Fakta-fakta Ledakan Dahsyat Lebanon, Mirip Bom Atom Hiroshima dan Nagasaki, Ribuan Orang Luka-luka

Presiden Donald Trump mengatakan telah diberi informasi, mengenai peristiwa ledakan yang terjadi di Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).

Editor: AbdiTumanggor
STR via AFP
Sebuah helikopter berusaha memadamkan api dalam ledakan yang terjadi di pelabuhan Beirut, ibu kota Lebanon, pada 4 Agustus 2020. 

Namun Ahmed Tamer, Direktur Pelabuhan Tripoli, mengatakan Pelabuhan Tripoli, tidak dilengkapi fasilitas silo hingga harus dikirim ke gudang berjarak 2 km (sekitar satu mil) jauhnya.

Silo gandum Beirut luluh lantah, stok makanan untuk 6 juta warga Libanon
Silo gandum Beirut luluh lantah, stok makanan untuk 6 juta warga Libanon (afp)

Menteri Ekonomi Libanon Raoul Nehme membutuhkan cadangan gandum setidaknya selama tiga bulan untuk memastikan keamanan pangan dan sedang mencari tempat penyimpanan lainnya.

Dia mengatakan cadangan sekarang berdiri di "sedikit kurang dari sebulan".

"Tidak ada krisis roti atau tepung," kata menteri.

"Kami memiliki cukup persediaan dan kapal dalam perjalanan mereka untuk memenuhi kebutuhan Libanon dalam jangka panjang."

Ledakan Beirut menjadikan ibu kota Libanon seperti zona perang yang menghancurkan ratusan ribu rumah dan kediaman warga.

''Ini seperti zona perang. Saya tidak bisa berkata-kata," kata Wali kota Beirut, Jamal Itani, kepada kantor berita Reuters.

Sedangkan Marwan Abboud, Gubernur Beirut, mengatakan bahwa lebih dari 300.000 orang telah kehilangan tempat tinggal akibat Ledakan Beirut. 

Abboud mengatakan kepada berita MTV bahwa antara 250.000 dan 300.000 orang telah kehilangan rumah dan pihak berwenang berupaya menyediakan makanan, air, dan tempat tinggal.

"Kami kehilangan 10 anggota anggota Pemadam Kebakaran Beirut dan kerusakan berkisar antara 3 [miliar] dan 5 miliar dolar dan mungkin lebih," katanya.

Ledakan dahsyat mirip ledakan bom atom merenggut sedikitnya nyawa 100 orang dan lebih dari 4.000 orang terluka.

George Kettaneh, Kepala Palang Merah Libanon, mengatakan sedikitnya 100 orang tewas dan lebih dari 4.000 luka-luka dalam ledakan besar di Beirut.

Kettaneh menambahkan jumlah korban bisa bertambah terus dan Palang Merah berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan Libanon untuk mengevakuasi mayat korban karena rumah sakit kewalahan. 

"Peristiwa ini mirip dengan apa yang terjadi di Jepang, di Hiroshima dan Nagasaki.

Dalam hidup saya, saya belum pernah melihat kehancuran dengan skala besar seperti ini.

Halaman
1234
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved