Ajukan Kasasi, Mahkamah Agung Vonis Terpidana Makar Papua Lebih Berat, Pengacara Sebut Terlalu Berat

Ajukan Kasasi, Mahkamah Agung Vonis Terpidana Makar Papua Lebih Berat, Pengacara Sebut Terlalu Berat

Editor: Tariden Turnip
ELVINO/AFP/GETTY IMAGES
Ajukan Kasasi, Mahkamah Agung Vonis Terpidana Makar Papua Lebih Berat, Pengacara Sebut Terlalu Berat. Warga negara Polandia, Jakub Fabian Skrzypski tiba di Pengadilan Wamena, Papua, untuk menghadiri sidang pada 17 Desember 2018. 

Ajukan Kasasi, Mahkamah Agung Vonis Terpidana Makar Papua Lebih Berat, Pengacara Sebut Terlalu Berat

Mahkamah Agung (MA) menolak permohonan kasasi yang diajukan pria Polandia terpidana kasus makar Papua.

Selain itu, MA menambahkan hukuman bagi terpidana makar Papua, Jakub Fabian Skrzypski, dari lima tahun menjadi tujuh tahun.

Latifah Anum Siregar, pengacara Jakub Fabian Skrzypski mengatakan putusan MA itu “terlalu berat.”

Ia sedang mendiskusikan langkah selanjutnya dengan Jakub Fabian Skrzypski, termasuk kemungkinan mengajukan permohonan peninjauan kembali atas putusan tersebut.

Jakub Fabian Skrzypski yang ditangkap pada Agustus 2018, divonis pidana penjara selama lima tahun oleh majelis hakim PN Wamena, Kamis (2/5/2019).

Majelis hakim Pengadilan Wamena menyatakan Jakub Fabian Skrzypski  terbukti secara sah melakukan tindak pidana makar. 

Saat itu, Latifah Anum Siregar mengatakan, kliennya dinyatakan melanggar Pasal 106 KUHP tentang makar.

“Dia dituduh melakukan makar," kata Latifah Anum Siregar, dikutip dari BBC News Indonesia, Kamis (2/5/2019). 

Menurut Latifah, Jakub Fabian Skrzypski menjadi warga negara asing pertama yang divonis bersalah terkait makar di Indonesia. 

Vonis lima tahun yang diterima Jakub Fabian tersebut lebih ringan dari tuntutan jaksa selama 10 tahun.

Jakub Fabian Skrzypski sebelumnya didakwa melakukan rencana untuk menggulingkan pemerintah Indonesia.

Ia bergabung dengan kelompok pemberontak yang dilarang pemerintah.

Jakub Fabian Skrzypski ditangkap pada Agustus 2018 setelah diduga bertemu dengan sejumlah anggota kelompok pemberontak di Papua.

Kepolisian menuduh Jakub Fabian Skrzypski  telah menyebarkan informasi dan strategi mengenai perjuangan memerdekakan diri kepada para pemberontak di Papua.

Jakub Fabian Skrzypski  dan kelompok pemberontak di Papua dituduh juga merencanakan pembelian senjata dari Polandia.

Surat Jakub Fabian Skrzypski
Surat yang diklaim ditulis oleh Jakub Fabian Skrzypski tentang protesnya terkait lokasi sidang.

Sementara itu, Jakub Fabian Skrzypski menuliskan surat kepada pers.

Dalam surat untuk media tertanggal 20 Januari 2019 dan dilihat BBC, Jakub Fabian Skrzypski merasa heran karena diseret ke Pengadilan Negeri Wamena.Padahal, ia ditahan di Jayapura.

Jakub Fabian Skrzypski menilai persidangan yang ia jalani bersifat politis.

"Saya anggap pemindahan paksa saya ke Wamena karena alasan politik semata.

Mungkin agar saya semakin terisolasi dari tim pengacara saya, atau sebagai peringatan kepada masyarakat lokal dan menyulitkan media serta aktivis menghadiri pengadilan," tulis Jakub Fabian Skrzypski.

"Saya menolak keras pengadilan ini dilaksanakan di Wamena, tempat yang tidak ada hubungan langsung dengan kejahatan yang dituduhkan ke saya," tulisnya.

Jakub Fabian Skrzypski juga mengatakan surat protes itu hanya menyangkut kasusnya dan bukan protes terhadap sistem hukum Indonesia secara keseluruhan.

Selain Jakub Fabian Skrzypski, pengadilan juga menjatuhkan vonis empat tahun penjara kepada warga Indonesia asal Papua, Simon Magal.

Simon Magal merupakan orang yang menjadi penghubung Jakub Fabian Skrzypski di Papua.

(voa indonesia)

Ajukan Kasasi, Mahkamah Agung Vonis Terpidana Makar Papua Lebih Berat, Pengacara Sebut Terlalu Berat

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved