Virus Corona

WHO Kirim Sinyal Bahaya Bagi Masyarakat Dunia, Covid-19 (Corona) Merangkak Tajam saat New Normal

Bagaimana tidak, bak pisau bermata dua, seiring new normal diterapkan, rantai penyebaran Covid-19 nyatanya tak terlelakkan.

AFP/HECTOR RETAMAL
Seorang petugas medis dari Provinsi Jilin (tengah) menangis saat memeluk rekan perawat yang bersama-sama selama menangani pasien corona, dalam sebuah acara perpisahan di Bandara Tianhe yang baru dibuka kembali di Wuhan, Hubei, China, Rabu (8/4/2020). Ribuan orang bergegas meninggalkan Wuhan setelah otoritas mencabut kebijakan lockdown selama lebih dari dua bulan di lokasi yang diketahui sebagai episenter awal virus corona tersebut. 

TRI BUN-MEDAN.com -  Pandemi virus corona belum berakhir.

Sampai saat ini, seluruh negara di penjuru dunia masih harus berperang melawan Covid-19.

Jumlah pasien Covid-19 pun masih dilaporkan terus mengalami peningkatan.

Meski demikian, sejumlah negara sudah mulai menerapkan aturan new normal.

Kisah Keluarga Perkawinan Sedarah (Inses), Diazab Lahirkan Anak-anak Cacat, Berlangsung 4 Generasi

Tentu, kebijakan tersebut menuai pro dan kontra.

Bagaimana tidak, bak pisau bermata dua, seiring new normal diterapkan, rantai penyebaran Covid-19 nyatanya tak terlelakkan.

Menyoal kondisi tersebut, WHO pun langsung memberikan alarm tanda bahaya bagi dunia.

Ilustrasi virus corona
Pixabay.com/ geralt
Ilustrasi virus corona

Dilansir dari Kompas.com, Badan Kesehatan Dunia (WHO) memperingatkan kalau sekarang ini wabah virus corona mengalami peningkatan tajam.

Tak main-main, kini dunia berada di tingkat atau fase yang baru dan berbahaya.

Pada Kamis (18/6/2020), lebih dari 150ribu kasus infeksi baru telah dilaporkan.

Sejauh ini, laporan tersebut menjadi angka tertinggi dalam satu harinya.

Ketahuan Mencuri Sosis di Minimarket, Seorang Bule Asal Belgia Nyaris Dihakimi Warga

Resmikan Masjid Al Ihsan, Akhyar Ajak Jemaah Ikut Memutus Penyebaran Covid-19

Tedros Adhanom Ghebreyesus saat Konpers di Jenewa pun membenarkan hal itu.

"Hampir separuh dari kasus-kasus yang dilaporkan berasal dari Amerika.

"Dengan angka tinggi yang juga dilaporkan dari Asia Selatan dan Timur Tengah," ujar Tedros (19/6/2020).

Halaman
12
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved