Cerita Kehidupan

Kisah Pilu Lukas Sitanggang Pemulung Berpenyakit Kronis Tak Bisa Gunakan KIS dan Ditolak Rumah Sakit

Pria yang tinggal di pinggiran rel kereta api itu menuturkan kisah penolakan rumah sakit kepadanya.

Editor: Juang Naibaho
TRIBUN-MEDAN/ FATAH BAGINDA GORBY
Lukas Sitanggang (60), seorang pemulung barang bekas, warga Jalan Cempaka Rel Lingkungan III, Tanjunggusta Medan menunjukkan KIS yang dimilikinya. 

Alhasil, sang suami, kata Hotlan berobat jalan hingga sekarang. Hotlan mengeluhkan sang suami yang semakin hari semakin parah bertambah sakitnya.

"Obat dari klinik itu meredakan, tetapi tak menyembuhkan. Suamiku sering kumat bang, seeing gelisah," jelasnya.

Sambil terisak, Hotlan menceritakan penghasilan yang cenderung menurun dan tak menentu.

"Suamiku ini tak bisa lagi keliling karena sakitnya. Akulah yang memulung hingga tengah hari, kemudina dilanjut sore hari sampai malam hari," tambahnya.

Hotlan mengatakan, harga barang-barang bekas yang dimilikinya tak memiliki harga tinggi.

Sambil menunjuk tumpukan kardus dan botol minuman bekas, Hotlan menuturkan pendapatannya dari memulung.

"Kardus itu bang, 100 kilo harganya baru Rp 80 ribu, sementara mengumpulkannya lama sekali," jelasnya.

Hotlan berharap sang suami beserta dirinya dan anak-anak dapat mendapatkan jaminan kesehatan dari pemerintah.

"Tolong pak, yang kami mau bukan hanya kartu tetapi kartu itu harusnya bisa digunakan bagi kami yang miskin ini," pungkasnya.

Sementara Ketua Yayasan Peduli Pemulung Sejahtera, Uba Pasaribu menyesalkan kejadian tersebut.

Menurutnya, pemerintah harus melakukan verifikasi data penduduk miskin yang akurat.

"Pemerintah harusnya responsif dengan persoalan rakyat miskin . Kami sering menemukan rakyat yang berpenghasilan rendah tak dapat berobat meskipun memiliki KIS," pungkasnya.

(gov/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved