Buntut Mahasiswa FK USU Meninggal Diduga karena Difteri, 10 Mahasiswa Lain Diperiksa Kesehatannya

FK USU mengumpulkan mahasiswa satu angkatan dari Nurul Arifah Ahmad Ali dan sudah menjelaskan tentang apa saja yang harus dilakukan.

Penulis: Ayu Prasandi |
usu.ac.id
Fakultas Kedokteran USU 

TRIBUN-MEDAN.com- Sebanyak sepuluh orang mahasiswa Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Sumatera Utara (USU) menjalani pemeriksaan dan pengobatan secara intensif, pasca-meninggalnya seorang mahasiswi, yaitu Nurul Arifah Ahmad Ali yang diduga karena difteri.

Dekan Fakultas Kedokteran USU, Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe mengatakan, perawatan dilakukan kepada sepuluh mahasiswa dan mahasiswi tersebut karena dicurigai mengalami penyakit yang sama dengan Nurul Arifah Ahmad Ali.

“Kemarin kami mendapatkan informasi dan laporan bahwa ada sepuluh orang yang merasa demam-demam dan merasa khawatir ada indikasi terpapar maka langsung dilakukan pengobatan ke RS Adam Malik,” ujarnya, Selasa (24/9/2019).

Ia menjelaskan, akan tetapi dari sepuluh mahasiswa yang dilakukan perawatan dan pengobatan, ada dua mahasiswa yang kemudian harus mendapatkan perawatan intensif bahkan harus dilakukan rawat inap untuk pemeriksaan.

Baca: Dinkes Sumut Tetapkan Status Kejadian Luar Biasa Difteri di Fakultas Kedokteran USU

Baca: Togu Simorangkir Panik, Difteri Serang Kerongkongan Anaknya

“Jadi ada dua mahasiswi FK yang juga berasal dari Malaysia yang keduanya dicurigai dan kemudian dilakukan perawatan untuk mengetahui apakah keduanya juga terkena difteri,” jelasnya.

Ia menerangkan, kedua mahasiswi ini merupakan rekan satu kos dari Nurul Arifah Ahmad Ali. Dan keduanyalah yang merawat Nurul Arifah Ahmad Ali sejak awal sakit.

“Karena ada hal yang mencurigakan, oleh karena itu untuk amannya keduanya kami bawa ke Rumah Sakit H Adam Malik dan saat ini masih menunggu hasil dari pemeriksaan,” terangnya.

Ia mengungkapkan, USU sudah menghubungi dokter yang menangani Nurul Arifah Ahmad Ali dan hingga saat ini memang masih menunggu hasil pemeriksaan dari Jakarta.

“Secara klinis gejala difteri, dan kami sudah koordinasi dengan Dinkes Sumut dan Dinkes Medan. Untuk hasil pemeriksaan Nurul sudah dibawa ke Jakarta sejak tanggal 20 September dan diharapkan di tanggal 27 September sudah tahu hasilnya apakah benar difteri atau bukan,” ungkapnya.

Ia menuturkan, FK USU juga sudah mengumpulkan mahasiswa satu angkatan dari Nurul Arifah Ahmad Ali dan sudah menjelaskan tentang apa saja yang harus dilakukan mulai dari menjaga kesehatan diri masing-masing dan jika mengenali gejalanya harus langsung melaporkan.

“Kami sudah konsultasi dengan Dinkes Sumut dan Dinkes Medan untuk penanganan selanjutnya dan hingga saat ini belum terlalu diperlukan untuk penanganan tambahan serta terus memantau dan menunggu arahan,” tuturnya.

Penyakit yang Dianggap Sudah Tak Ada

Rektor USU Prof Runtung Sitepu mengatakan, untuk mengetahui apakah benar mahasiswinya terkena difteri masih terus menunggu informasi dan hasil dari Jakarta.

“Saya mengetahui adanya mahasiswi FK USU yang dirawat di rumah sakit diduga karena difteri kemarin siang dari dekan FK bahwa ada seorang mahasiswi USU yang berasal dari Malaysia meninggal dunia dimana semula ia diopname di RS USU,” tuturnya.

Ia menjelaskan, setelah dirujuk setelah dirawat di RS USU karena terindikasi terjangkit difteri kemudian dirujuk ke RS H Adam Malik. Setelah dirujuk kesana untuk positif atau tidak difteri belum diketahui karena hasilnya belum keluar.

“Dinas kesehatan mengatakan ada tujuh hari untuk mengetahui apakah positif difteri atau tidak tetapi musyawarah dengan keluarga, tindakan yang dilakukan adalah dengan meruah pernafasan dari leher, tetapi sebelum tindakan dilakukan si mahasiswi tersebut meninggal dunia,” jelasnya.

Ia mengungkapkan, meninggalnya mahasiswi FK tersebut tentunya merupakan musibah bagi keluarga besar USU dan merupakan kejadian luar biasa karena difteri merupakan penyakit yang dianggap sudah tidak ada lagi.

“Sudah langsung berkoordinasi dengan Dinkes Sumut dan juga Dinkes Medan. Kemarin sore kami rapat membahas bagaimana penanganannya yang kami dapat kemarin, sebanyak 260 mahasiswa yang memungkinkan ada kontak dengan korban ini dilakukan imunisasi,” ungkapnya.

Ia mengatakan, mahasiswa dan mahasiswi yang kontak langsung akan dilakukan imunisasi dan pemberian obat selama seminggu berturut-turut dan sudah berjalan.

“Semua biaya dibebankan ke Dinkes Sumut dan Dinkes Medan sehingga USU membantu dari segi teknis yaitu membantu tenaga medis nya dan untuk obat-obatan disediakan dinkes,” katanya.

Ia menambahkan, untuk sementara ini USU masih akan menunggu instruksi dari dinkes karena yang mengetahui benar bagaimana dampak secara meluas. Kalau dinkes mengatakan untuk mahasiswa USU harus menggunakan masker maka akan disediakan. (pra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved