Sebanyak 55 Orang yang Melakukan Pungutan Liar/Aksi Premanisme di Tanah Abang dan Senen Ditangkap
55 orang preman yang diduga telah melakukan pungutan liar (pungli) di Pasar Tanah Abang ditangkap
Tak hanya sopir, para pengunjung mendatangi Tanah Abang, juga dimintai uang oleh para preman di kawasan tersebut.
Dalam video tersebut, nampak sebuah mobil GrandMax sedang dihadang oleh para sekumpulan pemuda untuk meminta uang.
Tak hanya mobil GranMax yang dihadang, para pengguna yang melewati Tanah Abang juga dihentikan untuk menyelesaikan aksi mereka.
Di arah belakang juga terlihat ada sebuah mobil pikap sedang dihentikan paksa oleh para pemuda tersebut untuk meminta uang.
"Inilah Tanah Abang," ujar seorang pria yang merekam momen pemalakan tersebut.
Pada akun @itemkuitemic ini, juga menuliskan sebuah keterangan sebagai berikut:
"TANAH ABANG NOW! Preman bebas malakin sopir di pengkolan. Bravo gubernur @aniesbaswedan CC @MartoArt @agama_nusantara @WagimanDeep @TMCPoldaMetro @DivHumas_Polri @jokoanwar"
Saat dimintai keterangan, Kapolsek Metro Tanah Abang, AKBP Lukman Cahyono mengatakan jika tindakan pemalakan di Pasar Blok F Tanah Abang disebut akan menolak jika diberi uang hanya uang receh pecahan Rp 500 atau Rp 1000.
"Ketika dikasih Rp 500 mereka minta lebih, mereka minta Rp 2.000. Di sini ada tindak pemerasan," kata Kapolsek Metro Tanah Abang AKBP Lukman Cahyono, seperti yang dikutip dari Kompas.com.
Jika ada mobil yang tidak memberikan uang kepada para pemuda tersebut, mereka tidak segan-segan menggedor atau menghadang mobil tersebut.
"Kalau tidak dikasih, mereka gedor-gedor mobil dan minta paksa. Dari aksi itu, sopir bisa keluar Rp 20.000 hingga Rp 25.000 dalam sehari," kata Lukman.
Kemudian, Lukman pun membeberkan modus para pelaku pemalakan di Pasar Blok F Tanah Abang ini.
Menurut Lukman, biasanya para pelaku seolah menjadi juru parkir bagi para pedagang dan pembeli di Pasar Tasik.
Pasar yang dibuka setiap Senin dan Kamis ini selalu penuh oleh pembeli yang berasal dari wilayah sekitar Jakarta, seperti Bogor, Depok, dan Tangerang.
"Jadi modusnya mereka ini menunggu para pedagang Tasik yang keluar dari Blok F. Memang setiap hari Senin dan Kamis para pedagang dari Tasik ini berjualan. Mereka sengaja melakukan modus mengatur lalu lintas, tetapi dengan meminta imbalan," kata Lukman.