Heboh Demo Bertajuk Gejayan Memanggil di Medsos, Para Rektor Yogyakarta Langsung Bereaksi
Heboh Demo Bertajuk Gejayan Memanggil di Medsos, Para Rektor Yogyakarta Langsung Bereaksi
Menjelang sore hari mereka ingin bergerak menuju kampus UGM untuk menggabungkan diri melakukan unjuk rasa di sana.
Ternyata aparat keamanan tidak mengizinkan dan berhadap-hadapan dengan mahasiswa yang bergabung dengan masyarakat.
Bentrokan meletus sekitar pukul 17.00 WIB.
Ratusan petugas keamanan membubarkan secara paksa dengan melakukan penyerbuan yang dibuka oleh panser penyemprot air dan tembakan gas air mata terhadap pengunjuk rasa di depan Hotel Radison yang terletak di pertigaan antara Jl Gejayan dan Jl Kolombo.
Mahasiswa dan masyarakat melawan aparat dengan batu, petasan dan bahkan bom molotov pada sore itu di sekitar Jalan Gejayan, yang membentang dari perempatan Jalan Padjajaran (Ring Road Utara) hingga perempatan Jalan Adi Sutjipto dan Jalan Urip Sumoharjo.
Tempat ini menjadi ajang pertarungan antara pengunjuk rasa dengan aparat yang mencegah mereka bergabung ke UGM.
Aparat secara membabi buta memukuli setiap orang yang ada di lokasi, termasuk pedagang kaki lima dan penduduk setempat.
Baca: Kader Gerindra Demo Mulan Jameela, Sindir Dulu Pelakor, Sekarang Perekor Rebutan Kursi DPR
Selama bentrokan berlangsung aparat melakukan pengejaran terhadap mahasiswa hingga memasuki kompleks kampus Sanata Dharma dan IKIP Negeri, sejumlah fasilitas kampus rusak saat petugas memasuki kompleks kampus.
Ketegangan ini terus berlangsung hingga malam harinya. Suasana mencekam dan letusan senjata api masih terdengar hingga pukul 22.00.
Sejumlah orang masih berlarian menyelamatkan diri, dan sebagian yang lain masih tertahan dalam kepungan polisi dan tentara.
Massa yang terkepung ini diisolir secara ketat, dengan menutup jalan-jalan yang menuju lokasi. Pukul 00.15 WIB, sebuah kendaraan panser kembali menyerbu massa dengan menembakkan gas air mata.
Massa mencoba membakar panser tersebut, tetapi gagal. Api hanya terlihat menyala sebentar, kemudian padam kembali.
Sekitar pukul 21.30 WIB, para mahasiswa sedang berada di posko PMI di Sanata Dharma, menyaksikan orang berlarian dikejar aparat keamanan dan mendengar suara orang mengaduh di lokasi yang berjarak sekitar 50 meter dari Posko PMI tersebut.
Setengah jam kemudian, ketika suasana sudah tenang kembali, petugas PMI mendatangi lokasi orang mengaduh tadi, dan mendapati seseorang sedang sekarat di jalan.
Ia tidak lagi bicara, tangannya patah menelikung ke belakang. Dan kepalanya sudah tak berbentuk. Dari telinga dan hidungnya darah segar terus menerus mengalir.
Ketika dibawa ke rumah sakit Panti Rapih, ia tewas dalam perjalanan. Dari identitas di dalam dompetnya, diketahui ia adalah Moses Gatutkaca.
Untuk mengenang Peristiwa Gejayan, Jalan Kolombo di sebelah Univeritas Sanata Dharma diubah menjadi Jalan Moses Gatutkaca. Nama jalan untuk mengenang pahlawan Reformasi yang mungkin masih terlupakan.(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunjogja.com dengan judul Pernyataan Para Rektor, dari UGM, Sanata Dharma dan UIN Soal Demo Gejayan Memanggil