Wanita Rupawan Lulusan Kebidanan Banting Setir Jadi Pedagang Ikan, Omzet Rp 25 Juta Sebulan

Yanti (30) wanita berkulit putih saban hari sudah terbiasa mencium bau tak sedap dan jalanan kotor di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi.

Istimewa
Seorang wanita rupawan lulusan akademi kebidanan memilih jadi pedagang ikan setelah dua gagal menjadi Aparatur Sipil Negara 

Yanti (30) wanita berkulit putih saban hari sudah terbiasa mencium bau tak sedap dan jalanan kotor di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi.

TRI BUN-MEDAN.com-Kisah Julianti atau akrab disapa Yanti (30), wanita cantik lulusan akademi kebidanan bisa menjadi contoh bahwa tidak perlu putus asa bila gagal jadi Pegawai Negeri Sipil (PNS).

Yanti (30) wanita berkulit putih saban hari sudah terbiasa mencium bau tak sedap dan jalanan kotor di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi.

Yanti sangat terampil membersihkan ikan untuk pembelinya. Meskipun sebenarnya Yanti bukan pedagang tanpa sekolah.

Yanti merupakan wanita berusia 30 tahun lulusan dari akademi kebidanan.

Sepintas, memang tak terlihat bila Yanti dulunya merupakan bidan di wilayah Kabupaten Bangkalan, Madura.

Tangannya yang terampil dan lihai, seolah menutupi profesi aslinya di tahun 2006 sampai 2009 ini.

Uni Soviet Akui Melakukan Pembantaian Keji 5000 Perwira Militer Polandia, Dikubur Secara Massal

Yanti menuturkan, ia memang memimpikan untuk menjadi bidan sejak kecil.

Namun, karena orang tuanya yang hanya bekerja sebagai penjual ikan di pasar, membuatnya enggan untuk berkata jujur perihal impiannya.

Sejak Sekolah Menengah Atas (SMA), Yanti mulai menghabiskan waktunya untuk belajar.

Dia gigih belajar agar mendapatkan beasiswa ke sekolah bidan guna mewujudkan impiannya.

Yanti penjual ikan di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi yang dulunya seorang bidan, Rabu (6/5/2020).
Yanti penjual ikan di Pasar Pondok Gede, Kota Bekasi yang dulunya seorang bidan, Rabu (6/5/2020). (TRIBUNJAKARTA.COM/NUR INDAH FARRAH AUDINA)

Bersambut baik, rupanya ia mendapatkan beasiswa di salah satu Poltekkes di Kota Surabaya, Jawa Timur.

"Saya bidan dulunya. Saya enggak bilang sama ibu saya kalau saya dapat beasiswa. Kalau enggak dapat saya juga enggak nerusin sekolah. Karena dulu kan ibu saya masih merintis usaha," ceritanya kepada TribunJakarta.com, Rabu (6/5/2020).

Selama tiga tahun, Yanti berhasil menyelesaikan D3 Kebidanannya dan berlanjut bekerja menjadi bidan di Madura.

Menurutnya, menjadi seorang bidan di Jakarta sangat berbeda dengan di desa.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jakarta
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved