Kapal Induk Rusia Terbakar, Hingga Korut Ancam Berikan 'Kado Natal', Ini Reaksi Amerika Serikat
Amerika Serikat (AS) memberikan peringatan setelah Korea Utara (Korut) berjanji bakal memberikan "hadiah Natal" tak menyenangkan.
Trump, yang memilih menghindari perang dengan Korut, sempat mengatakan dia bakal "terkejut" jika Pyongyang menunjukkan sikap bermusuhan.
Negara komunis itu sudah menunjukkan gelagat gusar sejak pertemuan kedua Trump dan Kim di Hanoi, Februari lalu, gagal.
Kedua perwakilan negara sempat bertemu di Stockholm Oktober untuk memulai pembicaraan level tinggi.
Namun Korut mengecam karena dianggap AS tak menawarkan apa pun.
Sinyal Craft untuk untuk memberikan sanksi nampaknya mendapat sikap kontra dari perwakilan China serta Rusia.
"Dewan Keamanan harus meninjau kembali sanksi untuk meringankan penderitaan rakyat Korut, dan menciptakan lingkungan untuk dialog," kata Duta Besar Zhang Jun.
Sementara Dubes Rusia Vassily Nebenzia mengecam AS yang masih memaksakan negosiasi, tapi tak menawarkan konsesi.
"Anda tentu tidak bisa mencapai sebuah kesepakatan jika Anda tidak menawarkan sebuah kesepakatan," kritik Nebenzia.
Jepang dan Korea Selatan mendukung Washington, dengan menyerukan supaya Korea Utara mematuhi Dewan Keamanan PBB.
Begitu juga dengan Perancis dan Inggris yang mempunyai hak veto di DK PBB.
Mereka meminta Korut menerima tawaran AS.
"Belum terlambat. Kalian bisa mencegah situasinya berubah menjadi lebih buruk," kata Duta Besar Inggris Karen Pierce.

Pemimpin Korut Kim Jong Un memeriksa sebuah rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasong-12. (KCNA/Reuters/Independent)
Kapal Induk Rusia Terbakar, Ternyata Kapal Induk Satu-satunya.
Satu-satunya kapal induk yang dipunyai Rusia, Admiral Kuznetsov, dilaporkan terbakar di galangan kapal Arktik.
Baik Interfax, TASS, hingga Ria Novosti memberitakan bahwa kapal itu dilalap api ketika menjalani agenda perawatan.