Wawancara Khusus

Eric Thohir: Banyak Tokoh yang Lebih Cocok Jadi Menpora

Benar kah ia sudah ditawarkan Presiden Jokowi untuk memilih menjadi Menteri BUMN atau Menpora?

Tribunnews/Herudin
Pengusaha Erick Thohir saat diwawancara secara khusus oleh Tribunnews, di Jakarta, Senin (30/9/2019). Wawancara tersebut seputar aktivitas Erick Thohir saat ini dan juga isu dirinya yang dicalonkan menjadi menteri di kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) periode kedua. 

TRIBUN-MEDAN.com-Setelah sukses memimpin Panitia Nasional Penyelenggaraan Asian Games 2018 Indonesia (INASGOC) di Jakarta dan Palembang, pebisnis Erick Thohir kembali mencetak sejarah dalam membantu kemenangan pasangan Capres-Cawapres Joko Widodo-Ma'ruf Amin pada Pilpres 2019.

SEJAK didapuk menjadi Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma'ruf pada Juli 2018, Erick memimpin tim peramu strategi untuk membantu pemenangan sang capres petahana. Alhasil, pasangan Jokowi-Ma'ruf, yang diusung PDIP, Golkar, PKB, NasDem, Hanura, PSI, PKPI, PPP, dan PBB, mampu memenangkan Pilpres 2019 dengan perolehan 85.607.362 atau 55,50 persen suara sah sebagaimana penetapan KPU pada 21 Mei 2019.

Sementara, sang rival, pasangan Capres-Cawapres Prabowo Subianto-Sandiga Uno memperoleh 68.650.239 atau 44,50 persen suara sah.

Masa tugas Erick memimpin TKN Jokowi-Ma'ruf berakhir setelah tim itu dibubarkan pada 26 Juli 2019. Namun, dengan faktor kontribusi dalam pemenangan, pengalaman bisnis di bidang olahraga serta jejaring bisnisnya, nama Erick masuk dalam calon Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).

Lalu, ke mana langkah sang konduktor pemenangan Jokowi-Ma'ruf menapaki karier selanjutnya?
Tribun berkesempatan mewawancarai Erick Thohir di The Westin Jakarta, Senin (30/9).

Erick mengatakan, kembali ke dunia bisnis dan olahraga selepas pembubaran TKN Jokowi-Ma'ruf.

Ia mengaku lebih nyaman dengan dua bisnis yang telah digelutinya sejak lama itu. Ia tak berharap menjadi menpora. Apalagi, selain harus berpengalaman sesuai bidang tugasnya, menteri tersebut juga harus terhindar dari konflik kepentingan atau conflict of interest.

Selain soal kabar tawaran menjadi menteri, Erick selaku bagian dari TKN dan pebisnis juga memberi jawaban tentang pemindahan ibu kota negara RI dari Jakarta keluar Pulau Jawa yang pernah ia sampaikan kepada Presiden Jokowi.

Berikut petikan wawancara reporter Tribun, Dennis Destryawan, dengan Erick.

Awalnya, apa yang membuat Anda diajak bergabung dan bersedia bergabung ke TKN Jokowi-Ma'ruf?

Nomor satu, banyak pihak dan Beliau (Jokowi) sendiri melihat saya sebagai kandidat yang objektif. Saya tidak punya track record politik, saya bukan orang partai, saya tidak memihak siapa-siapa, tapi saya kenal semua. Saya kenal Sandi (Sandiaga Uno), saya kenal Pak Jokowi, saya kenal semua. Karena memang selama ini tidak terjebak di domain politik.

Tentu diharapkan dengan saya di situ, saya bisa me-manage kampanye secara profesional. Dan kebetulan alhamdulillah, memang Pak Jokowi kandidat yang masih sangat kuat.

Kemenangan 11 persen dalam demokrasi seperti hari ini, (biasanya) hanya rata-rata orang lima persen. Tapi, ini tinggi, berarti memang orangnya bagus.

Kesuksesan kemarin itu, bukan hanya jerih payah saya pribadi, tapi tentu semua bergerak. Ada namanya relawan, tokoh daerah, tokoh nasional, makanya kemenangannya double.

Apakah di dalam kampanye ada unsur-unsur yang bertolak belakang dengan Indonesia yang kita kenal? Ada.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved