Tak Disangka Pacar Terapis Panggilan Sempat Bertemu Pelaku, saat Itu Monik Sudah Jadi Mayat di Kamar

Ia mengaku bernafsu dengan wanita yang memiliki rentang usia lebih tua dengannya. Dalihnya, kerap menonton video dewasa hingga menjadi fantasinya.

Kolase SURYA.co.id/Luhur Pambudi/Firman Rachmanudin
Mahasiswa Surabaya jurusan Teknik Sipil selaku pembunuh wanita terapis panggilan mengaku marah setelah bayar Rp 900 ribu pakai uang SPP kuliah, cuma digituin saja. 

Dalihnya, kerap menonton video dewasa hingga menjadi fantasinya.

"Karena fantasi saja. Memilih yang lebih tua usianya dari tersangka," lanjut Agung.

Diberitakan sebelumnya, Monik,  terapis panggilan ditemukan tewas di dalam kardus kulkas dengan kondisi bersimbah darah.

Korban tewas setelah ditusuk empat kali di bagian leher bawah telinganya hingga kehabisan darah.

Motif pembunuhan itu diketahui setelah tersangka berhasil ditangkap tak sampai 24 jam dari kejadian.

Alasannya, tersangka tersinggung seusai ajakan bersetubuhnya ditolak korban.

Padahal tersangka sudah membayar sebesar 900.000 dari uang SPP kuliahnya.

Tak pelak, tersangka dengan korban beradu mulut hingga berujung pembunuhan.

Korban yang berteriak saat dibekap membuat tersangka panik hingga nekat menghabisinya.

Setelah dipastikan tak bernyawa, tersangka memasukkan tubuh korban ke dalam kardus dan mencoba membakarnya menggunakan kompor portable.

Tapi diurungkan lantaran takut membakar rumah kontrakan.

Korban akhirnya dibiarkan di dalam kardus dan tersangka kabur ke rumah bibinya di Ngoro, Mojokerto menggunakan jasa taksi online.

Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Kekasih Terapis Wanita Panggilan Sempat Ketemu Tersangka, Kondisi Monik Saat Itu Sudah Jadi Mayat

Sumber: Surya
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved