update covid19 Sumut 1 Juni 2020

Live Streaming Covid-19 Sumut Senilai Rp 1,1 M Tak Efektif, Meryl Saragih Usulkan Pembuatan Website

Anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi PDI Perjuangan Meryl Saragih kembali berkomentar terkait live streaming GTPP Covid-19 Sumut

Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Juang Naibaho
Tribun-Medan.com/Maurits Pardosi
Anggota DPRD Sumut, Meryl Saragih saat ditemui pada Senin (1/6/2020). 

TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Anggota DPRD Sumatera Utara dari Fraksi PDI Perjuangan Meryl Saragih kembali berkomentar terkait live streaming Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumatera Utara.

Ia memberi sorotan terkait jumlah masyarakat yang melihat (viewer) live streaming itu tidak lebih dari 200 orang setiap harinya.

"Mengenai live streaming, saya mendapatkan informasi bahwa GTPP itu livestreaming setiap hari mengenai perkembangan Covid, saya coba cek ternyata viewersnya hanya sekitar 150, 160, enggak nyampe 200 gitu," ujarnya.

Hal yang membuat Merryl heran, biaya pengadaan live streaming itu mencapai Rp 1,1 miliar.

"Kemudian saya dapat bahan dari GTPP, salah satunya di informasi dan komunikasi itu sekitar 1,1 miliar lebih. Saya mengasumsikan waktu itu livestreaming itu masuk dalam plot anggaran tersebut yang memang perinciannya belum diberitakan kepada kita," sambungnya.

Dengan kondisi demikian, Meryl Saragih merasa perlu mengkritisinya.

"Saya mengkritisi kenapa biaya ini cukup besar sementara dampaknya tidak efektif dan efisien karena viewersnya cuma 150, tapi biayanya sebesar ini," lanjutnya.

Tidak hanya kritik terkait biaya pengadaan live streaming yang dinilai besar, Meryl Saragih juga memiliki pertanyaan terkait perincian anggaran tersebut.

"Oleh karena itu, saya merekomendasikan ke pemerintah, yang pertama perincian anggaran ini untuk apa aja. Yang kedua, kalau memang tidak efektif, dialokasikan ke plot anggaran lainnya, lebih bermanfaat gitu," sambungnya.

Meryl Saragih mengusulkan pengadaan website resmi Satuan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Sumayera Utara sebagai pusat informasi terkait Covid-19.

Website tersebut menjadi garda terdepan dalam pemberitahuan kepada masyarakat luas sehubungan data terkait Covid-19.

"Nah bisa juga pemerintah di sini, saya cek belum ada website Gugus Tugas yang resmi kebetulan untuk Sumatera Utara. Nah, saya bilang, kalau viewersnya di youtube sangat sedikit kenapa kita enggak diferensiasi aja lebih kita streamline, kita lebih perluas misalnya dengan membuat website diintegrasikan dengan facebook, youtube, instagram," sambungnya.

Selain website, ia menilai perlunya membuat baliho dan spanduk bagi masyarakat yang kurang melek digital, sehingga bisa mengedukasi masyarakat terkait Covid-19.

"Jadi, semua orang dari lapisan masyarakat bisa menontonnya. Bisa juga kita alokasikan untuk papan-papan pengumuman atau baliho atau spanduk, dimana masyarakat yang belum melek digital bisa tahu informasi tentang Corona ini, tentang bahaya Corona ini, dan protokol kesehatan," lanjutnya.

"Karena menurut saya, informasi ini juga merupakan garda terdepan untuk masyarakat tahu bahwa Corona itu ada, Corona itu berbahaya, dan bagaimana mereka hidup sehat dan bersih gitu lho," sambungnya.

"Jadi itu saya kritisi juga dan mungkin bisa juga kita gunakan jasa-jasa influencer seperti BPNP Pusat dan duta-duta anak-anak muda yang bisa menyampaikan hal terkait Covid dalam keramaian," pungkasnya.

(cr3/medan-tribun.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved