Pembunuhan Anak di Brigjen Katamso Medan
Kakek Dua Bocah yang Dibunuh di Jalan Brigjend Katamso Beberkan Kedekatannya dengan Sang Cucu
Kakek yang sehari-harinya berjualan mainan anak-anak ini selalu mendapat sambutan hangat dari kedua cucunya setelah kembali dari pekerjaannya.
Penulis: Maurits Pardosi | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN-MEDAN-com, MEDAN - Zainal Abidin (65), warga Gang Satria, Kelurahan Sei Mati, Kecamatan Medan Maimun mengisahkan kedekatannya kepada terhadap dua cucunya yang diduga dibunuh di Jalan Brigjend Katamso, Medan, Minggu (22/6/2020).
Kejadian yang menimpa kedua bocah tersebut menyisakan luka mendalam bagi kakeknya, Zainal Abidin.
Kakek yang sehari-harinya berjualan mainan anak-anak ini selalu mendapat sambutan hangat dari kedua cucunya setelah kembali dari pekerjaannya.
"Dia itu baik, ikut bantu aku kalau pulang kerja. Aku kan jualan mainan anak-anak, jadi kalau balik ke sini, aku dibantuin untuk susun kembali jualan itu semua," ujar Zainal Abidin saat dikonfirmasi, Senin (22/6/2020).
Semangat sang kakek untuk merawat kedua bocah tersebut semakin bertambah karena kedua cucunya itu senantiasa rajin belajar, apalagi belajar Al-Quran.
• Dua Bocah, Ikhsan dan Rafa Diduga Dibunuh Ayah Tiri, Keluarga Korban Ingin Pembunuhnya Dihukum Mati
"Aku benar-benar kehilangan, sebab mereka itu punya semangat belajar yang tinggi. Aku selalu bangga sama mereka kalau mereka sudah pergi ke tempat sana, belajar bersama, dan juga belajar Al-Quran. Bangga sebagai kakek yang punya cucu seperti mereka," sambungnya.
Kedua cucunya itu pun bukanlah orang yang suka menceritakan situasi keluarganya. Mereka biasa diam kalau kakeknya menanyai apakah ayah dan ibunya bertengkar.
"Kalaupun kita tanyain apakah ibu bapaknya kelahi, dia diam aja. Mereka sepertinya tidak mau bahwa orangtuanya dibicarakan oleh orang lain," ungkapnya sambil menahan tangis.
Kepergian kedua cucunya tersebut bagaikan petir di siang bolong.
Pasalnya, Zainal Abidin tidak memiliki firasat sedikitpun akan kepergian kedua cucunya.
"Tidak ada firasat. Hari Kamis (18/6/2020), dia masih di sini. Tapi malamnya, dia ingin pulang ke tempat tumpangan ayah dan ibunya. Ibunya kan kerja siang sampai malam. Jumat, belum terjadi apa-apa. Sabtulah kayaknya itu kejadiannya, sebab ibunya pas ada kerja kan sampai malam. Jadi tidak ada firasat apapun," sambungnya.
• Dua Bocah Tewas Diduga Korban Pembunuhan, Komnas Perlindungan Anak Angkat Bicara
"Dia (ayah tirinya) itu kasar. Kira-kira tiga bulan yang lalu, dia juga sudah pernah mencekik istrinya. Istrinya mau buat laporan, tapi istrinya atau putri saya bilang supaya enggak usah, sebab kita nanti yang malu, katanya," lanjutnya.
Karena sering bertengkar, keluarga putrinya diminta untuk mencari rumah lain, bukan di rumah Zainal Abidin.
"Mereka kan lama di rumah ini, mereka bertengkar. Dia kemudian pindah ke rumah untuk ngontrak di dekat sini juga, disitulah putriku dicekiknya. Sebagai orangtua, saya pun malu, lalu saya suruh mereka untuk mencari tempat yang lain," lanjutnya.
"Saya berharap agar dihukum seberat-beratnyalah," pungkasnya. (cr3/tri bun-medan.com)
