Tribun Wiki
Mengenal Lebih Dekat Istana Maimun, Ikon Kota Medan yang Jadi Tujuan Wisatawan
Istana Maimun sudah tak asing lagi bagi sebagian masyarakat Medan. Karena, Istana Maimun merupakan ikon Kota Medan
TRIBUN-MEDAN.com - Istana Maimun sudah tak asing lagi bagi sebagian masyarakat Medan. Karena, Istana Maimun merupakan ikon Kota Medan serta tempat destinasi wisata paling favorit di Kota Medan, Senin (13/1/2019).
Hal ini terlihat dari kujungan wisatawan lokal maupun manca negara ke Istana Maimun. Hanya untuk menikmati kemegahan Istana Maimun serta mengabadikannya melalui berswafoto.
Tak hanya itu saja, para wisatawan yang jauh jauh datang dari luar Kota Medan dan negeri jiran, karena ingin mengetahui sejarah Istana Maimun.
Wajar, saja banyak yang ingin mengetahui sejarah Istana Maimun, baik dari wisatawan maupun pihak akademisi di luar Kota Medan. Sebab, Istana Maimun juga merupakan perjalanan pradaban Kota Medan.
- Sejarah Istana Maimun
Istana Maimun atau sering juga ditulis Istana Ma'moen, merupakan peninggalan Istana kerajaan Kesultanan Deli, yang bertempat di Jalan Brigadir Jendral Katamso, Kelurahan Sukaraja, Kecamatan Medan Ma’moen, Kota Medan.
Istana yang saat ini merupakan Ikon Kota Medan serta tempat wisata sejarah atau religi, didirikan oleh Sultan Deli, Sultan Mahmud Al Rasyid dan didesain oleh artsitek Italia.

Pada saat itu Istana Maimun dibangun dari tanggal 26 Agustus 1888 dan selesai pada 18 Mei 1891. Dengan memiliki luas 2.772 m2, serta memiliki 30 ruang.
Lalu, Istana Maimun ini terdiri dari dua lantai, dan memiliki tiga bagian. Seperti, bangunan Induk, bangunan sayap kiri dan bangunan sayap kanan.
Bangunan Istana tersebut menghadap ke utara dan pada sisi depan terdapat bangunan Masjid Al-Mashun atau yang lebih dikenal dengan sebutan Masjid Raya Kota Medan.
Istana Maimun memiliki desain interior yang unik, baik desain yang memadukan unsur-unsur warisan kebudayaan Melayu, dengan gaya Islam, Spanyol, India dan Italia.
Ada lima bagian di Istana Maimun yang juga memiliki cerita sejarah, pertama Panca Persada, Mariam Puntung, Balai Santapan, Singah Sana, dan Balai Room Sri Istana Maimun.
Secara singkat kelima bagian ini seperti Panca Persada dalam sejarahanya tempat ini dahulu untuk dipakai acara pertabalan Sultan atau penobatan Sultan, satu di antara acaranya itu ada namanya bersiram.
Bersiram artinya secara garis besar merupakan mandi, tetapi dalam konteks penobatan Sultan, bersiram itu satu prosesi pembersihan.
Besiram ini dilakukan di atas batu bulat yang terdapat seperti tempat Singgah Sana tetapi bersifat terbuka.