Pascabentrok Aparat di Taput
Pangdam I/BB Ungkap Kekecewaan, Kapolda Sumut: Ini Tragedi, Mari Kita Akhiri Perselisihan Ini
Pascabentrok antara oknum TNI vs Polisi, Pangdam I/BB Mayjen MS Fadhilah mengambil tindakan tegas.
Penulis: Alija Magribi | Editor: Juang Naibaho
"Tentu kami sudah berkoordinasi dengan Kapolda untuk tindakan ini. Kita semua menyesalkan. Saya yakinkan, ini adalah oknum, bukan secara institusi,” kata Pangdam.
“Secara institusi seharusnya sudah kewajiban kita untuk terus bersinergi. Dalam hal ini, saya sudah melapor kepada pimpinan. Hari ini, yang pertama kita mediasi. Kepada pihak-pihak supaya tidak ada kelanjutannya," imbuhnya.
Untuk kronologi kejadian, Pangdam mengatakan dipicu kesalahpahaman.
Seorang anggota Kompi A hadir di Batalyon Infanteri (Yonif) 123/RW karena ada acara pelepasan anggota yang akan berdinas di luar Batalyon.
Setelah selesai kira-kira pukul 14.30 WIB, anggota tersebut melintasi Jalinsum Silangkek.
Namun di perjalanan terjadi kemacetan panjang yang diakibatkan adanya truk terguling. Kecelakaan itu sedang diatasi oleh kapolsek setempat.
"Nah, anggota kita ini kelihatannya karena buru-buru, mengambil jalur pintas dengan melawan arah. Inilah yang menyebabkan kesalahpahaman dan berakibat pada hal tersebut (bentrok). Proses ini akan kita cek, kita lihat, tentu barangkali ada tindakan-tindakan salah yang dilakukan oleh anggota kita. Kita akan proses," sebutnya.
Terkait dugaan penyerangan Mapolsek, Mayjen MS Fadhilah tak menampiknya.
Ia menduga penyerangan itu sebagai dampak dari kesalahpahaman yang terjadi.
“Ya, itu jadi berefek, akibat dari itu mungkin panas, mendengar berita-berita entah dari mana. Itulah kira-kira,” kata Pangdam.
"Alhamdulillah ini semua sudah selesai. Saya sudah suruh anggota yang melakukan itu menjumpai korban penganiayaan untuk menyampaikan permohonan maaf. Termasuk polsek yang rusak segera diperbaiki. Saya kira ini oknum saja, secara institusi tidak. Untuk itu, oknum inilah yang harus diberikan tindakan tegas supaya tidak terulang lagi," ujarnya.
Sementara Kapolda Sumut Irjen Martuani Sormin Siregar mengamini bahwa bentrok yang terjadi merupakan kesalahpahaman.
"Kemacetan ini mereka (anggota TNI) tidak tahu. Bisa jadi karena merasa perlu ke induk satuannya di Batalyon, dianggap apakah razia dan lain sebagainya. Ternyata truk fuso terguling,” kata Kapolda.
“Sebenarnya ini salah paham, salah bahasa. Bahasa yang dipersepsikan berbeda. Ini bisa menjadi pemicu kesalahpahaman," ungkapnya.
Kapolda Sumut mengatakan, sejak Kamis malam, beberapa saat setelah peristiwa tersebut, pihaknya sudah berkomunikasi dengan sejumlah pihak.