Malaysia Lockdown, Singapura Kelimpungan, Pangkas Gaji Pejabat 3 Bulan
Singapura kalang kabut sejak Malaysia mengumumkan lockdown total hingga April mendatang
"Dalam hal ekonomi saja, ini kemungkinan akan menjadi kontraksi ekonomi terburuk sejak kemerdekaan," kata Heng.
Pemerintah Singapura pada Kamis (26/3/2020) pun telah mengungapkan bakal menggelontorkan anggaran senilai Rp 33,7 miliar dollar AS atau setara dengan Rp 505,5 triliun (kurs: 15.000). Anggaran dalam jumlah fantastis tersebut bakal dialokasikan untuk mengantisipasi jatuhnya perekonomian di akibat pandemik virus corona.
Dikutip dari South China Morning Post, pemerintah setempat memanfaatkan cadangan dalam jumlah yang sangat besar untuk kedua kalinya dalam catatan sejarah dalam menghadapi kondisi yang mungkin bakal membuat Negeri Singa jatuh dalam resesi yang mendalam.
• Malaysia Perpanjang Lockdown hingga 14 April 2020, Pekerja Migran Terancam Kelaparan
Kelimpungan
Dalam pemberitaan sebelumnya, Singapura kelimpungan sejak Malaysia mengumumkan lockdown total hingga 14 April 2020.
Malaysia menutup semua bisnis, kecuali toko yang menjual makanan dan kebutuhan sehari-hari.
Ini merupakan langkah drastis untuk membendung lonjakan infeksi virus corona baru.
Dalam pidato pada Senin (16/3/2020) malam, Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, pemerintah akan menerapkan Perintah Pengendalian Gerakan.
"Pemerintah memandang situasi ini dengan serius, terutama dengan perkembangan gelombang kedua (infeksi)," katanya, seperti dikutip South China Morning Post via Kontan.co.id, Rabu (18/3/2020).
Pembatasan perjalanan Malaysia adalah ancaman terbaru terhadap ekonomi Singapura yang sudah terhuyung-huyung akibat wabah virus corona.
Melansir Bloomberg, Singapura sangat bergantung pada pekerja dan makanan dari negara tetangganya.
Adapun Malaysia sudah mulai bergerak sejak Senin malam untuk melarang semua pengunjung dan mencegah penduduk bepergian ke luar negeri selama dua minggu ke depan. Hal ini akan mematahkan saluran tenaga kerja utama untuk Singapura.
Maybank Kim Eng Research memperkirakan, ada sekitar 400.000 warga Malaysia yang bekerja dan belajar di Singapura melintasi perbatasan setiap hari. Potensi pukulan terhadap perekonomian Singapura bisa lebih besar.
"Melarang komuter harian pada dasarnya akan memotong hampir sepersepuluh tenaga kerja Singapura, merugikan industri manufaktur dan jasa," kata Chua Hak Bin, seorang ekonom senior Maybank di Singapura, kepada Bloomberg.
Singapura sudah menghadapi resesi karena gangguan terkait virus pada sektor perdagangan dan pariwisata. Maybank memperkirakan bakal terjadi kontraksi 0,3 persen pada produk domestik bruto (PDB) Singapura pada tahun 2020, dengan potensi penurunan yang lebih parah jika penutupan Malaysia berdampak lebih besar pada perekonomian.