Siswa Sumut Belajar Sistem Daring
SMAN 2 Medan Gunakan Aplikasi Microsoft Teams Untuk Jalani Sistem Belajar Daring
Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Medan menggunakan aplikasi Microsoft Teams Office 365 dalam melangsungkan sistem pembelajaran daring.
SMAN 2 Medan Gunakan Aplikasi Microsoft Teams Untuk Jalani Sistem Belajar Daring
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 2 Medan menggunakan aplikasi Microsoft Teams Office 365 dalam melangsungkan sistem pembelajaran daring.
Aplikasi ini digunakan sejak dimulainya tahun ajaran baru pada 13 Juli 2020.
Kepala Sekolah SMA Negeri 2 Medan, Buang Agus menuturkan bahwa pihaknya menggunakan aplikasi ini guna mendukung efektivitas sistem belajar daring.
"Aplikasi ini terbilang belum banyak yang menggunakan. Untuk sekolah di Medan mungkin hanya sekitar tiga sekolah," ujar Buang kepada Tribun, Selasa (21/7/2020).
"Kita mencoba untuk berinovasi membuat pembelajaran daring ini lebih efektif dengan menggunakan aplikasi Microsoft Teams ini," sambungnya.
Dikatakannya, pihak sekolah sebelumnya telah melakukan pelatihan terhadap para guru dalam penggunaan aplikasi tersebut.
Pelatihan dilakukan sebelum tahun ajaran baru dimulai.
"Sebelumnya kita sudah melakukan pelatihan ya selama tiga hari untuk para guru. Di mana pelatihnya sudah tersertifikasi dari Microsoft langsung. Alhamdulillah para guru sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut," katanya.
Buang mengatakan bahwa aplikasi ini sudah digunakan secara keseluruhan bagi para guru untuk melangsungkan pembelajaran.
Dalam pelaksanaannya, para guru juga terus saling berlatih dan mengembangkan pengetahuan tentang aplikasi tersebut kepada sesama guru lainnya.
"Aplikasi ini sudah digunakan secara menyeluruh baik para guru maupun siswa. Tentu sembari berjalan ada perkembangan dan pemebelajaran lebih dari masing-masing guru, mereka juga saling berbagi yang tidak tahu mengajar kan yang tidak tahu," tuturnya.
Sementara itu, untuk proses belajar daring SMA Negeri 2 Medan, Buang menuturkan para siswa tidak diwajibkan menggunakan seragam.
Proses belajar juga membebaskan para guru untuk berinovasi dengan metodenya masing-masing.
"Tidak kita wajibkan mereka menggunakan seragam selama belajar. Bagaimana nyamannya saja," tuturnya.
Buang mengatakan, siswa yang kurang mampu diminta untuk mendaftarkan diri kepada pihak sekolah.
Untuk kemudian diberikan bantuan berupa paket penyedia jaringan internet.
Diterangkannya, jumlah siswa yang kurang mampu ini cukup banyak. Yakni mencapai angka ratusan siswa.
"Untuk siswa kita lakukan pembukaan pendaftaran bagi siswa miskin. Yang mendaftar itu ada cukup banyak, sampai lah sekitar ratusan orang. Tapi kalau bantuan untuk guru kita berikan kepada seluruh guru," katanya.
Buang menerangkan, untuk siswa yang tidak memiliki handphone, pihaknya juga telah memiliki solusi yakni dengan memberlakukan sistem belajar luring.
Namun untuk saat ini masih dilakukan pendataan selama proses belajar daring berjalan.
"Akan ada tahapannya, jika sudah tiga kali pertemuan dia tidak mengikuti proses belajar kita akan hubungi siswa yang bersangkutan dan orang tuanya," ujar Buang.
Jika tidak bisa dihubungi, selanjutnya terang Buang siswa akan dikirimi surat resmi dari pihak sekolah sebagai teguran.
Jika surat juga tidak ditanggapi makan pihaknya akan melakukan kunjungan ke rumah siswa yang bersangkutan.
"Setelah kita tahu kendalanya apa, maka kita akan berlakukam sistem luring atau luar jaringan. Di mana materi yang diajarkan melalui daring itu kita bikin modul untuk dijemput para siswa ke sekolah. Sehingga dengan hal ini mereka tidak ketinggalan pelajaran dengan teman-teman yang lain," jelasnya.
(cr14/tribun-medan.com)