Bantuan Sembako Pemerintah yang Sampai ke Warga Berkurang Drastis, Ini Alasan Camat
Sejumlah warga mengeluh karena bantuan dari pemerintah jumlahnya berkurang drastis
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
PAKAM,TRIBUN-Program penyaluran bantuan sembako bagi masyarakat yang terdampak virus Corona/Covid-19 di Kabupaten Deliserdang tidak berjalan sesuai rencana.
Sebab, bantuan yang sampai ke warga jumlahnya berkurang.
Seperti halnya di Kecamatan Pagar Merbau.
Di sana, ada warga yang hanya menerima 5 kilogram beras dan 15 butir telur per kepala keluarga (KK).
Harusnya, sembako yang dibagi ke warga itu jumlahnya 20 kilogram beras dan 60 butir telur.
• Anggota Banggar DPRD Medan Minta Pemko Menambah Bantuan Sembako kepada Warga Terdampak Covid-19
"Jadi, ini karena jumlah penerima yang ditetapkan tidak sesuai dengan yang diusulkan oleh pemerintah desa," kata Camat Pagar Merbau, Suparjo, Minggu (19/4/2020).
Ia mengatakan, harusnya warga yang mendapat bantuan itu jumlahnya mencapai 16 ribu KK.
Tapi yang diusulkan, hanya 15 ribu KK saja.
"Untuk menghindari adanya keributan, maka jumlah bantuan yang diserahkan disesuaikan dengan jumlah warga.
Alhamdulillah, pembagiannya berlangsung kondusif," ungkap Suparjo.
• Bupati Nikson Nababan Naik Trail Tinjau Posko Desa Sembari Distribusikan Sembako
Ia mengatakan, adanya pengurangan jumlah bantuan itu bukan karena ada permainan.
Melainkan karena jumlah yang diusulkan berbeda jauh dengan jumlah masyarakat yang semestinya menerima bantuan.
Suparjo tidak ingin ada warga yang tidak kedapatan bantuan.
"Ini dilakukan agar semua mendapat sembako itu," kata Suparjo.
Disinggung lebih lanjut mengenai pembagian sembako ini, Suparjo mengaku sempat meminta semua kepala desa untuk membaginya sesuai ketetapan yang telah disepakatai Pemkab Deliserdang.
• Sembako dari Pemerintah Daerah Kedaluwarsa, Masyarakat Kecewa dan Takut Keracunan
Namun, para kades ini takut muncul keributan di tengah masyarakat.
Mereka juga tidak ingin menalangi kekurangan, jika sewaktu-waktu sembako yang dibagikan itu tidak cukup.
"Intinya begini, nanti kalau ada bantuan apapun, pasti akan dibagi rata.
Karena mereka (Kades) pun bingung.
Daripada nanti warga itu ramai-ramai mendatangi kantor desa atau kantor camat, makanya dibuat begitu (bagi rata)," ungkap Suparjo.
Informasi yang diperoleh Tribun Medan, pembagian sembako di Kecamatan Pagar Merbau sudah berlangsung tiga hari lalu.
Begitu juga dengan kecamatan lain.
Karena jumlah bantuan yang diterima warga berkurang, tak pelak pembagian sembako ini menuai polemik di masyarakat.
"Kalau ada yang bilang dibagi rata, buktinya kami enggak dapat," kata Sarbani (60) warga Kelurahan Lubukpakam III.
Ia mengatakan, persoalan ini sempat diprotesnya pada pihak terkait.
Tapi sampai sekarang, Sarbani dan keluarga tetap tidak menerima bantuan.
• Jadwal Pembagian Sembako Pemkab Deliserdang, Beras 20 Kilogram dan Telur 60 Butir
"Saya ini sudah tidak kerja lagi. Karena kondisi sudah seperti ini (sakit-sakitan)," ungkap Sarbani.
Ia berharap, Pemerintah Kabupaten Deliserdang bisa lebih serius melakukan pendataan terhadap warga.
Sebab, masih banyak warga yang belum tersentuh bantuan ini.
Senada disampaikan April Tarigan. Katanya, jumlah bantuan yang mereka terima tidak sesuai dengan apa yang disampaikan Pemkab Deliserdang.
Di Dusun Mawar Baru, Kelurahan Perkebunan Ramunia, Kecamatan Pantai Labu, bantuan yang sampai ke warga hanya 4 kilogram beras dan 12 butir telur.
