Breaking News

TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran

TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran

Editor: Salomo Tarigan
TRIBUNNEWS/RINA AYU
TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran 

TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran

TRIBUN-MEDAN.COM -

TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran

//

Gedung Merah Putih yang merupakan markas Komisi Pemberantasan Korupsi didatangi demonstran dari sejumlah kelompok masyarakat sejak Senin (16/9/2019) siang hingga Senin sore.

Baca: TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran

Massa yang umumnya berusia muda itu meneriakkan aspirasi serupa, yaitu meminta para pimpinan KPK, terutama Agus Rahardjo, Laode M Syarif, dan Saut Situmorang, mundur atau dipecat dari jabatannya.

"Kami juga meminta presiden memecat lima komisioner yang lama atas tindakan mereka yang membuat gaduh atau yang dikatakan agitasi propaganda sehingga terjadi konflik antara lembaga KPK dengan pemerintah dan DPR," kata orator dengan lantang.

Namun, tak semua demonstran memahami tuntutan tersebut.

Bahkan, ada demonstran yang tak mengenal nama-nama pimpinan KPK.

Baca: 15 JADWAL PENERBANGAN Garuda Dibatalkan Hari Ini dan Besok, Termasuk Rute Pengalihan ke Kalimantan

Yanti, salah seorang demonstran, seolah bisu saat ditanya siapa nama pimpinan KPK.

"Enggak tahu siapa," kata Yanti ketika ditanya saat mengikuti aksi.  

Yanti juga tak menjawab panjang lebar saat ditanya mengenai tuntutan unjuk rasa.

Ia juga mengelak saat ditanya apakah mendapat imbalan untuk mengikuti aksi tersebut.

"Saya juga enggak tahu, saya diajak saja. Enggak ada, enggak ada (imbalan)," ujar dia sambil malu-malu.

Sobirin, salah seorang demonstran lainnya, juga tak paham betul terkait hal-hal yang disuarakan orator dari atas mobil komando.

"Penurunan ini saja, penggantian, saya tahu dari media sosial," kata Sobirin.

Saat ditanya lebih lanjut mengenai tujuan aksi tersebut, Sobirin meminta awak media bertanya kepada panitia.

"Tanya korlapnya saja lebih jelas, tanya korlapnya," kata dia.

 Jawaban serupa disampaikan Wati, demonstran yang datang dari Johar Baru, Jakarta Pusat. Ia mengaku hanya ikut-ikutan menjadi peserta unjuk rasa.

"Enggak tahu (tujuan unjuk rasa), hanya ikut saja, enggak tahu," kata dia.

Sementara itu, seorang demonstran lain yang bernama Ken dari Aliansi Relawan Jokowi mengakui ada uang pecahan Rp 50.000 yang dibagi-bagikan kepada demonstran.

Ken mengatakan, pembagian uang itu merupakan simbol dari nazar salah satu kelompok yang mengikuti aksi.

Ken enggan ikut-ikutan menerima uang tersebut.

"Nazar kalau Novel Baswedan ini ditangkap," kata dia.

"Makanya ngeri juga saya. Makanya saya di sini tadi, orang kalau dikasih uang kan tahu sendiri," kata Ken yang datang dari kawasan Harmoni, Jakarta Pusat.

Baca: MOTOGP - Jelang MotoGP Aragon, Jorge Lorenzo gak Muluk-muluk Seusai Hasil Buruk di Sirkuit Misano

Ken menuntut Novel ditangkap karena dianggap telah mengkhianati Jokowi dengan mengkritik Jokowi soal revisi Undang-Undang KPK.

"Dia kan sudah banyak dibantuin Pak Jokowi, tapi kenapa dia kok malah menjelekkan Pak Jokowi, kan aneh kesannya," ujar Ken lagi.

Karangan bunga terpampang di depan Gedung KPK, Jumat (6/9/2019), berisi sindiran dan kata-kata penyemangat pemberantasan korupsi, terkait isu revisi UU KPK.
Karangan bunga terpampang di depan Gedung KPK, Jumat (6/9/2019), berisi sindiran dan kata-kata penyemangat pemberantasan korupsi, terkait isu revisi UU KPK. (TRIBUNNEWS/ILHAM RIAN PRATAMA)

Berdasarkan pantauan Kompas.com, jumlah demonstran hari ini lebih banyak dari hari-hari biasanya.

Kelompok-kelompok peserta aksi pun datang bergantian ke depan Gedung KPK menggunakan Metromini dan Kopaja.

Kendati demikian, tak semua demonstran merapat ke mobil komando yang diparkir tepat di depan Gedung Merah Putih KPK.

Baca: Whatsapp Terbaru: Cara Menyembunyikan Status Whatsapp (WA),Cara Membaca Pesan Seseorang Gak Ketahuan

Tak sedikit demonstran yang justru memilih duduk-duduk di bawah pohon sambil melepas dahaga mereka.

Para demonstran tampak membawa sejumlah atribut seperti spanduk, poster, dan bendera merah putih.

Spanduk dan poster yang mereka bawa umumnya menyuarakan dukungan terhadap revisi UU KPK, dukungan terhadap lima pimpinan KPK yang baru, serta desakan bagi pimpinan KPK yang ada untuk mundur.

Baca: 15 JADWAL PENERBANGAN Garuda Dibatalkan Hari Ini dan Besok, Termasuk Rute Pengalihan ke Kalimantan

Baca: Viral Ledakan POM Mini dan Motor hingga Api Menyambar Rumah, Ponsel Ternyata Disimpan di Jok Motor

Aksi unjuk rasa yang berlangsung hari ini terlihat semarak lantaran ada beberapa peserta aksi yang datang mengenakan seragam sekolah dasar serta pakaian adat nusantara.

Adapun situasi unjuk rasa terpantau kondusif hingga bubar pada Senin sore. Jumlah aparat kepolisian yang berjaga pun tampak lebih banyak selepas unjuk rasa yang berujung pada kericuhan pekan lalu.

DEMO KPK, Pengakuan Pendemo Dibayar Rp 50 Ribu Dukung Revisi UU KPK, Remaja dan Anak-anak Terlibat

TRIBUN-MEDAN.COM - DEMO KPK, Pengakuan Pendemo Dibayar Rp 50 Ribu Dukung Revisi UU KPK, Remaja dan Anak-anak Terlibat.

//

REMAJA berinisial A (15) datang ke Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (14/9/2019) sore.

Baca: WHATSAPP TERBARU: 5 Fitur di Whatsapp tapi Jarang Diketahui Manfaatnya, Mudah Cari Pesan Penting

Pelajar ini terlihat bersama gerombolan seusianya, duduk di trotoar depan KPK bersama massa dari kelompok Corong.

Baca: WHATSAPP TERBARU: 5 Fitur di Whatsapp tapi Jarang Diketahui Manfaatnya, Mudah Cari Pesan Penting

Saat ditanya, A mengaku ikut aksi ini karena diajak oleh seorang temannya yang sama-sama dari Kampung Pulo, Jakarta Timur.

"Iya ikut ini, dijanjiin dibayar Gocap (Rp 50 ribu) setelah bubar," akunya.

Dirinya mengaku tak begitu memahami apa yang disampaikan oleh massa.

"Ya gitu aja dukung Jokowi revisi UU," ucapnya.

Baca: Muncul Pengakuan Veronica Koman, Ngaku Kerap Diintimidasi, Jelaskan Rekening dan Laporan Beasiswa

Remaja lain dari kelompok massa lainnya yang ditanya, juga enggan menjawab pertanyaan yang sama.

Mereka hanya menjawab diajak oleh orang dewasa dalam aksi hari ini.

Namun dari sejumlah informasi di lapangan, massa dibayar bervariasi mulai dari Rp 50 ribu hingga Rp 300 ribu.

Baca: 5 Ciri Obat Kedaluwarsa Jarang Diketahui dan Diperhatikan Konsumen, Pastikan Obat Aman Diminum!

Tribunnews.com pun mencoba menanyakan hal itu pada seorang koordinator lapangan yang mengaku dari Jakarta Pusat.

Perempuan berinisial T ini membantah massa yang datang dibayar.

"Saya datang ke sini karena benar-benar dari membela Jokowi sejak dulu saya bagian Seknas Jokowi."

Baca: Viral Ledakan POM Mini dan Motor hingga Api Menyambar Rumah, Ponsel Ternyata Disimpan di Jok Motor

Baca: JADWAL & Link Live Streaming Dortmund vs Barcelona, Jadwal Liga Champions: Chelsea vs Valencia

"Saya enggak tahu kalau mereka ini dibayar, enggak tahu, beda tempat," ucapnya.

Pantauan Tribunews.com, selain para remaja, sejumlah anak-anak juga ikut terlibat dalam aksi mendukung revisi Undang-undang KPK usulan DPR.

Mereka juga menuntut pembubaran Wadah Pegawai KPK, serta meminta Presiden jokowi segera melantik komisioner KPK periode 2019-2023.

Baca: JOKOWI - Muncul Desakan, Jokowi Diminta Stop Bahas Revisi UU KPK, Tarik Kembali Surat Presiden

Menurut Pasal 87 UU 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, anak-anak dilarang terlibat unjuk rasa.

Sejak Sabtu siang hingga petang, setidaknya ada 10 organisasi masyarakat yang bergantian berorasi di depan Gedung Merah Putih KPK.

Massa pertama yang hadir sekitar pukul 14.45 WIB adalah Aliansi Rakyat Lawan Korupsi, bersamaan Solidaritas Pemuda Nasionalis (SOPAN) Himpunan Aktivis Millenial Indonesia, maupun Corong.

Baca: GERAK CEPAT Jokowi Setujui Revisi UU KPK, Pengamat Nilai Presiden Mulai tak Berdaya karena Parpol

Kemudian dilanjutkan dengan Aliansi Masyarakat untuk Perbaikan KPK yang membawahi massa yang mengatasnamakan Srikandi Millenial.

Lalu, Masyarakat Penegak Demokrasi (MPD), dan Jaringan Masyarakat Sipil Jayakarta (JAM-Jaya).

Massa yang hadir membawa mobil komando ini secara bergantian memberikan orasinya.

Baca: Bocoran Spesifikasi Oppo A9 2020 Dikabarkan Diluncurkan Bulan September Ini, Fitur Utama 4 Kamera

Meski dari massa yang berbeda, tuntuan massa hampir serupa, yakni memecat lima komisioner periode 2015-2019 dan memecat pegawai KPK.

Juga, meminta Presiden segera melantik komisioner baru, serta mendukung revisi UU KPK.

Aksi massa ini sempat diwarnai pembakaran poster dan spanduk.

Baca: 5 Ciri Obat Kedaluwarsa Jarang Diketahui dan Diperhatikan Konsumen, Pastikan Obat Aman Diminum!

Massa yang hadir terlihat membawa spanduk, poster, yang bertuliskan dukungan untuk Jokowi serta puluhan bendera merah putih yang dikibarkan.

Ada pula yang mengenakan kostum ala menari maupun menggelar aksi teatrikal.

Massa membubarkan diri menjelang Magrib atau sekitar pukul 17.50 WIB.

Baca: GERAK CEPAT Jokowi Setujui Revisi UU KPK, Pengamat Nilai Presiden Mulai tak Berdaya karena Parpol

Ratusan aparat kepolisian masih disiagakan menjaga gedung yang terletak di daerah Kuningan, Jakarta Selatan itu.

Kapolres Jakarta Selatan Kombes Bastoni Purnama mengatakan, untuk mengawal aksi hari ini, pihaknya menurunkan 400 personel, dan khusus malam ini disiagakan 100 personel.

"Untuk unjuk rasa ini kita menurunkan sekitar 400 personel. Selanjutnya, malam nanti, ada 100 personel untuk mengamankan, dan seterusnya."

Baca: 5 Ciri Obat Kedaluwarsa Jarang Diketahui dan Diperhatikan Konsumen, Pastikan Obat Aman Diminum!

Baca: WHATSAPP TERBARU: 5 Fitur di Whatsapp tapi Jarang Diketahui Manfaatnya, Mudah Cari Pesan Penting

"Ketika ada aksi unjuk rasa, kita akan menurunkan personel sesuai dengan jumlah massa yang ada," ujar Bustoni, ditemui di Gedung KPK.

Ia mengaku belum mengetahui apakah masih ada aksi massa yang dilakukan pada Minggu (15/9/2019) besok ataupun Senin (16/9/2019) lusa.

Bastoni mengimbau agar tak melakukan aksi pada hari libur, di mana dapat mengganggu kegiatan masyarakat seperti car free day.

"Kalau untuk Minggu atau Senin, belum ya. Mungkin nanti malam baru ada pemberitahuan."

"Mudah-mudahan tidak ada karena besok ada car free day, sehingga dapat mengganggu kegiatan masyarakat yang car free day," ucapnya.

 Baca: KPK TERKINI: Pengamat Ray Rangkuti Bilang KPK Lama Tinggal Kenangan Manis, Kini KPK Pura-pura

Baca: 15 JADWAL PENERBANGAN Garuda Dibatalkan Hari Ini dan Besok, Termasuk Rute Pengalihan ke Kalimantan

Baca: KPK TERKINI - Tanggapan Pakar Hukum Pidana: Jangan hanya KPK Diobok-obok Kewenangannya, Alasannya

Artikel ini telah tayang di wartakota.tribunnews.com dan Kompas.com:  "Pengakuan Demonstran di Depan KPK, Tak Tahu Siapa Pimpinan KPK dan Akui Ada Bagi-bagi Uang",

TERUNGKAP Fakta Demo KPK dari Anak-anak, Gak Tau Siapa Pimpinan KPK hingga Pendemo Bayaran

Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved