa beristirahat di rumah. Ia menempatkan kasur di ruang tengah rumahnya. Sembari harus menahan rasa sakit di pinggang kanan, paha kanan dan perutnya yang terluka karena gigitan buaya pada Jumat malam, (6/9/2019) kemarin.

Diketahui, Misran diterkam buaya saat mencari ikan di Sungai Simangalam, Dusun Tanjung Alam, Desa Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara.

Akibat kejadian itu, Misran mengalami luka dibagian perut, dada dan punggung. Sedangkan sampan yang digunakannya hancur.

Camat Kualuh Selatan, Abdul Hariman mengatakan pihaknya bersama dengan beberapa orang lainnya, telah mengunjungi dan bertemu dengan Misran.

Baca: Buaya Penunggu Sungai Simangalam Robek Perut, Dada dan Punggung Pencari Ikan hingga Hancurkan Sampan

Baca: Polisi Sita Panah dari Rusun 2 Aktor Intelektual Kerusuhan Papua, Ferry Kombo dan Alexander Gobay

Baca: Umulidayati Ditangkap Polisi karena Nekat Jualan Sabusabu di Rumahnya, Simpan Timbangan di Dapur

Ia menceritakan bahwa saat ditemui, Misran dalam posisi duduk di atas kasurnya menggunakan sarung dan kaos singlet berwarna putih serta menunjukkan luka bekas gigitan buaya yang berada di perut, pinggul kanan dan paha kanannya.

"Misran mengalami luka gigitan buaya di Sei Simangalam dan menderita luka 18 jahitan," kata Hariman, Selasa (10/9/2019).

Baca: Eldin Ajak Pelaku UMKM Manfaatkan Kemajuan Ekonomi Digital

Baca: Kalah Kuat Lawan Emak-emak, Heri Prasetyo Bonyok Dihajar Warga setelah Gagal Jambret Tas Misliani

Hariman menduga buaya tersebut berasal dari Sungau Kualuh yang migrasi ke Sungai Sei Simangalam.

Baca: Bentrok OKP di Medan Johor, Ini Penjelasan Ketua Organisasi Terkait Tudingan Penyerangan

Karena berdasarkan keterangan masyarakat di sekitar lokasi, buaya tersebut sudah sering menyerang sampan nelayan sejak dua tahun terakhir.

"Kejadian ini sangat meresahkan masyarakat di sini. Kita mengharapkan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam Sumatera Utara (BBKSDA Sumut) datang untuk memantau," sebutnya.

Menurutnya, dengan kondisi saat ini, Misran belum dapat mencari ikan. Selain itu, masih ada rasa ketakutan karena buaya diperkirakan masih berada di lokasi.

Baca: Timnas Indonesia vs Thailand, Simon McMenemy Dapatkan Informasi dan Bocoran dari 3 Pemain Ini

Baca: Eldin Dampingi Pangdam I/BB Resmikan MCK dan Sumur Bor Di Belawan

"Istirahat dululah di rumah. Kan masih ada jahitan di lukanya. Jadi belum bisa mencari ikan, belum bisa beraktifitas," ujarnya.

Kepala Bidang Wilayah II Pematang Siantar BBKSDA Sumut, Seno Pramudhita mengatakan, pihaknya masih menunggu kabar dari petugas BBKSDA Sumut yang sedang diturunkan ke lokasi.

Seno menyebutkan bahwa dia akan memberikan kabar lanjutan terkait temuan terbaru di lapangan.

"Tim kita sedang di lapangan. Kita menunggu kabar dari mereka, apa temuan di lapangan. Nanti akan kita kabari," kata Seno.

Baca: Beredar Kabar BJ Habibie Meninggal Dinihari Tadi di RSPAD Gatot Soebroto

Baca: Detik-detik Polantas Bripka Bram Merazia Ayah Mertua Sendiri Disaksikan Langsung Kasat Lantas

Untuk diketahui, sebelumnya Misran dan anaknya Syahdan diserang buaya saat akan mengambil jebakan ikan pada Jumat (6/9/2019) sekitar pukul 19.00 WIB.

Saat itu, Misran terjatuh dari sampan dan sempat diterkam buaya lalu dibawa masuk ke dalam air.

Misran akhirnya berhasil melepaskan diri dan timbul di tepi sungai. Anaknya Syahdan berhasil menarik korban dan langsung dilarikan ke Mantri Desa untuk mendapatkan perobatan.

Buaya Penunggu Sungai Simangalam Robek Perut, Dada dan Punggung Pencari Ikan hingga Hancurkan Sampan

Buaya Penunggu Sungai Simangalam Robek Perut, Dada dan Punggung Pencari Ikan hingga Hancurkan Sampan.

Seorang warga pencari ikan diterkam buaya saat mencari ikan di Sungai Simangalam, Kecamatan Kualuh Selatan, Kabupaten Labuhan Batu Utara (Labura), Sumut, Jumat (6/9/2019) kemarin.

 

Akibat kejadian itu, korban bernama Misran (56) mengalami luka di bagian perut, dada dan punggung. Sedangkan sampan yang digunakannya hancur.

Informasi yang dihimpun, peristiwa nahas itu, bermula saat Misran sedang mengecek perangkap ikan di Sungai Simangalam sekitar pukul 06.30 WIB.

Korban datang menggunakan sampan kecil. Nahas, saat sedang memilih ikan yang berhasil ditangkap tiba-tiba seekor buaya menyerang perahunya hingga karam.

“Saat hendak berenang ke darat untuk menyelamatkan diri, buaya menyerangnya," kata Kepala Desa Simanggalam, A Marpaung, Senin (9/9/2019).

Baca: Eks Striker Terkenal Timnas Budi Sudarsono Kini Dagang Sepatu Bekas, Sebut yang Penting Halal

Baca: BMKG Beri Peringatan Dini - Wanti-wanti Gelombang Tinggi Perairan Indonesia 9-11 September

Baca: Viral Curhatan Ayah dari Anak yang Namanya Diprotes Artis Franda: Serendah Apa Anak Kami

"Korban mengalami luka di bagian perut, dada dan punggung akibat terkaman buaya tersebut," sambungnya.

Setelah itu, warga yang mengetahui Misran terluka, segera membawanya ke rumah sakit, terdekat untuk mendapatkan pertolongan.

“Saat ini bapak itu, sudah pulang ke rumah berobat jalan,” ujar Marpaung.

Baca: Peringati Hari Lingkungan Hidup, Bupati Ashari: Pemkab Komit Kembangkan Unit Penanganan Sampah

Baca: Paspor Elektronik - 7 Langkah-langkah Membuat Paspor Elektronik, Mudah dan Pasti Tak Bikin Ribet

Baca: Maia Estianty Bocorkan Rahasia Kisah Cinta dengan Irwan Mussry, Penantian Panjang 10 Tahun

Marpaung menjelaskan bahwa sudah sejak lama buaya tersebut hidup di Sungai Simangalam. karenanya dia mengimbau kepada warga agar tetap berhati-hati dan menjauhi sungai untuk sementara waktu.

Baca: FITUR Kencan Facebook Mirip Tinder - Memungkinkan User Menyeleksi Calon Jodoh dengan Algoritma

Baca: Viral Pembunuhan Sadis imbas Cemburu Buta, Pengantin Baru Pria Dibacok di Depan Istri, Ini Pelakunya

Baca: Viral Curhatan Suami yang Berjuang Menghadapai Perangai Depresi Istri, Pernah Ditusuk Pakai Kunci

Dia juga berharap pemerintah dalam hal ini Balai Besar Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) segera bertindak cepat agar tidak ada lagi korban.

“Sudah lama buaya ada sungai itu, saya lupa sejak kapan. Mohon kepada pemerintah dan badan yang berwenang bisa memberikan solusi dan jalan keluar untuk menangkap buaya di Sungai Simanggalam ini,” jelas Marpaung.