• Jokowi Imbau Bantuan Paket Sembako Diantarkan Setiap Minggu, Warga Dapat Rp 150 Ribu Tiap Pekan
"Saya hanya perantara orang di kampung saja. Banyak yang mengeluh soal bantuan ini," ungkap April.
Ia mengatakan, harusnya Pemkab Deliserdang bisa menepati janji.
Kalau ingin memberi bantuan, setidaknya harus tulus.
"Kasihan orang-orang miskin di kampung ini.
Mereka diberi janji, tapi tidak sesuai dengan harapan," kata April.
• HOREE Negara Berikan Sembako untuk Warga tak Mampu di Indonesia, Setiap Pekan akan Diantar ke Rumah
Ia berharap Bupati Deliserdang, Ashari Tambunan bisa mengkaji lebih jauh persoalan yang terjadi di lapangan.
Sehingga masyarakat tidak berprasangka buruk atas berkurangnya jumlah bantuan, yang bisa saja mengarah ke dugaan korupsi.
Informasi diperoleh Tribun Medan, jika di desa lain jumlah bantuan berkurang, lain halnya di Desa Sekip, Kecamatan Lubukpakam.
Di sana, jumlah bantuan tiak berkurang sama sekali.
Sebab, Kades Sekip, Sumardi mengaku tidak ingin warganya kecewa.
• Menjelang Ramadan, Ini 3 Anjuran WHO agar Tetap Aman Berpuasa saat Pandemi Covid-19 (Corona)
"Kami tetap membagikan 20 kilogram beras dan 60 butir telur. Ini resiko.
Kami harus tebal-tebal kuping," kata Sumardi.
Ia mengatakan, kuota penerima bantuan di Desa Sekip harusnya ada 1.000 orang.
Namun, yang terdata hanya 273 KK.
Karena jumlah KK penerima bantuan masih cukup banyak, Sumardi dan rekan-rekannya di desa berusaha keras mencari bantuan lain dari para donatur.
• Kabar Terkini Virus Corona di Dunia, Jumlah yang Sembuh Meningkat Pesat 624 Ribu, 164 Ribu Meninggal
"Inilah kami lagi usahakan cari donatur. Agar yang lain bisa dapat juga," kata Sumardi.
Ia mengatakan, dirinya tidak berani mengurang-ngurangi jumlah bantuan ke warga.
Sebab, ia tidak mau ada persoalan di kemudian hari terkait laporan pertanggungjawabannya ke Pemkab Deliserdang.
"Enggak mungkin kami bagi rata. Karena ini kan uang anggaran Pemkab.
Kalau dibagi, pertanggungjawabannya nanti seperti apa," kata Sumardi.

Jangan Buat Kebijakan Sendiri
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Deliserdang, Hendra Wijaya melarang seluruh pemerintah desa membuat kebijakan sendiri.
Katanya, bantuan harus dibagi sesuai yang telah disepakati bersama.
Kalaupun jumlah warganya berlebih, maka harus dibagi sesuai kuota yang telah ditentukan.
"Pihak kecamatan harus melakukan monitoring. Jangan sampai ada persoalan," kata Hendra.
• Dokter Spesialis Paru Merespons Klimaks Virus Corona pada Mei, Sekarang Aja Sudah Betul-betul Lelah
Soal pembagian sembako yang jumlahnya berkurang dengan alasan pemerataan, itu juga perlu dilihat lebih lanjut.
Sebab, kata dia, apakah penerima yang namanya sudah terdaftar sepakat untuk mengurangi jumlah bantuan yang diterima.
"Kalau penerima memberi bantuan sama yang lain, itu lain urusannya.
Sekarang yang punya nama setuju enggak," kata Hendra.
Soal pembagian sembako ini, sambung Hendra, tentu ada laporan pertanggungjawabannya.
• KENTUT atau Buang Angin Dapat Menularkan Virus Corona, Simak Penjelasan Dokter Spesialis Paru Erlang
Masing-masing penerima harus memberikan tanda tangan, sebagai bukti bahwa sembako telah diterima sesuai ketentuan pemerintah.
"Mengenai jumlah, itu kan sudah dihitung bersama melalui gugus tugas.
Data yang kami pakai ini ada hitungan dan melihat Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS)," kata Hendra.
Namun begitu, ia kembali meminta semua camat memantau pembagian sembako ini.
Jangan sampai ada nama penerima yang tidak mendapatkan haknya.(dra)