Irjen Paulus Waterpauw Ungkap Dalang Eksodus Ribuan Mahasiswa Papua, yang Tak Ikut Diintimidasi
Gubernur Papua Lukas Enembe sebelumnya menjelaskan total ada 13.542 mahasiswa asal Papua yang tersebar di seluruh Indonesia.
Dugaan itu terungkap dan diperkuat dari hasil kunjungannya ke Malang guna memantau aksi demo memperingati perjanjian New York tanggal 15 Agustus lalu yang tidak mendapat izin dari Kapolres Malang karena mereka tidak bisa memberitahukan siapa penanggung jawab aksi dan berapa nomor teleponnya.
''Walaupun tidak mendapat izin mereka tetap melakukan aksi dengan turun ke jalan sehingga sempat memacetkan arus lalu lintas hingga menyebabkan warga Malang marah hingga polisi harus membubarkan secara paksa,'' Irjen Pol Waterpauw dilansir Antara di Jayapura, Senin.
Ia mengatakan aksi tersebut berhasil dibubarkan dan beberapa mahasiswa terluka namun mereka enggan untuk diobati di Polres Malang.
Keesokkan harinya, tanggal 16 Agustus terjadi aksi di asrama Kamasan Surabaya dimana bendera yang dipasang RW setempat dibuang hingga memunculkan reaksi yang dibalas dengan aksi demo di berbagai kota di Papua dan Papua Barat.
Untuk mendukung aksi mereka maka KNPB yang juga merupakan mahasiswa senior melakukan intimidasi hingga menyebabkan pulangnya ribuan mahasiswa karena takut akan intimidasi yang mereka lakukan.
''Pada umumnya mahasiswa yang menjadi anggota KNPB lah yang sering kali melakukan intimidasi hingga membuat mahasiswa lainnya ketakutan,'' ujar Waterpauw yang mengaku sempat melihat anggota KNPB yang berseragam loreng-loreng berjaga di depan asrama Kamasan, Surabaya.
Baca: Pemprov Riau Tolak Bantuan 65 Orang Satgas Penanganan Karhutla yang Dikirim Anies Baswedan
Baca: Presiden Putin, Erdogan, dan Rouhani Peringatkan Arab Saudi, Drone Serang Pabrik Minyak Arab Saudi
Ia mengatakan agar insiden serupa tidak terulang, harus dilakukannya penertiban di asrama terutama bagi mereka yang menjadi mahasiswa abadi dan sering kali mengganggu atau mengancam mahasiswa baru.
Selain itu untuk membuat mahasiswa mau membaur dengan masyarakat di lingkungan sekitarnya, mereka tidak lagi tinggal di asrama melainkan di kost yang ada penanggung jawabnya terhadap para mahasiswa, kata mantan Kapolda Papua Barat, Papua dan Sumatera Utara seraya mengaku, pada zamannya asrama Kamasan menjadi tempat berkumpul dan melakukan aktifitas baik itu sosial maupun keagamaan.
Disamping itu perlu adanya kerja sama dengan pemda setempat dimana mahasiswa asal Papua belajar sehingga mahasiswa benar-benar dapat membaur dengan warga di sekitarnya, harap Irjen Pol Waterpauw.
Sebelumnya tim gabungan TNI -Polri sudah menciduk Ketua Komite Nasional Papua Barat (KNPB) Wilayah Mimika, Steven Itlay.
Tersangka Steven Itlay diduga terlibat dalam aksi protes berujung kerusuhan di Kota Jayapura, Papua.
Kapolda Papua Irjen Rudolf A Rodja mengatakan, peran Steven dianggap cukup penting pada kerusuhan 29 Agustus lalu.
Ia dianggap membantu Agus Kosay, Ketua KNPB mengecek kesiapan KNPB wilayah.
Baca: RICUH - Aksi Unjuk Rasa Ribuan Mahasiswa di Kantor Gubernur Riau, Setidaknya 10 Polisi Luka-luka
Baca: Mengaku Ingin Suasana Baru Bersama Suami Baru, Muzdalifah Rela Jual Rumah Mewah Peninggalan Suami
Pada aksi di Jayapura, Steven ditenggarai berperan juga untuk memobilisasi massa dari Sentani dan mengirim instruksi dari Agus Kosay kepada seluruh pimpinan KNPB wilayah.
"Yang bersangkutan sedang diperiksa," ujar Rudolf kepada Kompas.com melalui pesan singkat, Kamis (12/9/2019).