Orangutan Muncul di Sekitar Danau Lau Kawar, Masyarakat Diimbau Tidak Menyakiti dan Memburunya

Warga Desa Kuta Gugung, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Tanahkaro dua pekan terakhir sering melihat kemunculan orangutan

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Array A Argus
HO/Pelin Depari
TURUN GUNUNG-Orangutan yang diduga berasal dari kawasan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat turun gunung dan menampakkan diri di Desa Kuta Gugung, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Tanahkaro, kamis (18/6). Pihak BBKSDA, kepolisian, serta aktivis lingkungan dari Lingkar Sinabung berharap masyarakat tidak ada yang menyakiti orangutan ini.(HO/Pelin Depari) 

TRI BUN-MEDAN.com,NAMANTERAN-Warga Desa Kuta Gugung, Kecamatan Namanteran, Kabupaten Tanahkaro sempat melihat seekor orangutan di dekat Danau Lau Kawar.

Menurut prediksi Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara, primata bernama latin Pongo Abelii ini berasal dari Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) Kabupaten Langkat.

Diduga, primata itu kelaparan, karena di habitat aslinya stok makanan berupa buah tidak memadai.

Curhat Seorang Peneliti Orangutan UI Asal Jawa Tengah, tak Bisa Mudik Lebaran, Indekos di Kota Medan

"Prediksi kami orangutan itu sedang mencari makan. Karena kami lihat di sana, ada satu pohon yang sedang berbuah.

Mungkin dia mengincar pohon itu," kata Kepala Seksi Konservasi Wilayah I BBKSDA Sumut, Tuahman Tarigan, Kamis (18/6/2020).

Ia mengatakan, agar tidak menimbulkan konflik antara manusia dengan orangutan, pihaknya sudah melakukan sosialisasi kepada masyarakat.

Katanya, ia meminta masyarakat di Desa Kuta Gugung dan Danau Lau Kawar tidak menyakiti orangutan tersebut.

Bila orangutan mendekati permukiman, cukup diusir saja.

Sepi Kunjungan Manusia, Orangutan Bunuh Kebosanan Bermain Gelembung, Sekarang Hewan Lebih Bahagia

"Sebenarnya orangutan ini tidak akan menganggu. Kecuali dia diganggu deluan," katanya.

Sebagaimana kebiasaan orangutan, lanjut Tuahman, hewan berbulu cokelat kemerahan ini juga jarang sekali mendekati permukiman.

Dia akan mencari tempat yang lebih aman dari keramaian.

"Orangutan ini berbeda dengan monyet yang ada di wilayah Taman Hutan Raya (Tahura).

Kalau monyet di Tahura itu kan berani mendekati dan mengancam manusia," katanya.

Fakta-fakta Mengejutkan Orangutan Ulurkan Tangan pada Pria di Sungai Penuh Ular yang Fotonya Viral

Kalau orangutan, dia tidak akan mau mengganggu. Kemunculannya di dekat permukiman masyarakat juga karena terpaksa, lantaran orangutan itu lapar dan butuh makan.

"Jika ada masyarakat yang melihat kemunculan orangutan ini, biarkan saja.

Dia itu cuma mencari makan," katanya. Bilamana ada yang coba-coba menyakiti orangutan tersebut, sebaiknya segera dilaporkan.

Sebab, orangutan ini termasuk hewan yang dilindungi.

Pesona Wisata Bukit Lawang, Menyusuri Hutan Berpetualang Menuju Penangkaran Orangutan

"Sekali lagi kami imbau kepada masyarakat, mohon untuk tidak menyakitinya.

Namanya juga makhluk hidup, dia hanya mencari makan.

Dan bila orangutan itu sudah cukup dekat dengan permukiman, sebaiknya laporkan kepada kami," kata Tuahman.

Dari laporan masyarakat kepada petugas BBKSDA, orangutan itu terlihat bergelantungan sembari memakan buah di pohon Desa Kuta Gugung.

Menurut masyarakat, orangutan itu sudah dua minggu di Desa Kuta Gugung.

Dua Ekor Orangutan yang Diselamatkan di Pasar Gelap Akan Direhab di Batu Belin

"Tahun 1980-an juga sering ada orangutan di kawasan Lau Kawar ini.

Tapi ini muncul lagi sekitar dua minggu terakhir, cuma jarang.

Paling seminggu terakhir inilah yang sering nampak keluar dari hutan sana," kata Pelin Depari, relawan Lingkar Sinabung.

Ditanya kapan waktu tertentu primata itu keluar, Pelin mengaku orangutan tersebut muncul tiga kali sehari.

Petugas Geledah Rumah Pelaku Perdagangan Orangutan di Bahorok

"Kalau dia mau makan, baru keluar dari hutan. Biasanya orangutan ini menampakkan diri pukul 09.00 WIB, pukul 11.00 WIB, dan pukul 15.00 WIB," ungkapnya.

Karena khawatir terjadi konflik antara masyarakat dengan warga, Pelin dan kawan-kawan memberi edukasi dan sosialisasi.

Dia mengatakan, masyarakat diberi pemahaman, bahwa orangutan adalah hewan dilindungi yang tidak boleh diburu.

"Sampai saat ini masyarakat juga enggak ada yang mau ganggu.

Malah masyarakat senang ada orangutan di wilayahnya," kata Pelin.

Ia berharap, semua pihak yang ada di Desa Kuta Gugung dapat sama-sama menjaga orangutan ini.

Jika orangutan hidup sehat dan dijaga masyarakat, artinya warga di Desa Kuta Gugung sudah sadar dan paham akan kelestarian lingkungan.

Sepasang Orangutan Diberi Nama Marelan dan Marleni.
Sepasang Orangutan Diberi Nama Marelan dan Marleni. (Istimewa)

Jangan Coba-coba Diburu
Kapolsek Simpangempat AKP Ridwan Harahap mengaku sudah mendapat informasi tentang kemunculan orangutan di Desa Kuta Gugung.

Katanya, karena orangutan ini adalah hewan dilindungi, Ridwan meminta semua masyarakat jangan coba-coba memburunya.

Dia meminta semua pihak untuk menjaga hewan dilindungi tersebut.

Berita Foto: Bonbon Orangutan yang Berhasil Disita, Nyaris Diselundupkan ke Rusia

"Ini kan hewan yang dilindungi. Selama dia tidak mengganggu, mari sama-sama kita jaga," kata Ridwan.

Jika hewan ini diburu, tentu yang rugi bukan hanya warga di Tanahkaro saja, tapi juga masyarakat Sumatera Utara.

Sebab, selain di Kalimantan, Sumatera Utara menjadi habitat orangutan, khususnya di kawasan TNGL dan di Batangtoru, Tapanuli Selatan.

"Jika orangutan ini sudah mendekati permukiman, sebaiknya melapor kepada kami. Jangan sekali-kali dilukai," kata Ridwan.

Sempat Trauma karena Nyaris Diselundupkan ke Rusia, Orangutan Bonbon Kini Mulai Aktif Bermain

Untuk mencegah adanya konflik antara manusia dengan orangutan, Ridwan mengaku akan melakukan patroli di sekitar lokasi kemunculan orangutan.

Selain untuk mencegah adanya konflik, patroli juga dilakukan guna mengantisipasi adanya oknum yang coba-coba memburu orangutan ini.(cr4)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved