Bantuan Sosial Tunai (BST) Nenek Tua (60) Ditilep Aparat Desa di Humbahas

Ketiganya gagal mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) senilai Rp 600.000 per bulan sebagai warga yang terdampak langsung Pandemi Covid-19.

Penulis: Arjuna Bakkara |
ISTIMEWA
Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor tampak berbincang dengan warga 

TRIBUN-MEDAN.COM, DOLOKSANGGUL - Kekecewaan mendalam dialami 3 warga Desa Hutasoit I Dusun VI Lumban Sipariama, Kabupaten Humbang Hasundutan.

Ketiganya gagal mendapatkan Bantuan Sosial Tunai (BST) senilai Rp 600.000 per bulan sebagai warga yang terdampak langsung Pandemi Covid-19.

Uang yang mereka tarik dari Kantor Pos Lintong diminta oknum Perangkat Desa bernama Pasu Hutasoit.

"Setelah semalam mereka menjemput bantuan itu, aparat desa meminta kembali uang yang sempat mereka tarik dari Kantor Pos Lintong," ujar Sitorus Hutasoit keluarga seorang korban yang merasa dirugikan.

Adapun ketiganya adalah, Cardo Hutasoit (28) dan Tiorli Simamora (60) dan Berliana Silaban (60), dan mirisnya, Berliana Silaban (60) satu diantara mereka adalah seorang janda miskin yang sehari-hari hanya bertani.

Sebelumnya, Berliana Silaban dan dua rekannya sudah menerima BST melalui Kantor Pos untuk tahap pertama, dan kemudian mereka dipanggil menerima tahap ke dua.

Kamis (14/5/2020), mereka pun kembali mendatangi Kantor Pos Lintong dan mengambil Rp 600 ribu. Namun setelah mereka mengambil haknya tersebut seorang perangkat desa memintanya.

Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor
Bupati Humbang Hasundutan Dosmar Banjarnahor (humbanghasundutankab.go.id)

16 Kali Operasi Angkat Silikon, Wajah Mpok Atiek Kini Tampak Lebih Cerah dan Awet Muda

Tata Cara Salat Ied Sendirian atau Berjamaah di Rumah Menurut Fatwa MUI

Rencana Berliana untuk membeli beras dan kebutuhan lainnya pun akhirnya pupus karena ulah oknum perangkat desa tersebut. 

"Uangnya diminta perangkat desa, dan si perangkat desa sembunyi-sembunyi memintanya," ujar Sitorus yang merupakan keluarga korban.

Janda berusia 60 tahun itu pun hanya bisa menangis. Jangankan membeli beras, segelas teh manis pun gagal dia cicipi di Kota saat mengambil uang tersebut.

"Padahal, dia jauh-jauh datang dari kampungnya untuk mendapatkan dana yang dia tunggu-tunggu. Ia pun sudah mengeluarkan uang ongkos dan hari-harinya pun sia-sia, padahal ia mengharapkan uang BST tersebut," kata Sitorus lagi.

Sehari-hari Berliana hanya bertani semampunya. Saat ini dia tinggal bersama anak paling bungsu dengan hidup serba pas-pasan.

PLT Kepdes Hutasoit I Viktor Silaban dihubungi Tribun Medan membantah anggotanya telah mengambil dana tersebut dari si empunya hak.

Ia menuturkan untuk tahap pertama belum merata pembagiannya dan 16 orang belum dapat.  Sedangkan tahap 2 sudah dilakukan semua.

Alasan Viktor nama penerima seperti Berliana Silaban rangkap namanya sebagai warga penerima sehingga harus dikembalikan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved