Kisah Saddam Husein, Dilahirkan Perut Ibu yang Miskin, 16 Tahun Berubah Jadi Kepala Geng Jalanan
Ayahnya meninggal sebelum ia dilahirkan. Ibunya, Sabha, merasa tidak mampu menghidupi Saddam kecil.
Ketika usianya baru 19 tahun, ia bergabung dengan Partai Sosialis Baath dengan harapan dapat masuk Akademi Militer di Baghdad, tetapi ditolak.
• Polisi Terus Buru FP yang Tega Bunuh Sang Istri Driver Ojol, Terpantau ke Luar Kota Naik Bus
Tiga tahun kemudian, 1959, ia mencatat prestasi luar biasa: ambil bagian dalam usaha pembunuhan terhadap PM Irak Abdul Karim Kassim (Qassim), ditangkap, dan dipenjara selama enam bulan.
Dalam peristiwa itu, Abul Karim Kassim tertembak, sementara Saddam juga ditembak kakinya oleh pengawal perdana menteri.
Tahun 1960, ia pindah ke Suriah lalu Mesir dan menyelesaikan sekolahnya.
Meski ia berada di Mesir, pengadilan Irak menjatuhkan hukuman mati in absentia atas dirinya pada 25 Februari 1960.
Menurut Said K. Aburish, ada bukti-bukti bahwa kudeta terhadap Kassim melibatkan agen-agen CIA.
Para perwira militer yang terlibat kudeta itu menjalin hubungan dengan CIA.
• Bikin Tercengang! Ternyata Masih Banyak Ditemukan Bahan Peledak saat Inspeksi di Pelabuhan Beirut
Said K. Aburish menyatakan, ada bukti bahwa pusat komando elektronik dibangun di Kuwait untuk memandu pasukan yang bertempur dengan pasukan pendukung Kassim.
Ada bukti pula bahwa mereka, CIA, menyuplai para pelaku kudeta dengan daftar orang-orang yang harus segera disingkirkan demi suksesnya kudeta.
Di Kairo, Mesir, Saddam belajar ilmu hukum (1962 - 1963).
la kembali ke Irak, 8 Februari 1963. Tahun itu juga, Saddam mengawini Sajida, sepupu pertamanya dari pihak ibu, yang sebenarnya juga putri pamannya, Khairallah Tulfah, mentor politiknya.
Perkawinannya dengan Sajida membuahkan lima anak, dua laki-laki dan tiga perempuan.
Dua anak laki-lakinya begitu dikenal, yakni Qusay Saddam Hussein dan Odai Saddam Hussein.
Dua menantunya, Hussein Kamel Madjid dan Saddam Kamel ditembak mati karena dianggap membelot dan berkhianat.
• Sungguh Bahagia Napi Penghuni Penjara Ini, Bukannya Tersiksa Justru Betah, Bisa Main Game Juga, Lho!
Setelah kembali tinggal di Bagdhad, Saddam melanjutkan studi ilmu hukumnya, tetapi sempat terhenti dan baru selesai tahun 1968.