INILAH Rudal Tor M1 Iran yang Menghajar Pesawat Ukraina, 176 Orang Tewas, Disebut Salah Sasaran
INILAH Rudal Tor M1 Iran yang Menghajar Pesawat Ukraina, 176 Orang Tewas, Disebut Salah Sasaran
Newsweek mengutip beberapa sumber yang memaparkan bahwa sistem rudal antipesawat Iran mungkin aktif menyusul serangkaian serangan terhadap dua pangkalan AS.
Sejauh ini, Departemen Pertahanan AS tidak merilis komentar.
Ketika ditanya atas apa yang terjadi pada pesawat Ukraina, Presiden Trump menjawab: "Saya punya kecurigaan tersendiri. Kejadian itu tragis saya melihatnya. Namun, seseorang mungkin membuat kesalahan di pihak seberang.
"Beberapa orang mengatakan itu [disebabkan faktor] mekanis. Secara pribadi, saya tidak melihat itu [faktor teknis pesawat] sebagai masalah. Jadi mari kita lihat apa yang akan terjadi.
"Sesuatu yang sangat buruk terjadi. Sangat membinasakan," papar Trump.
Pada Kamis (09/01), sekretaris dewan pertahanan dan keamanan Ukraina, Oleksiy Danylov, mengunggah pesan melalui Facebook yang menyebut tiga hingga empat kemungkinan penyebab jatuhnya pesawat yang sedang dipertimbangkan.
- Serangan rudal antipesawat, khususnya rudal Tor, berdasarkan laporan adanya sebuah rudal yang ditemukan dekat lokasi jatuhnya pesawat.
- tabrakan dengan drone atau benda terbang lainnya
- kerusakan/ledakan mesin karena alasan teknis
- ledakan di dalam pesawat yang dipicu serangan teror
Danylov mengatakan para penyelidik Ukraina, yang kini berada di Iran, ingin mencari puing-puing rudal di lokasi jatuhnya pesawat. Iran diketahui memiliki sistem pertahanan buatan Rusia.
Investigasi tersebut akan menggandeng beberapa pakar yang bekerja saat penyelidikan jatuhnya pesawat maskapai Malaysia Airlines MH17 yang ditembak di sebelah timur Ukraina pada 2014, tambah Danylov.
Apa komentar Iran?
Kepala Organisasi Penerbangan Sipil Iran (CAOI), Ali Abedzadeh, menuturkan: "Pesawat itu, yang awalnya menuju barat untuk meninggalkan zona bandara, berbelok ke kanan setelah ada masalah dan menuju kembali bandara pada saat jatuh".
Diimbuhkan Abedzadeh, beberapa saksi mata menyaksikan pesawat "terbakar" sebelum jatuh dan pilot tidak menyuarakan panggilan darurat sebelum mencoba kembali ke Bandara Imam Khomeini.
"Sejumlah penerbangan domestik dan luar negeri terbang di wilayah udara Iran pada ketinggian yang sama, 8.000 kaki (2.400 meter). Isu adanya hantaman rudal pada pesawat sama sekali tidak benar," katanya.
Menurut Abedzadeh, temuan awal telah dikirim ke Ukraina dan ke AS, tempat markas Boeing.
Selain itu, temuan tersebut juga telah dikirim ke Kanada dan Swedia.