Kapal Induk Rusia Terbakar, Hingga Korut Ancam Berikan 'Kado Natal', Ini Reaksi Amerika Serikat

Amerika Serikat (AS) memberikan peringatan setelah Korea Utara (Korut) berjanji bakal memberikan "hadiah Natal" tak menyenangkan.

Editor: AbdiTumanggor
popularmechanics.com
Korea Utara mengumumkan keberhasilannya meluncurkan rudal balistik Mususdan, pada Juni 2016. Rudal ini mencapai ketinggian 1.000 km. Keberhasilan ini terjadi pada uji coba ke enam. Musudan termasuk kelas intermediate range ballistic missile (IRBM), yang mampu mencapai target sejauh 2.500-4.000 km. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Amerika Serikat (AS)  memberikan peringatan setelah Korea Utara (Korut) berjanji bakal memberikan "hadiah Natal" tak menyenangkan.

Pernyataan "hadiah Natal" itu terjadi setelah diyakini, Korut frustrasi dengan tidak dicabutnya sanksi yang mereka terima.

Korea Utara pun mengucapkan ancaman itu seraya mendesak AS menawarkan konsesi baru paling lambat pada akhir tahun ini.

Di Dewan Keamanan PBB, Duta Besar AS Kelly Craft menuturkan, dia khawatir Pyongyang bakal menguji coba rudal balistik antar-benua.

Dilansir AFP Rabu (11/12/2019), senjata itu diduga bisa menghantam daratan utama AS sambil membawa hulu ledak nuklir.

"Uji coba rudal dan nuklir tak akan membawa keamanan bagi Republik Demokratik Rakyat Korea," ujar Craft, merujuk kepada nama resmi Korut.

Craft yakin, Pyongyang bisa meninggalkan segala kebijakan yang bersikap bermusuhan dan kemudian bekerja sama dengan Barat.

Tetapi, Craft menyiratkan adanya sanksi kepada Korut jika meneruskan ancamanya.

"Kami, di Dewan Keamanan PBB, harus segera bertindak," katanya.

Dia menuturkan, berbagai uji coba jarak pendek yang dilakukan Korut sebelumnya dianggapnya "sangat tidak produktif".

Craft menampik bakal memenuhi ultimatum Korut.

"Biar saya tegaskan. AS dan Dewan Keamanan berpatokan pada tujuan, bukan tenggat waktu," ujarnya.

Dia menekankan Washington bertujuan untuk mencapai tujuan mereka, melakukan denuklirisasi di Semenanjung Korea.

"Kami sudah bersiap untuk fleksibel dalam mempertimbangkan seperti apa pendekatan yang akan kami pakai," beber Craft.

Sejak pertemuan perdananya di Singapura Juni 2018, Presiden Donald Trump membanggakan relasinya dengan Pemimpin Korut Kim Jong Un.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved