Viral Medsos
Demi Ikut Belajar Daring, Siswa di Daerah Ini Terpaksa Memanjat Pohon, Berjalan 2 KM dari Permukiman
Guru mengunggah kegiatan belajar luring dan daring di salah satu Desa di Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.
Penulis: AbdiTumanggor | Editor: AbdiTumanggor
Aku bercerita tentang ANAK BANGSA yang ada di desa itu. Di Desa Bahpasunsang hanya ada satu gedung Sekolah Dasar.
Di masa Pendemi ini, siswa siswi SD tidak belajar di gedung Sekolah. Mereka taat aturan walau mereka bermukim di kelilingi hutan. Dan tetap belajar dengan luring....secara berkelompok dan mengikuti protokol kesehatan yang diatur oleh Kepala Sekolahnya Asni Selpiani Saragih dan Asni Marchello.
Nah... Proses Belajar Mengajar SD tidak ada kendala walau covid 19 masih berdampak.

Sejumlah siswa SD melaksanakan belajar secara Luring dengan menggunakan masker (Facebook.com/Reni Rosari Sinaga)
Lalu bagaimana denga SD, SMP dan Mahasiswa??
Inilah yang mau kuceritakan:
Untuk mencari SIGNAL mereka jalan kaki ke perbukitan hampir 2 km dari permukiman.
Namun...covid 19 menempa mereka menjadi lebih giat dan tangguh...MEREKA TIDAK MENYERAH.. Mereka tidak mengeluh...
Mereka tidak menyalahkan Gugus covid 19 Kabupaten Simalungun. Mereka tidak menyalahkan Pendidik dan Tenaga Kependidikan yang mengajar Daring dan telkonference.
Mereka tau covid 19 adalah bencana..ujian dari Yang Maha Kuasa...
Lalu apakah mereka pasrah saat SIGNAL tak ada di desa mereka ??? Tidak...
Mereka berjuang.
Mereka memanjat pohon denga antrian.
Mereka menulis di rerumputan.
Mereka melawan dingin dan cuaca yang kadang kurang bersahabat dengan situasi yang mereka hadapi.
Ada rasa syukur ketika yang punya lahan dengan senang hati membiarkan mereka 'bertengger' di pohon duriannya untuk dapat berkomunikasi di dunia Daring.
Dengan Manderes dan bertani, orangtua mereka mampu membeli Android dan Kuota...