Faisal Basri Mencecar Menteri Jokowi yang Tak Layak, Ignasius Jonan Paling Parah dan Wajib Diganti

Faisal Basri Mencecar Menteri Jokowi yang Tak Layak, Ignasius Jonan Paling Parah dan Wajib Diganti

KompasTV
Faisal Basri Blak-blakan soal Menteri Jokowi yang Wajib Diganti. (KompasTV) 

TRIBUN-MEDAN.com - Ekonom Senior Faisal Basri membeberkan sejumlah nama menteri Kabinet Jilid Kerja I yang tak layak dan harus diganti.

Dilansir oleh TribunWow.com dari tayangan KompasTV, Minggu (6/10/2019), Faisal Basri menyebut ada beberapa menteri yang menurutnya memiliki kinerja paling buruk, sehingga harus segera diganti.

Diketahui, dalam memilih menteri, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memiliki sejumlah kriteria.

Ekonom Senior Faisal Basri membeberkan sejumlah nama menteri Kabinet Jilid Kerja I yang tak layak dan harus diganti, Minggu (6/10/2019).
Ekonom Senior Faisal Basri membeberkan sejumlah nama menteri Kabinet Jilid Kerja I yang tak layak dan harus diganti, Minggu (6/10/2019). (KompasTV)

Di antaranya mampu mengeksekusi program, berani mengambil keputusan, dan memiliki integritas.

Oleh karena itu, Menteri ESDM Ignasius Jonan disebut satu di antara menteri yang wajib diganti.

"Kalau kita lihat dari prestasi, paling parah adalah menteri ESDM dan wakilnya (Arcandra Tahar)," ujar Faisal Basri.

"Karena kita lihat makin lama makin memburuk, iklim investasi makin enggak karu-karuan, KKN-nya makin merajalela, tidak jelas," sambungnya.

Ia juga menyebut proses-proses tender proyek di Kementerian ESDM banyak yang tidak terbuka.

"Anda mau bilang Pak Iganius Jonan harus pamitan?," tanya pembawa acara.

"Wajib diganti, bersama-sama dengan wakilnya," ujar Faisal Basri.

"Nah, wakilnya ini pembisik Pak Jokowi yang ngaco, yang membuat kebijakan-kebijakan jadi kacau gitu kan," imbuhnya.

"Anda melihat seperti itu?," tanya pembawa acara.

"Kacau sekali, terbukti gross split itu menurunkan jumlah ladang minyak yang memiliki keekonomian," jawab Faisal Basri.

Menurut Faisal Basri, apabila tidak diganti dan diteruskan seperti itu, maka krisis energi akan ada di depan mata.

"Diperkirakan kalau bisnis as usual, 2021 kita sudah defisit energi."

Halaman
1234
Sumber: TribunWow.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved