Ganjar Pranowo Meneteskan Air Mata, Minta Maaf Adanya Penolakan Jenazah Perawat Positif Covid-19
Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo kesal adanya penolakan jenazah seorang perawat yang meninggal dunia akibat terinfeksi virus Corona di Ungaran
Lebih lanjut, Ganjar pun menyebutkan hukum penolakan jenazah menurut Islam.
Karena itu, ia berharap kejadian penolakan jenazah Virus Corona di Ungaran itu menjadi yang terakhir kalinya.
"Majelis Ulama pun sudah berfatwa bahwa mengurus jenazah itu wajib hukumnya, sementara menolak jenazah itu dosa," kata dia.
"Karena itu saya berharap kejadian di Ungaran ini adalah yang terakhir kali."
Kejadian penolakan jenazah di Ungaran itu semakin menyedihkan karena jasad yang ditolak adalah perawat yang berjuang merawat pasien Virus Corona.
Dengan mata berkaca-kaca, Ganjar menyatakan kesedihannya atas kejadian malang yang menimpa jasad perawat tersebut.
"Jangan ada lagi penolakan jenazah, apalagi seorang perawat yang seharusnya kita hormati jasanya sebagai pahlawan kemanusiaan," ujar Ganjar.
"Dia adalah seorang pejuang karena berani mengambil resiko besar dengan merawat pasien Covid-19. Walaupun dia tahu, itu mengancam keselamatannya," tukasnya.
Simak video berikut ini:
Kekecewaan PPNI
Di sisi lain, Ketua DPW PPNI (Persatuan Perawat Nasional Indonesia) Jawa Tengah, Edy Wuryanto merasa kecewa soal penolakan jenazah tenaga medis Covid-19 di Ungaran, Jawa Tengah pada Kamis (9/4/2020).
Diketahui sebelumnya, penolakan jenazah tersebut terjadi di daerah TPU Sewakul, Ungaran, Semarang.
Hal itu disampaikan Edy Wuryanto di acara Apa Kabar Indonesia Pagi, Sabtu (11/4/2020).
"Ketika ada respons dari pihak warga yang kemudian akhirnya menolak, ini yang kami sayangkan," ungkap Edy.
Akibat kejadian tersebut, Edy mengaku sangat kecewa.
Apalagi tenaga medis termasuk perawat, merupakan garda terdepan dalam penanganan Virus Corona.