IDI Akhirnya Buka Suara karena Keberatan atas Data Pemerintah soal Kematian Pasien Covid-19,

Enggan berbohong, IDI bongkar kejanggalan data kematian covid-19 Pemerintah Jokowi, awas fenomena gunung es.

Tribun Jabar/Firman Suryaman
ILUSTRASI - Proses pemakaman jenazah PDP Covid-19 di Kecamatan Gunungtanjung, Kabupaten Tasikmalaya, Selasa (7/4) siang, berjalan lancar. (Tribun Jabar/Firman Suryaman) 

Belakangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan keberatan dari informasi jumlah kasus kematian yang dirilis oleh pemerintah.

TRI BUN-MEDAN.com - Enggan berbohong, IDI bongkar kejanggalan data kematian covid-19 Pemerintah Jokowi, awas fenomena gunung es.

Pemerintah Jokowi melalui Juru Bicara Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto merilis data perkembangan kasus covid-19 tiap harinya.

Beberapa hari terakhir, Achmad Yurianto selalu merilis angka kesembuhan covid-19 lebih tinggi dari angka kematian.

Ingat Sanda di Sinetron Tuyul dan Mbak Yul yang Botak, Begini Kabarnya Sekarang yang Berjualan Kue

Ingat Tia AFI, Ini Kabar Terbarunya Selepas Menikah hingga Memiliki Rumah Mewah

Ivan Gunawan Akui Belum Dapat Bayaran dari Kliennya, Nomimalnya Cukup Bayar Gaji dan THR Karyawan

Sosok Ibu Nikita Mirzani Akhirnya Terungkap, Bermula dari Ketidaksengajaan Jessica Iskandar

Akhir Pekan Menyenangkan, Download Drama Korea The King Eternal Monarch Sub Indo, Drakor Kece

Ingat Sarah Amalia, Perempuan Cantik Satu-satunya yang Pernah Dinikahi Ariel NOAH? Begini Kabarnya

Update kasus Virus Corona di Indonesia per Sabtu, 18 April 2020 adalah terdapat penambahan 325 kasus.

Sehingga jumlah total pasien yang dinyatakan positif covid-19 adalah 6.248 orang.

Dari jumlah tersebut seperti yang diungkapkan jubir pemerintah untuk penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto, terdapat 631 pasien yang dinyatakan sembuh.

Menurut keterangan Yuri dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Graha BNPB, jumlah total kematian akivat covid-19 mengalami penambahan 15 kasus.

Jadi jumlah total pasien yang dinyatakan meninggal dunia akibat terpapar Virus Corona mencapai 535 orang.

Belakangan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) menyampaikan keberatan dari informasi jumlah kasus kematian yang dirilis oleh pemerintah.

IDI mengatakan seharusnya jumlah kematian karena covid-19 bisa mencapai lebih dari 1.000 kasus.

IDI ungkap jumlah kematian bisa dua kali lipat dari keterangan pemerintah

57 Tenaga Medis RS Kariadi Positif Corona, Dokter Zainal: Jasad Aja Ditolak Apalagi Kami Masih Hidup

Masih Ingat dengan Band Hijau Daun? Ternyata Begini Kabar Sang Vokalis, Berikut Parade Fotonya

THR PNS Akhirnya Cair dengan Tenggat Waktu Tercepat H-10 Idul Fitri, Ini Rincian Gaji dan Tunjangan

Menyaru Polisi dari Polda Sumut, Pria Ini Gondol Sepeda Motor Rahmadina yang Dijambret di Titikuning

Sejoli Tertangkap Basah Berciuman di Kala Pandemi Virus Corona, Berbuah Denda Rp 3,2 Juta

Pesta Seks saat Lockdown, Aparat Gerebek Bungalow Mewah dan Ciduk 22 Pria dan Wanita Tak Berbusana

Seperti yang diberitakan Kompas.com, IDI menyampaikan jumlah kematian akibat covid-19 di Indonesia memiliki jumlah yang lebih banyak.

Hal tersebut telah dikonfirmasi oleh Ketua Umum IDI, Daeng M Faqih kepada Kompas.com.

Daeng M Faqih menyebut jumlah kematian terkait Virus Corona di Indonesia bisa mencapai 1.000 orang.

Alias sekitar dua kali lipat dari informasi yang dirilis oleh pemerintah pada Sabtu, 18 April 2020 kemarin.

Perbedaan tersebut dijelaskan Daeng karena pemerintah hanya mengkap kasus kematian pasien yang dinyatakan positif covid-19.

Namun tidak mengungkap jumlah kematian Pasien dalam Pengawasan ( PDP).

Jenazah Perawat NHS Sempat Hilang setelah Meninggal lantaran Corona, Keluarga Dioper Sana Sini

Cara Unik Seorang Ayah Ajak Anaknya Keliling Dunia dan Kunjungi 25 Negara saat Pandemi Corona

Aurel Hermansyah Potong Rambutnya Jadi Pendek, Begini Reaksi Atta Halilintar saat Mengetahuinya

Sahrul Gunawan Tunda Rencana Pernikahannya dengan Sang Kekasih, Ungkap Usahanya Rugi Akibat Corona

Ingat Sarah Amalia, Perempuan Cantik Satu-satunya yang Pernah Dinikahi Ariel NOAH? Begini Kabarnya

Wulan Guritno Ngaku Pernah Disantet oleh Sosok Ini, Ketakutan dan Tidur Selama 4 Bulan di Lantai

Suntik Botox untuk Hilangkan Bekas Gigitan Nyamuk, Tak Disangka Hal Mengerikan Menimpa Wanita Ini

Jumlah kematian PDP cukup tinggi

Ketika dikonfirmasi, Daeng menjelaskan klaim data tersebut didapatkan dari laporan langsung rumah sakit kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

Data tersebut menerangkan bahwa jumlah keseluruhan kematian pasien positif covid-19 dan PDP bila digabungkan mencapai lebih daari 1.000 kasus.

"Iya benar, kalau ditambahkan jumlah kematian yang positif covid-19 dan PDP, itu akan lebih dari 1.000," kata Daeng saat dihubungi Kompas.com, Minggu (19/4/2020).

Namun dikatakan Daeng M Faqih, pemerintah belum menyampaikan kasus kematian PDP.

"Nah itu yang belum disampaikan oleh pemerintah. Kematian dengan status PDP ini banyak, kan tidak mungkin PDP yang meninggal lalu kita katakan itu pasti bukan covid-19, kan enggak mungkin," lanjut Daeng M Faqih.

Padahal, seperti yang dijelaskan Daeng, PDP yang meninggal oleh pihak rumah sakit dilaporkan juga sebagai kematian perawatan covid-19.

Sebab status PDP saat berada di rumah sakit mendapatkan perawatan dengan prosedur covid-19,

Bahkan saat meninggal dunia pun para PDP juga dimakakan dengan protokol pemakaman covid-19.

Sehingga menurut Daeng M Faqih, angka kematian PDP tidak bisa diabaikan jumlahnya.

"Angka PDP ini besar dan tidak bisa dihilangkan begitu saja," kata Daeng.

Pihaknya juga menyebut, angka ODP dan PDP di Indonesia cukup tinggi.

Dikutip dari laman Kementerian Kesehatan RI, angka ODP di Indonesia sebanyak 176.344 orang, dan jumlah PDP 12.979 orang.

Soroti pelaksanaan tes covid-19

Selain menyampaikan mengenai kasus kematian PDP, Daeng juga berkomentar tentang pelaksanaan tes covid-19 di Indonesia.

Tak hanya jumlah tes yang dilakukan saat ini masih sedikit, Daeng M Faqih juga menyoroti lambatnya waktu yang diperlukan untuk mengetahui hasil tes.

Sehingga sejumlah kasus PDP mengetahui status dan hasil tes setelah pasien tersebut meninggal.

Bahkan ada pula kasus pasien meninggal dunia namun tidak sempat melakukan tes covid-19.

"Masih lama dan kurang cepat. Volume per hari nya masih relatif kurang.

Perlu percepatan testing, perlu lebih banyak, lebih luas dan massal supaya deteksi kasus bisa lebih cepat dan penanganan lebih cepat," ujar Daeng M Faqih.

Ia menegaskan, apabila test covid-19 dilakukan dengan cepat, maka kematian PDP dapat diketahui penyebabnya.

Warga Berjubel di Area Wisata seusai Lockdown, Ahli Epidemiologi Sebut Babak Baru Corona akan Mulai

Bocor Rekaman Mayat dan Pasien Virus Corona di Satu Ruangan, Berbaring Bersebelahan karena Hal Ini

Sejoli Artis Ini Terpaksa Jualan di Pinggir Jalan, Pandemi Virus Corona Menggerus Pendapatan

Bukan Suruh Warga di Rumah Apalagi Lockdown, Ini Cara Jitu Hong Kong Kendalikan Virus Corona

Ponsel BM Resmi Diblokir Pemerintah, Begini Cara Cek IMEI HP Kamu Menggunakan Kartu Telkomsel dan XL

40 GB Gratis dari Telkomsel, Paket Promo Ekstra Kuota Terbaru, Inilah Syarat dan Cara Mengaktifkan

Khawatir adanya fenomena gunung es

Banyaknya kasus PDP yang meninggal dan belum diketahui hasil tesnya, Daeng M Faqih menilai hal tersebut bisa menjadi masalah yang besar.

Sehingga menurut Daeng M Faqih, kasus tersebut perlu mendapatkan jawaban dan segera diperiksa akar permasalahannya.

"Agar tidak menjadi fenomena gunung es," kata Daeng.

Tak hanya soal  angka kematian, Daeng menyebut kasus positif corona di Indonesia masih berpotensi akan meningkat lebih besar.

Dia bahkan menyebut, bahwa data yang diupdate setiap harinya oleh pemerintah bisa jadi adalah data satu atau dua minggu yang lalu.

Sebab antara waktu pengetesan, proses dan pengumuman hasilnya bisa memakan waktu satu minggu.

Sehingga konteks pernyataanya terkait jumlah pasien meninggal terkait corona yang mencapai 1.000 itu juga berkaitan dengan jumlah tes yang sedikit dan waktunya yang lama.

Karena itu pihaknya mendorong agar tes Virus Corona di Indonesia dipercepat dan diperluas.

Daeng mengungkapkan, dengan tes yang dipercepat dan diperluas maka penemuan kasus akan semakin cepat dan tepat.

Selain untuk menghindari fenomena gunung es yang ia sebut tadi.

"Yang ditemukan sekian, tetapi sebenarnya yang aslinya lebih besar dari itu," kata Daeng.

"Saya sebenarnya menekankan pesan dari Presiden Jokowi untuk mempercepat tes itu tadi karena angka positif atau kematian akan lebih besar bila itu dilakukan," pungkas Daeng M Faqih.

Artikel ini telah tayang di Tribunnews Wiki dengan judul IDI Sebut Kasus Kematian Covid-19 di Indonesia Dua Kali Lipat Lebih Banyak dari Data Pemerintah

Sumber: TribunnewsWiki
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved