Dulu Garang Hadapi Kapal Perang Amerika, Kini Tentara China Bak Macam Ompong di Laut China Selatan
Kapal perang AS berlayar hanya jarak 12 mil laut pulau-pulau buatan yang menjadi pangkalan militer China di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan.
BIASANYA China sangat garang menanggapi aksi armada Amerika di Laut China Selatan yang dinilainya sebagai provokasi.
Namun setelah Amerika mengerahkan dua kapal induk USS Nimizt dan USS Ronald Reagan disertai puluhan jet tempur dan dikawal konvoi puluhan kapal pengawalnya, kini militer China menunjukkan perubahan drastis.
Terbaru armada Amerika yang sudah mengerahkan dua kapal induk beroperasi di Laut China Selatan, benar-benar memancing China saat mengerahkan armadanya berlayar di pulau yang sudah disulap China menjadi pangkalan militer.
Selasa (14/7/2020), sebuah kapal perang Angkatan Laut AS berlayar hanya jarak 12 mil laut pulau-pulau buatan yang menjadi pangkalan militer China di Kepulauan Spratly, Laut China Selatan.
USS Ralph Johnson, kapal perusak rudal berpemandu kelas Arleigh Burke, melakukan operasi navigasi kebebasan (freedom of navigation operation/FONOP) dalam jarak 12 mil laut ke Cuarteron Reef dan Fiery Cross Reef - dua pulau buatan China di Laut China Selatan.
Think tank berbasis di Beijing China, SCS Probing Initiative juga mengunggah foto satelit lokasi USS Ralph Johnson yang sangat dekat dengan Cuarteron Reef dan Fiery Cross Reef.
Bagaimana respons China setelah kapal Amerika berani melintasi pangkalan militer China di Fiery Cross Reef ?
Biasanya Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) langsung mengerahkan armadanya mengusir kapal Amerika seperti yang terjadi sebelumnya, saat kapal induk AS dikandangkan akibat krunya terpapar Covid-19.
Namun berbeda saat menanggapi aksi USS Ralph Johnson, media pemerintah China seperti Global Times tidak memuat berita soal aksi balasan tentara China pada USS Ralph Johnson.
Sekadar mengingat, kapal perang China dengan garang mengusir kapal perang Amerika Serikat (AS) yang masuk tanpa izin ke perairan teritorial China di lepas pantai Kepulauan Xisha di Laut China Selatan, 28 Mei 2020.
Juru Bicara militer China, Kolonel Senior Li Huamin, menyatakan, operasi militer AS di tengah pandemi corona, menunjukkan bahwa Uwak Sam merupakan sumber yang menyabotase perdamaian dan stabilitas di Laut China Selatan.
Mengutip Global Times, Kamis (28/5/2020), keputusan China menggerek anggaran militer dibenarkan dengan adanya provokasi AS seperti ini, kata para analis.
Dalam aksi mengusir kehadiran kapal perang AS yang menegangkan itu, Komando Teater Selatan PLA mengorganisir pasukan angkatan laut dan udara untuk mengikuti kapal perusak rudal USS Mustin yang dipandu AS secara ilegal masuk ke perairan teritorial China di lepas Kepulauan Xisha pada hari Kamis.
"Kemudian Pasukan Komando mengikuti dan memantau jalur kapal perang AS, mengidentifikasi dan memperingatkan serta mengusirnya," ujar Li.
Ini bukan pertama kalinya militer China mengusir kapal perang AS dari Laut China Selatan tahun ini.