Bayi 2 Tahun Jatuh ke Kandang Buaya Peliharaan Keluarga, yang Tinggal hanya Tengkorak! 

Seorang balita perempuan berusia 2 tahun diterkam hidup-hidup setelah jatuh ke kandang buaya milik keluarganya.

Balita bernama Rom Roath Neary tersebut tewas setelah dikuliti hidup-hidup hingga tersisa tengkoraknya saja.

Dilansir New York Post, ibu Neary, Nay Is (32) mengatakan, ia lali saat sibuk merawat bayinya yang baru lahir.

Berdasarkan keterangan ibu Neary, Neary berkeliaran jauh dari rumah di dekat Siem Reap pada Minggu (30/6/2019) pagi.

Setelah itu, Neary tidak terlihat lagi oleh orang tuanya.

Ayah Neary, Min Min (35), pulang ke rumah pukul sepuluh pagi.

Min Min segera mencari putrinya tersebut setelah menyadari tidak adanya keberadaan Neary di rumah.

Ketika mencari Neary, ia terkejut saat menemukan tengkorak putrinya sedang dikuliti buaya-buaya di kandang milik keluarga.

Kandang buaya milik keluarga Rom Roath Neary.

Kandang buaya milik keluarga Rom Roath Neary. Neary tewas dikuliti hidup-hidup oleh buaya hingga tersisa tengkoraknya saja. (Mirror/ViralPress)

Media setempat menunjukkan foto-foto mengerikan saat keluarga Neary menemukan gadis kecil tersebut.

Dalam foto tersebut, ibu Neary tampak menangis saat memegangi tengkorak sang anak di dadanya.

"Ayahnya hanya menemukan tengkorak anaknya di kandang buaya, tempat anaknya dimakan hewan tersebut," kata Kepala kepolisian Kamboja, Kapten Chem Chmnan.

Polisi setempat menjelaskan kronologi tewasnya Neary.

Polisi mengungkapkan, tulang-belulang Neary telah dibawa ke rumah bersama ibunya.

Sang Ibu histeris memeluk tulang tengkorak bayinya
Sang Ibu histeris memeluk tulang tengkorak bayinya (asia wire)

Waktu itu, ibunya baru saja melahirkan dan masih sibuk mengurus bayinya.

Lepas dari pengawasan ibunya, Neary keluar rumah dan pergi bermain di lahan sekitar kandang buaya.

Kandang buaya tersebut berada di belakang rumah mereka.

Polisi mengatakan, keluarga Neary baru-baru ini membangun kandang buaya berdinding beton dan berpagar setinggi 10 kaki.

Namun, anak-anak masih bisa lolos untuk masuk melalui celah pagar kandang tersebut.

Rom Roath Neary (2). Neary tewas dikuliti hidup-hidup oleh buaya saat dia jatuh di kandang buaya milik keluarganya.

Rom Roath Neary (2). Neary tewas dikuliti hidup-hidup oleh buaya saat dia jatuh di kandang buaya milik keluarganya. (Mirror/ViralPress)

Kepala polisi Siem Reap, Letnan Och Sophen mengutarakan, ibu Neary sedang "kehilangan pandangan" pada putrinya yang berusia 2 tahun itu.

"Saat ayahnya kembali ke rumah, dia tidak bisa menemukan putrinya. Dia hanya menemukan tengkorak anaknya di kandang buaya," tutur Letnan Och Sophen.

"Ayah Neary menemukan putrinya jatuh ke kandang buaya. Buaya-buaya di dalam situ membunuh anaknya. Yang tersisa hanya tengkorak Neary," imbuh Letnan Och Sophen.

Polisi setempat mengimbau agar keluarga lain lebih berhati-hati dalam mengawasi anaknya.

Hal itu supaya tidak ada kejadian serupa yang menimpa keluarga lain.

Polisi juga menyarankan agar keluarga yang memelihara hewan buas, seperti buaya, bisa mengkondisikan kandang hewan tersebut agar jauh dari jangkauan anak-anak.

(mak/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved