Mandikan & Tahlilan 7 Hari, Warga Syok saat Tahu Sopir Ojek Positif Corona, Satu Kampung Diisolasi
Awalnya warga menduga bahwa meninggalnya seorang sopir ojek karena sakit jantung. Warga pun ramai menguburkannya dan mengadakan tahlilan pada malam.
Proses pemulasaraan jenazah pada Jumat (3/4/2020) pun akhirnya tidak dilakukan sesuai prosedur pasien corona.
2. Gelar tahlilan
Usai dilakukan pemakamam, tujuh hari setelahnya warga juga mengikuti acara tahlilan yang digelar pihak keluarga korban.
"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman.
Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," aku Sekretaris Kecamatan Ciseeng Heri Isnandar.
Ada sekitar 25 orang, termasuk perangkat desa yang mengikuti tahlilan tersebut.
Warga pun waswas ketika belakangan mengetahui kabar bahwa almarhum ternyata positif Covid-19.
3. Peserta tahlilan berpotensi ODP
Heri mengatakan hasil swab almarhum baru keluar sepekan kemudian, yakni pada Sabtu (11/4/2020).
Hasil swab menunjukkan almarhum ternyata sudah terjangkit virus corona.
Atas kejadian tersebut seluruh peserta tahlilan berpotensi menjadi Orang dalam Pemantauan (ODP).
"Informasinya almarhum ini sakit jantung dan memang sejak awal tidak ada SOP Covid-19 pemakaman.
Makanya warga tetap ikutan tahlilan karena menganggapnya (meninggal) sakit jantung," ungkapnya.
4. Diduga terjangkit dari penumpang
Pekerjaan pria 48 tahun itu sebagai pengemudi ojek membuat diduga ia terjangkit virus corona dari penumpangnya.