Breaking News

Virus Corona

Pencetus Lockdown Ungkap Kenapa Virus Corona Lebih Mematikan di Eropa dan Amerika daripada di China

Eropa dan Amerika Serikat kaget setelah wabah virus Corona SARS-CoV-2 yang mereka alami lebih mematikan daripada yang dialami China.

Editor: Tariden Turnip
reuters
Pencetus Lockdown Ungkap Kenapa Virus Corona Lebih Mematikan di Eropa dan Amerika daripada di China. Saking banyak korban Covid-19 di New York, pemerintah kota terpaksa memakamkan secara massal. 

Eropa dan Amerika Serikat kaget setelah virus Corona SARS-CoV-2 yang mereka alami lebih mematikan daripada yang dialami China.

Hingga Selasa (21/4/2020), SARS-CoV-2 sudah menginfeksi 2.481.287 orang dan merenggut nyawa 170.436 orang, di mana lebih setengah korban berasal dari Eropa dan Amerika.

China hanya mencatatkan 82.758 kasus Covid-19 di mana 4.632 orang meninggal.

Bandungkan dengan Amerika Serikat yang mencatatkan 792.938 kasus Covid-19 dengan kematian 42.518 orang.

Atau Spanyol yang mencatatkan 200.210 kasus Covid-19 dengan angka kematian 20.852 orang, atau Italia yang mencatatkan 181.228 kasus Covid-19 di mana 24.114 orang meninggal.

Penelitian terbaru yang dilakukan ilmuwan terkemuka China mengungkap virus Corona SARS-CoV-2 punya kemampuan bermutasi hingga lebih mematikan dari yang pertama kali ditemukan di Wuhan China.

Profesor Li Lanjuan dan tim dari Universitas Zhejiang menemukan mutasi strain SARS-CoV-2 dalam sekelompok kecil pasien yang sebelumnya tidak dilaporkan.

Mutasi ini sangat langka sehingga para ilmuwan tidak pernah menganggapnya mungkin terjadi.

Mereka juga mengkonfirmasi untuk pertama kalinya dengan bukti laboratorium bahwa mutasi tertentu dapat membuat strain lebih mematikan daripada yang lain.

"Sars-CoV-2 telah memperoleh mutasi yang mampu secara substansial mengubah patogenisitasnya," tulis Li dan tim dalam makalah non-peer-review yang dirilis situs makalah medRxiv.org pada Minggu (19/4/2020).

Melansir South China Morning Post, penelitian Li memberikan bukti kuat pertama bahwa mutasi dapat mempengaruhi seberapa parah virus menyebabkan penyakit atau kerusakan pada inangnya.

Li mengambil pendekatan yang tidak biasa untuk menyelidiki mutasi virus.

Dia menganalisis strain virus yang diisolasi dari 11 pasien Covid-19 yang dipilih secara acak dari Hangzhou, Provinsi Zhejiang, dan kemudian menguji seberapa efisien mereka dapat menginfeksi dan membunuh sel.

Mutasi paling mematikan pada pasien Zhejiang juga telah ditemukan pada sebagian besar pasien di seluruh Eropa, sedangkan strain yang lebih ringan adalah varietas dominan yang ditemukan di bagian Amerika Serikat, seperti negara bagian Washington.

Penelitian terpisah menemukan bahwa strain New York diimpor dari Eropa. Tingkat kematian di New York serupa dengan di banyak negara Eropa, jika tidak lebih buruk.

Profesor Li Lanjuan
Profesor Li Lanjuan (scmp)
Halaman
1234
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved