News Video
Penampakan Bangkai Babi Ngambang di Sungai Babura, Warga Cium Aroma tak Sedap
Belasan bangkai babi mengapung terbawa aliran Sungai Babura di Jalan Dipanegara, Padang Bulan, Kota Medan, Jumat (8/11/2019)
Penulis: Muhammad Anil Rasyid | Editor: Hendrik Naipospos
TRIBUN-MEDAN.com - Belasan bangkai babi mengapung terbawa aliran Sungai Babura di Jalan Dipanegara, Padangbulan, Kota Medan, Jumat (8/11/2019).
Bangkai menyangkut di sela-sela ranting pohon dan membuat aroma yang tidak sedap disekitaran rumah warga.
"Dari semalam ada enam ekor, malam datang lagi. Baru tadi pagi ada tiga ekor yang sangkut. Tadi udah dianyutkan masyarakat lah. Sekitar 15 ekor lah. Besar-besar, ada juga yang kayak anakan gitu," ucap Siti.
Lanjut Siti, tentu dengan adanya bangkai babi ini membuat masyarakat sekitar resah.
"Ya kalo enggak dianyutkan sudah bauk, tambah bisa jadi penyakit lagi," ucap Siti.
Menurut dugaan masyarakat, bangkai babi ini berasal dari daerah Pancur Batu.
"Dengarnya dari Pancur pada mati. Maunya kalo ada bangkai gini, jangan lah dihanyutkan, maunya dikubur saja. Jangan dibuang ke sungai. Inikan pencemaran sungai," ucap Siti.
Sambung Siti, ini merupakan kejadian yang pertama kali terjadi di aliran Sungai Babura.
Edy keluarkan Pergub
Pemerintah provinsi Sumatera Utara (Sumut) akan mengeluarkan surat peraturan gubernur (Pergub) dalam penanganan hog cholera atau kolera babi yang wabahnya merebak hingga ke sebelas kabupaten.
Isi pergub itu salah satunya untuk mencegah orang membuang bangkai babi ke sungai.
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengatakannya kepada wartawan pada Kamis pagi tadi (7/11/2019).
Dijelaskannya, bantuan dari pemerintah pusat adalah pemberian vaksin dan juga ahli-ahlinya.
Serangan virus ini, kata dia sifatnya masih nasional, belum sampai internasional. Dikatakannya, hog cholera ini hanya menyerang pada babi. Virus dapat menular melalui angin.

Dikatakannya, populasi babi di Sumut tidak sebanyak yang diperkirakan.