Jadi Role Model dengan Raih Penghargaan, RSUD Deliserdang Jadi Terbaik RS Tipe B

OPD di Kabupaten Deliserdang mendapat apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Pan RB)

Penulis: Indra Gunawan |
Istimewa
Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan dan beberapa pejabat di lingkungan Pemkab Deliserdang berfoto bersama setelah menerima penghargaan dari Kemenpan RB di Batam Kamis, (7/11/2019). 

TRIBUN-MEDAN.com - Tiga Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Kabupaten Deliserdang mendapat apresiasi dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Pan RB) terkait pelayanan yang diberikan kepada masyarakat.

Ketiga OPD itu masing-masing Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu (PMP2TSP), Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil serta RSUD Deliserdang.

Karena RSUD Deliserdang mendapat penghargaan role model dengan kriteria sangat baik, Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan pun dipanggil naik ke atas panggung untuk menerima piagam dari Menpan RB, Tjahjo Kumolo di hotel Aston Batam Kamis, (7/11/2019).

Direktur RSUD Deliserdang, dr Hanif Fahri SpKJ yang mendampingi Bupati menerima piagam penghargaan menjelaskan kriteria sangat baik bukanlah kriteria yang paling tertinggi.

Namun demikian untuk berada di kriteria ini juga sudah sangat sulit mendapatkannya.

Makanya untuk di Pulau Sumatera hanya Kabupaten Deliserdang satu-satunya rumah sakit tipe B yang bisa mendapatkannya.

" Kita dapat kriteria sangat baik. Ya memang untuk dapat kriteria itupun sulit karena satu-satunya di Sumut ya cuma kita. Bahkan satu-satunya di Pulau Sumatera yang rumah sakit tipe B dapat sangat baik kita. Saya ucapkan terimakasih lah sama masyarakat Deliserdang dan semua OPD lah,"kata dr Hanif melalui sambungan telpon Kamis, (7/11).

Hanif menambahkan penilaian evaluasi tiap tahun dilakukan oleh Kemenpan RB. Disebut kalau penilaian langsung dilakukan dengan meninjau ke lapangan dan ke pemakai pelayanan.

Dalam hal ini RSUD pun tidak mengetahui kapan dan bagaimana mereka melakukan survei karena dilakukan secara diam-diam.

" Tentunya yang dilihatnya indikator-indikator pelayanan yang menjadi patokan untuk penilaian. Ya seperti ada enggak untuk penyandang disabilitas, ada enggak kamar mandi untuk kebutuhan khusus, termasuk respon time, penanganan keluhan dan ada tidak pertemuan-pertemuan dengan publik. Kalau kita setahun dua kali kita lakukan dengan mengundang masyarakat sekitar rumah sakit dan pemakai rumah sakit,"kata Hanif.

Dengan dilakukannya hal seperti itu, lanjut Hanif masyarakat bisa menilai langsung dan mengkoreksi dan memberi masukan.

Terkait rencana kedepan, ia mengatakan memasang target untuk mendapatkan kriteria Prima sebagai kriteria tertinggi.

Disebut kriteria prima ini sudah mengarah ke digital dimana sebelum masuk hingga urusan pelayanan bisa diakses melalui digital.

" Jadi diatas kriteria sangat baik itu ada Prima. Sebelum masuk dan sampai ke rumah sakit sudah bisa tau dan daftar. Bisa dijemput atau tidak dan ada dokternya atau tidak. Bisa tau juga jam berapa dokternya datang, seperti itulah kalau sudah ke era digital. Kalau kita sih sekarang ini masih kalau mau daftar ya masih main telepon. Tapi intinya kita kejarlah target Prima itu walaupun untuk dapatkan kriteria sangat baik untuk tipe B ini juga memang sudah susah,"kata Hanif.

(dra/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved