Kisah Saddam Husein, Dilahirkan Perut Ibu yang Miskin, 16 Tahun Berubah Jadi Kepala Geng Jalanan
Ayahnya meninggal sebelum ia dilahirkan. Ibunya, Sabha, merasa tidak mampu menghidupi Saddam kecil.
TRI BUN-MEDAN.com - Sejak kecil ia dikenal sebagai laki-laki keras dan kuat.
Wajar bila kemudian menjadi pemimpin Irak.
Saking kuatnya, dalam karier politiknya ia seakan sulit didepak. Hukuman mati yang pernah dijatuhkan kepadanya pun tak mempan menghentikan hidupnya.
Mungkinkah kekuatan AS yang maha dahsyat mampu menyingkirkannya?
Said K. Aburish, wartawan dan penulis buku Saddam Hussein: The Politics of Revenge berpendapat, Saddam butuh waktu 20 tahun untuk membangun citra tentang dirinya, kepribadiannya.
Ia menjadi tokoh yang begitu misterius. Tidak aneh, karenanya, setelah Perang Teluk I (1991) lawan-lawannya menciptakan suatu kepribadian yang sangat berbeda.

Setiap lawannya memiliki gambaran sendiri-sendiri tentang Saddam.
Ibarat cerita, ia sebuah cerita yang belum sampai titik akhir.
Sebuah cerita yang terus ditulis. Akhirnya, orang pun bertanya, Saddam Hussein, siapakah dia?
Mengapa ia begitu kuat dan kukuh bertahan di kursi kekuasaannya yang sudah diduduki sejak 1979?
Buku Saddam Hussein, a Political Biography karya Efraim Karsh dan Inari Rautsi menyebutkan, Saddam lahir pada 28 April 1937 di Desa Auja (ada yang menulis Al Awja atau Ouja), Tikrit, 160 km barat laut Baghdad.
Saddam Hussein berasal dari keluarga petani miskin bemama Hussein al-Majid.

Ayahnya meninggal sebelum ia dilahirkan. Ibunya, Sabha, merasa tidak mampu menghidupi Saddam kecil.
Karena itu, ia menyerahkan Saddam kepada saudaranya, Khairallah Talfah.
Di bawah didikan pamannya yang amat membenci dinasti Hashemite yang berkuasa di Irak dan bukan dinasti Irak, inilah, Saddam - yang berarti "orang yang menghadapi" - tumbuh.
• Selain Anti Kritik, Perangai Raja Thailand Suka Foya-foya Bersama Selir Seksi Daripada Urus Rakyat