PASIEN Virus Corona yang Sembuh Meningkat, Ini Data Terbaru di Seluruh Dunia

Jika Anda terinfeksi dan melakukan kontak dengan orang lain, orang tersebut berpotensi tertular juga

(AFP/STR/CHINA OUT)
Pasien dengan gejala ringan virus corona COVID-19 beraktivitas saat menjalani perawatan di sebuah pusat pameran yang diubah menjadi rumah sakit darurat di Wuhan, Hubei, China (17/2/2020). Data hingga Rabu (19/2/2020) ini, korban meninggal akibat virus corona di China sudah mencapai 2.000 orang setelah dilaporkan 132 kasus kematian baru. 

LEBIH dari separuh pasien yang terinfeksi Covid-19 sembuh. Angka pasien yang sembuh di seluruh dunia pun terus bertambah. Hingga Kamis (4/3/2020), jumlah pasien yang sembuh sedikitnya 53.688 orang.

TRIBUN-MEDAN.com - Jumlah pasien virus Corona yang sembuh di seluruh dunia terus menurun yakni mencapai 53.688 orang.

Data terkini pada Kamis (4/3/2020), jumlah pasien sembuh itu bertambah lebih kurang 2.700 orang dalam waktu 24 jam. Sementara total orang yang terinfeksi ada 95.481 orang dengan angka kematian 3.286.

Seperti diberitakan sebelumnya, setiap orang bisa ikut ambil bagian dalam upaya mencegah penyebaran SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19. Namun, kita sendiri harus sadar bahwa ada beberapa kebiasaan yang justru dapat memperburuk keadaan.

Kebiasaan yang bisa memperburuk keadaan antara lain, tidak mengkarantina diri saat sakit, lebih percaya teori konspirasi dibanding tenaga medis. Dan, memilih menggunakan pengobatan alternatif yang belum tentu terbukti, tidak menerapkan pola hidup bersih dan sehat, dan justru memborong masker meski sehat.

Pasien Positif Corona Membantah Sejumlah Statemen Pemerintah hingga Menkes Ralat Pernyataan

 

Menurut Stanley Deresinski, seorang profesor klinis penyakit menular di Stanford Medicine, kebiasaan-kebiasaan tersebut justru dapat membuat orang yang sakit atau suspect corona menyebarkan virusnya ke orang lain.

"Jika Anda terinfeksi dan melakukan kontak dengan orang lain, orang tersebut berpotensi tertular juga," kaya Stanley Deresinski, seorang profesor klinis penyakit menular di Stanford Medicine.

"Pada dasarnya pola inilah yang terus berputar," imbuh Deresinski seperti dilansir Live Science, Kamis (5/3/2020).

Berkaitan dengan itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan bahwa saat ini dunia kekurangan peralatan medis yang dapat melindungi petugas medis dan pasien seperti masker, sarung tangan, dan kacamata khusus.

WHO memperingatkan bahwa kurangnya peralatan pelindung dapat menghambat dalam menanggapi wabah.

Hingga siang ini (5/3/2020), lebih dari 95.000 orang di seluruh dunia dikonfirmasi positif terinfeksi Covid-19 dan menewaskan sedikitnya 3.285 orang sejak pertama kali diidentifikasi di Wuhan, China pada akhir Desember 2019.

BELUM DITEMUKAN OBAT Virus Corona tapi Pasien Sembuh, Menteri Kesehatan dr Terawan Bilang Rahasianya

 

Dalam waktu kurang dari 10 minggu, virus ini telah menyebar ke lebih dari 80 negara dan wilayah.

Di mana jumlah korban terbanyak ada di China, Korea Selatan, Italia, Iran, dan Jepang. Dalam jumpa pers pada Selasa (3/3/2020).

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa setiap bulan tenaga medis di seluruh dunia butuh sekitar 89 juta masker medis, 76 juta sarung tangan, dan 1,6 juta kacamata untuk menanggapi wabah Covid-19.

"Bila kekurangan persediaan di atas, semua dokter, perawat, dan pekerja medis yanga digaris depan tidak memiliki peralatan lengkap dan ini berisiko. WHO telah mengirim hampir setengah juta set alat pelindung diri ke 27 negara, tapi persediaan menipis," imbuhnya.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved