Demo Save Babi
Video dari Udara aksi #SaveBabi Massa Mengular Lebih 100 Meter
Massa aksi #SaveBabi tumpah ruah di jalanan Kota Medan, Senin (10/2/2020). Beredar rekaman warga dari atas gedung Forum Nine Jalan Imam Bonjol Medan
Penulis: Hendrik Naipospos | Editor: Hendrik Naipospos
Sejalan dengan upaya pengendalian virus ASF babi, ujar Binsar, Gubernur Edy Rahmayadi tengah fokus bagaimana agar peternak babi tidak tergilas.
"Kalau dibilang Pemprov Sumut tidak menangani ASF babi, wah tidak terbayangkanlah banyaknya jumlah ternak babi yang mati dalam waktu yang cepat dari populasi sekitar 1,2 juta ekor di Sumut," sebutnya.
Bagaimana pun, tambah Binsar, ternak babi selain bagian dari kebesaran adat budaya Batak, juga karena banyak ekonomi masyarakat ditopang oleh usaha ternak babi dan rumah makan.
"Pak Gubernur mengerti betul akan kondisi ini, sehingga tak mungkinlah beliau memusnahkan babi," jelasnya lagi.
Di samping upaya pengendalian yang terus dilakukan Pemprov Sumut, saat ini restocking (bibit ternak) babi disiapkan dari Pulau Nias untuk nantinya diternakkan oleh masyarakat yang sebelumnya kehilangan ternak karena mati terserang virus ASF.
Kemudian untuk menjaga agar tidak lumpuh usaha ekonomi jual beli babi hidup dan daging segar, Pemprov Sumut segera menerbitkan Surat Keterangan Kesehatan Hewan (SKKH) pada babi. Sehingga babi, termasuk yang dihasilkan oleh peternak, bisa dikirim ke luar Sumut dan semakin bernilai ekonomi.
(cr3/medan-tribun.com)