Update Covid19 Sumut 2 Juli 2020

Bukan New Normal, Pemko Medan Gunakan AKB Begini Penjelasan Akhyar Nasution

Sifatnya untuk mendisiplinkan masyarakat. Salah satunya wajib mengenakan masker bagi siapapun yang berada di wilayah Kota Medan

Editor: Salomo Tarigan
HO/Pemko Medan
Plt Wali Kota Medan, Akhyar Nasution saat mengisi web seminar (webinar) bertajuk Kesiapan dan Solusi Bidang Kesehatan, dari ruang Command Center pada, Kamis (2/7/2020). 

TRI BUN-MEDAN.com -

Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Medan, Akhyar Nasution, mengungkapkan Pemko Medan tidak menggunakan istilah New Normal, melainkan Adaptasi Kebiasaan Baru (AKB).

Ia menjelaskan bahwa secara regulasi setelah menerbitkan Peraturan Wali Kota (Perwal) Medan, Nomor 11 Tahun 2020 tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), saat ini Pemko Medan sudah mempersiapkan Perwal tentang Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Pandemi Covid-19.

"Perwal Adaptasi Kebiasaan Baru ini nantinya akan menjadi pedoman untuk masyarakat dalam menjalani aktivitas sehari-hari di dalam kondisi pandemi Covid-19 yang belum diketahui kapan berakhirnya ini," ujarnya saat mengisi web seminar (webinar) bertajuk Kesiapan dan Solusi Bidang Kesehatan, dari ruang Command Center pada, Kamis (2/7/2020).

Akhyar mengatakan, selain akan menerapkan Perwal tentang Adaptasi Kebiasaan Baru Pada Pandemi Covid-19, Pemko Medan tetap menjalankan dan menegakkan Perwal Nomor 11 tahun 2020 tentang Karantina Kesehatan Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19.

"Sifatnya untuk mendisiplinkan masyarakat. Salah satunya wajib mengenakan masker bagi siapapun yang berada di wilayah Kota Medan," ungkapnya.

Ia juga memaparkan, saat ini jumlah warga Kota Medan yang positif terinfeksi Covid-19 terus meningkat. Berdasarkan data terakhir dari Gugus Tugas Covid-19 Kota Medan, Rabu (1/7/2020), jumlah positif sebanyak 1.033 orang dengan perincian sebanyak 689 orang menjalani perawatan di rumah sakit, 63 orang meninggal serta 281 orang berhasil disembuhkan.

"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Umumnya penderita didominasi oleh orang tanpa gejala (OTG). Tanpa menunjukan tanda atau gejala apapun, dirinya tetap beraktifitas sehingga rentan menularkan ke orang lain. Penularan pertama terjadi di lingkungan inti yakni keluarga. Oleh karenanya, kita terus melakukan rapid test selektif guna mengetahui secara dini sehingga mencegah potensi penularan agar tidak semakin masif di tengah masyarakat," ucapnya.

Terkait dengan itu, Akhyar berharap webinar tersebut menghasilkan sebuah referensi bagi masyarakat dalam menyikapi pandemi virus corona.

"Kami juga mengucapkan terima kasih kepada USU yang telah melakukan rapid test massal sebagai langkah screening awal terhadap masyarakat. Mari bersama kita lawan corona lewat ilmu, pengetahuan, kemampuan dan kapasitas masing-masing yang dimiliki," ajaknya.

(cr21/tri bun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved