Sosok Djuwari (81), Tukang Panggul Jenderal Sudirman, Perjuangan Pahlawan yang Jasanya Terlupakan

Sosok Djuwari, tukang panggul Jenderal Sudirman, layak menyandang pahlawan status pahlawan nasional. Jasa-jasanya di masa lampau sebelum merdeka.

Kolase Sripoku.com
Djuwari tukang panggul Panglima Besar Jenderal Sudirman sosok pahlawan yang terlupakan. 

“Dulu mangkulnya bergantian, kira – kira sekitar tujuh orang” tuturnya.

Perjalanan mengantar perang gerilya Jendral Sudirman seingatnya dimulai pukul 8 pagi dan dikawal banyak pria berseragam.

Rute perjalanan yang ditempuh teramat berat karena medan berbukit – bukit dan hutan yang teramat lebat dan gelap.

Seringkali perjalanan dihentikan untuk sekedar duduk dan beristirahat.

Kalau sempat dan ada bekal makanan, mereka akan makan.

“Dari Bajulan (Nganjuk) lalu kami kembali ke Goliman. Waktu itu kita diberi jarit dan sarung,” imbuhnya.

Djuwari menambahkan, waktu itu, istrinya (sudah wafat setahun yang lalu) amat senang menerima jarit pemberian Sang Jendral.

Karena seringnya dipakai, jarit pemberian itupun menjadi rusak. Kini tinggal kisahnya ikut bergerilyalah yang bisa ia kenang.

“Pak Dirman pesan kalau hidup itu harus yang rukun dengan semua orang” katanya.

Dari empat warga Dusun Goliman yang pernah mamanggul tandu Panglima Besar, hanya Djuwari seorang yang masih hidup.

Sedangkan tandu yang dulu dipergunakan untuk memanggul Panglima Sudirman dalam Perang Gerilya mengusir penjajah, sekarang tersimpan rapi di Museum Satria Mandala.

(*)

Artikel ini sudah tayang di Sriwijaya Post dengan judul : Mengenal Djuwari Tukang Panggul Panglima Besar Jenderal Sudirman, Sosok Pahlawan yang Terlupakan

Sumber: Sriwijaya Post
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved