Pembunuhan Sadis

Ayah dari Balita yang Dibunuh Siswi SMP Mengungkapkan Trauma Ini tatkala Melihat Rumah Pelaku

Kartono masih ingat betul bagaimana APA (6), putri kecilnya dihabisi dengan sadis oleh NF (15), gadis SMP yang merupakan tetangganya sendiri.

YouTube KOMPASTV
Ayah dari Balita yang Dibunuh Siswi SMP Mengungkapkan Trauma Ini tatkala Melihat Rumah Pelaku 

"Kesehariannya kan anak saya main di situ, jadi seperti biasa aja, saya juga tidak menyangka, tidak menduga kalau pelaku melakukan hal seperti itu, yaitu membunuh," kata Kartono.

"Dia (pelaku) tuh kurang bergaul aja, ga pernah melihat dia bergaul sama lingkungan, bercengkrama sama lingkungan gak pernah. Yang saya tahu dia itu kalau di rumah ya di dalam rumah, kalau keluar ya kegiatan sendiri, kegiatan sekolah."

Kartono juga tidak pernah mengetahui soal hobi NF yang gemar menonton film-film horor yang penuh aksi pembunuhan.

"Tidak ada kecurigaan, saya juga tidak curiga sama sekali, saya tidak tahu pribadinya dia. Saya tidak pernah tahu kalau dia suka menonton itu, tidak pernah ada yang bilang ke saya," ujarnya.

Ibu Korban Tanggapi soal Film Horor

Istri Kartono kemudian memberikan penjelasannya soal film favorit NF.

Ia mengakui anaknya pernah diajak untuk menonton film horor tersebut bersama pelaku.

"Cuma hanya sering nonton aja sih, film setan. Udah itu doang," kata ibu korban.

"Cuma bilang dia tuh suka nonton film-film (horor) itu, karena anak saya juga pernah nonton bareng," tambahnya.

Wakil Kapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan milik NF (15), ABG perempuan yang membunuh APA (6), teman adiknya di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020). (Inset) Film Chucky dan Slender Man, film horor yang suka ditonton NF.
Wakil Kapolres Metro Jakarta Pusat AKBP Susatyo Purnomo memperlihatkan buku catatan milik NF (15), ABG perempuan yang membunuh APA (6), teman adiknya di Sawah Besar, Jakarta Pusat, Jumat (6/3/2020). (Inset) Film Chucky dan Slender Man, film horor yang suka ditonton NF. (TribunJakarta.com/Dion Arya Bima Suci)

Setelah itu Kartono menjelaskan adanya permintaan maaf dari ibu tiri pelaku.

"Ada permintaan maaf dari ibu tiri pelaku tapi by phone (lewat telepon), minta maaf yang sebesar-besarnya."

Kartono juga kembali mengungkapkan harapannya, ia ingin kasus pembunuhan anaknya dapat segera terungkap.

"Saya ingin polisi cepat-cepat bekerja keras, pengen tahu hasilnya, pengen cepat selesai," katanya.

Terkahir, Kartono mencurahkan perasaannya soal tempat tinggal pelaku, yang juga jadi tempat APA menghembuskan nafas terakhirnya.

Ia berharap tak pernah lagi melihat tempat hilangnya nyawa APA.

Halaman
123
Sumber: TribunWow.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved