PERAN SOEHARTO Dalam Karya Pramoedya Ananta Toer, Diungkap Fadli Zon Mesin Tik Melalui Soemitro

Soeharto dan Pramoedya 'dihubungkan' oleh sebuah mesin yang digunakan untuk terus berkarya oleh sastrawan kelas dunia dari Indonesia itu.

Moh. Habib Asyhad/intisari
Peran besar Presiden Soeharto dalam karya-karya Pramoedya Ananta Toer diungkap Fadli Zon, politisi Partai Gerindra. 

Profil Pramoedya Ananta Toer

Pramoedya Ananta Toer adalah sastrawan kelas dunia dari Indonesia yang lahir di Blora, Jawa Tengah.

Tanggal lahir Pramoedya adalah 6 Februari 1925.

Tanggal meninggal Pramoedya adalah 30 April 2006 atau berusia 81 tahun di Jakarta.

Pramoedya dianggap sebagai salah satu pengarang novel atau karya sastra Indonesia yang sangat produktif.

Sedikitnya Pramoedya sudah menghasilkan 50 karya dalam bahasa Indonesia dan telah diterjemahkan lebih dari 42 bahasa asing.

Beberapa karya Pramoedya Anana Toer seperti ditulis wikipedia adalah sebagai berikut:

Lentera (1965), kumpulan tulisan yang pernah diterbitkan dalam rubrik lembar kebudayaan "Lentera". Tak jelas nasibnya di tangan penerbit di Jalan Pecenongan, Jakarta.

Bumi Manusia (1980); bagian pertama Tetralogi Buru, dilarang Jaksa Agung, 1981.

Anak Semua Bangsa (1981); bagian kedua Tetralogi Buru, dilarang Jaksa Agung, 1981.

Sikap dan Peran Intelektual di Dunia Ketiga (1981).

Tempo Doeloe: Antologi Sastra Pra-Indonesia (ed.), (1982).

Jejak Langkah (1985); bagian ketiga Tetralogi Buru, dilarang Jaksa Agung, 1985.

Sang Pemula (1985); dilarang Jaksa Agung, 1985.

Hikayat Siti Mariah, (ed.) atas karya Hadji Moekti, (1987); dilarang Jaksa Agung, 1987.

Halaman
1234
Sumber: Warta kota
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved