Rumah Bagus di Dairi Dilabeli Keluarga Miskin, Ternyata Ini Faktanya

Satu rumah bergaya klasik kolonial di Dairi dilabeli keluarga miskin penerima Bansos dan sempat menjadi perbincangan netizen

Editor: Array A Argus
TRIBUN MEDAN/DOHU
BANGUN Lumban Gaol (48) berdiri di teras rumahnya saat ditemui Tri bun Medan baru-baru ini. Rumah Bangun menjadi sorotan, karena mendapat label keluarga miskin penerima bansos. 

DAIRI,TRIBUN-Satu rumah di Desa Juma Siulok, Kecamatan Siempat Nempu, Kabupaten Dairi sempat menjadi perbincangan hangat netizen di media sosial (medsos) Facebook.

Rumah bergaya klasik kolonial, dengan ciri khas menggunakan pilar silinder dan kosen pintu/jendela melengkung, ini ditempel label "keluarga miskin penerima bantuan sosial (Bansos)".

Potret rumah ini kemudian diunggah seorang warganet atas nama Dhian Tresya Purba (https://www.facebook.com/dhian.t.purba) ke sebuah grup Facebook (https://www.facebook.com/groups/157232524997217/permalink/55281624 8772174/) dan menjadi perbincangan.

Keluarga Miskin di Pakpak Bharat Viral di Medsos, Pj Bupati Langsung Sambangi Keluarga Solin

Tribun Medan berhasil menemukan keberadaan rumah tersebut, Sabtu (2/5/2020) petang, dan bertemu penghuninya, Bangun Lumban Gaol (48).

"Ayo, masuk," ujar Bangun Lumban Gaol, yang hari itu dalam balutan kaus oblong biru dan celana pendek jins.

Pantauan Tribun Medan, rumah yang dihuni Bangun Lumban Gaol itu minim perabotan.

Di ruang depan/tamu, tak ada apa-apa selain motor bebek Bangun Lumban Gaol.

Keluarga Miskin di Dairi, Besarkan Empat Anak Disabilitas, tak Pernah Dapat Bantuan Pemerintah

Sementara, di ruang tengah, berisi meja, kursi, lemari, dan bingkai-bingkai foto.

Bangun Lumban Gaol menuturkan, rumah itu adalah peninggalan orang tuanya yang telah lama meninggal dunia.

Ia sebetulnya punya rumah sendiri.

Daripada rumah itu tak dihuni, ia membawa istri dan anaknya tinggal di situ.

Warga Menolak Pemakaman Bayi Keluarga Miskin, Sang Ayah Sempat Terlunta-lunta Menggedong Jenazah

"Orang tua kami sudah meninggal sekitar 10 tahun lalu.

Kami anak-anaknya ada 10 bersaudara.

Lima sudah meninggal, empat lagi merantau, tinggal saya yang di kampung," beber suami dari Boru Sihombing ini.

Petaka Pengantin Lelaki Kabur, Keluarga Miskin Kelabakan Mesti Tanggung Rp 1,6 Miliar ke WO

Ayah empat anak ini mengungkapkan, bentuk rumah warisan itu dahulu masih sangat sederhana.

Belakangan, rumah itu direnovasi secara patungan oleh saudara-saudaranya yang bertaraf ekonomi lebih baik, agar dapat menjadi tempat berkumpul keluarga besar.

"Salah satu saudara saya pernah kerja di perusahaan swasta.

Karena sesuatu hal, dia di-PHK dan dapat pesangon yang besarannya lumayan, sehingga bisa merenovasi rumah ini," kata Bangun Lumban Gaol mengakhiri.

Malu Rumahnya Dilabel Keluarga Miskin Penerima PKH, Warga Tutupi Pakai Poster, Ini Foto-fotonya

Warga setempat mengaku, di daerah tersebut biasa terjadi ada rumah bagus dilabeli keluarga miskin.

Sebab penghuni rumah belum tentu pemiliknya.

Penghuni rumah bagus bisa jadi keluarga miskin yang punya rumah reyot atau bahkan tidak punya rumah.

"Rumahnya bagus, bukan berlantai tanah dan berdinding tepas, tetapi dilabeli warga miskin.

Rupanya, rumah warisan. Penghuninya cuma petani berpenghasilan rendah," ungkap pria bermarga Purba, salah satu warga sekitar.

Fakta Lapangan
Camat Siempat Nempu, Landong Napitu mengatakan, pelabelan keluarga miskin di wilayahnya berdasarkan situasi riil dan fakta lapangan.

Pihak kecamatan tidak bisa kaku seperti standar yang ditentukan Kemensos atau Badan Pusat Statistik.

"Enggak bisa disimpulkan dari penampakan rumah aja.

Pak RT Memalaki Warga Miskin Penerima Bantuan Tunai, Pak Camat Sebut Hanya untuk Uang Rokok Saja

Gali lagi perihal sesungguhnya, karena bisa aja rumahnya bagus, tetapi ternyata bukan rumahnya," ujar Landong kepada Tribun Medan via seluler.

Landong membenarkan, keluarga Bangun Lumban Gaol memang keluarga miskin penerima bantuan sosial.

"Keluarga Bangun Lumban Gaol cuma menempati rumah itu," kata Landong.

Disinggung soal kabar masih banyak penduduk miskin di Siempat Nempu tak dapat bantuan pemerintah, meski tinggal di rumah reyot, Landong membantah.

Hujatan imbas Statemen Si Kaya Bantu yang Miskin, Jubir Achmad Yurianto Beri Respons Terperinci

Menurutnya, banyak warganya yang miskin tak mendapat bantuan, karena enggan rumahnya dilabeli.

"Banyak yang gengsi kalau rumahnya dilabeli, malu.

Namun, giliran menerima bantuan, mau," pungkas Landong. (cr16)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved