Pembunuhan Driver Ojol Wanita di Medan

BREAKING NEWS, Pembunuh Driver Ojol Fitri Yanti Tiba di Mapolrestabes, Langsung Ditendang Keluarga

Pelaku pembunuhan driver ojol wanita Fitri Yanti (45), akhirnya digelandang ke Mapolrestabes Medan, Kamis (24/9/2020).

Tribun-Medan.com/Victory Hutauruk
Fery Pasaribu (49), pelaku pembunuhan driver ojol wanita Fitri Yanti (45), dibawa ke Mapolrestabes Medan, Kamis (24/9/2020). 

Laporan Wartawan Tribun Medan, Victory Arrival Hutauruk

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Pelaku pembunuhan driver ojol wanita Fitri Yanti (45), akhirnya digelandang ke Mapolrestabes Medan, Kamis (24/9/2020).

Tersangka bernama Fery Pasaribu (49), yang tak lain adalah suami siri Fitri Yanti, dibawa dalam kondisi tangan diborgol dan mengenakan baju oranye tahanan.

Keluarga korban yang telah menunggu tersangka di Mapolrestabes Medan, langsung meluapkan amarahnya.

Sejumlah keluarga Fitri Yanti terlihat menendang perut Fery Pasaribu.

Pelaku yang terkejut mendapat serangan mendadak, langsung berlari menghindari amukan keluarga Fitri Yanti.

Keluarga korban juga melontarkan kata-kata kasar terhadap pelaku.

Melihat situasi tak kondusif, pihak kepolisian langsung membawa pelaku ke dalam ruangan.

Farhan Aulia Natugo saat bersama ibundanya semasa hidup, beberapa waktu lalu.
Farhan Aulia Natugo saat bersama ibundanya semasa hidup, beberapa waktu lalu. (TRIBUN MEDAN / ist)

Jelang paparan kasus oleh kepolisian, anak pertama korban, Rani (23) tampak menangis terisak melihat wajah pelaku dan foto ibunya yang dipajang.

Rani yang mengenakan kerudung merah ini meminta agar pelaku dihukum mati.

Ia pun meminta semua yang terlibat dalam kejadian pembunuhan ibunya diproses.

"Kami ingin dihukum mati, saya juga ingin supaya keluarganya diproses, mereka membantu eksekusi mama. Pokoknya kami percaya bahwa keluarganya bantu, anak istri keluarga membantu eksekusi mama, semua sama. Eksekusi ini kami yakin tidak sendiri, dia mengaku sendiri, tapi kami merasa ada teman-temanya," ucapnya di lokasi.

Rani menyebutkan bahwa dirinya terakhir berhubungan dengan ibunya pada hari Jumat, satu hari sebelum kejadian.

Saat itu, Fitri Yanti memberikan pesan kepada Rani untuk menjaga adik-adiknya.

"Saya di Pekanbaru, pas hari Jumat saya video call, dia pengen buka kedai di Pajak Halat. Saya bilang nanti terjadi sesuatu, keluarga mereka ngajar mamak lagi. Katanya gak apa-apa, ini demi anak cucu. Di rumah, ada adek saya, nenek sama cucu. Tapi pas hari Sabtu itu kasih pesan jaga cucu, jaga nenek," ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa saat kejadian ibunya permisi untuk bertemu dengan orang.

"Dibilangnya sama adek disuruh cepat pulang supaya kerja hari Minggunya. Pas di hari Sabtu itu permisi mau jumpai kawannya," pungkasnya.

Hingga berita ini diturunkan, sekitar pukul 15.59 WIB, polisi belum melakukan konferensi pers terkait kejadian ini.

Membelot saat Pandemi, Pejabat Korea Selatan Ditembak Mati Tentara Korea Utara, Mayatnya Dibakar

Jenazah Fitri Yanti sebelumnya ditemukan dengan leher nyaris putus akibat digorok, dan mayat korban dibuang di parit Jalan Tambak Rejo Pasar II Tembung, Kec Percutseituan pada Minggu (30/8/2020) lalu.

Informasi yang berhasil dihimpun T r ibun Medan pada Senin (21/9/2020) malam, personel Polsek Tapung Polda Riau berhasil menangkap tersangka pembunuhan Fitri Yanti.

Tersangka yakni suami siri korban bernama Fery Pasaribu (49).

Fery ditangkap oleh personel Polsek Tapung setelah mendapat permintaan bantuan dari Polda Sumut tentang keberadaan tersangka.

“Tersangka ditangkap ketika sembunyi di rumah kerabatnya,” sebut sumber sembari menambahkan bahwa saat ini tersangka sudah dijemput Polda Sumut dan masih dalam perjalanan.

Sebelumnya, anak korban, Farhan Aulia Natugo mengungkapkan, pihak keluarga terpukul atas peristiwa yang menimpa Fitri Yanti.

"Kalau ibu meninggalnya wajar perlahan bisa mengikhlaskan. Tapi ini, dia dibunuh dengan sadis, rasa sedih terus menghantui. Karena saya begitu dekat dengan ibu," bebernya.

"Kalau kondisi ibu, leher nyaris putus. Ibu gak pernah ada masalah sama orang. Kenapa tega kali pelaku membunuh ibu saya seperti itu," imbuhnya.

Informasi yang berhasil didapat, pascapenemuan jenazah Fitri, beberapa benda miliknya juga hilang seperti gelang emas, dan sepeda motor.

Belakangan, sepeda motor Honda Beat yang digunakan korban berhasil ditemukan petugas.

Diberitakan sebelumnya, Fitri Yanti ternyata pernah membuat Laporan Polisi (LP) ke Polsek Medan Kota.

Laporan itu tertuang dengan Nomor DI STPL/820/K/VIII/2016/SU/POLRESTA MEDAN/SEK M KOTA.

Dalam LP itu, disebutkan Fitri Yanti dianiaya di Jalan Halat, persisnya di Pajak Halat, Kelurahan Teladan Barat pada Sabtu (6/8/2016) sekira pukul 13.00 WIB.

Anak korban, Farhan Aulia Natugo yang dikonfirmasi mengatakan bahwa ibundanya pernah membuat laporan pengaduan atas dugaan penganiayaan.

"Ibu pernah buat laporan polisi di Polsek Medan Kota, dugaan penganiayaan," ujarnya.

Namun, Farhan enggan memberikan keterangan lebih rinci terkait laporan ibundanya yang diduga menjadi korban penganiayaan.

"Tidak begitu tahu, namun LP-nya masih ada kok disimpan," jelasnya.

Diberitakan sebelumnya, masalah asmara diduga menjadi motif pelaku tega membunuh istrinya sendiri, Fitri Yanti yang sehari-hari bekerja sebagai driver ojek online (ojol).

"Kita duga motifnya karena asmara," tutur Kapolsek Percutseituan, AKP Ricky Pripurna Atmaja, Kamis (3/9/2020) di Mapolrestabes Medan.

Ia mengungkapkan bahwa pelaku FP berniat untuk menikah lagi dengan perempuan lain.

Untuk memuluskan rencananya tersebut, FP pun tega menghabisi nyawa istrinya.

"Karena si pelaku ini mau minta menikah lagi sama perempuan lain," ungkapnya.

Ricky menyebutkan terduga pelaku adalah suami siri dari korban.

"Kita duga itu suami sirinya korban, inisialnya FP. Itu korban suami sahnya sudah cerai," ungkapnya.

Ia menyebutkan bahwa pelaku FP juga memiliki istri sah.

"Tapi si terduga pelaku ini sudah punya istri sah," tuturnya.

Hingga saat ini polisi menegaskan penyidik masih mengejar pelaku hingga ke luar kota.

FP dan korban sudah 3 tahun berumah tangga. Dari hubungan keduanya belum dikaruniai anak.

Tapi korban dari suami pertama mempunyai tiga anak, 1 laki-laki dan 2 perempuan yang sudah dewasa.

Bahkan, anak korban yang laki-laki sudah berumah tangga dan memupunyai anak.

Keterangan keluarga korban, disebutkan bahwa Fitri selama empat bulan terakhir tinggal bersama orangtuanya di Jalan Bromo Gang Bahagia. Pasalnya, korban sering bertengkar dengan suaminya.

Selama ini korban dan FP tinggal di Pasar V Tembung. Karena sering bertengkar dengan suaminya, makanya korban kembali ke rumah orangtuanya.

Pesan Terakhir kepada Sang Anak

Ramadius, seorang keluarga Fitri, mengisahkan aktivitas korban sebelum ditemukan meninggal.

Korban keluar dari rumah orangtuanya di Jalan Bromo Gg Bahagia, mengendarai sepeda motor jenis metik pada Sabtu (29/8/2020) malam sekitar pukul 21.00 WIB.

Kurang lebih 60 menit setelah korban pergi, seorang anak korban menelepon ibunya untuk menanyakan keberadaannya.

"Mamak di Tembung sama kawan. Jaga anak-anak (cucu korban)," ujar Ramadius menirukan ucapan anak korban yang laki-laki.

Lanjutnya, sekitar pukul 22.00 WIB, korban masih komunikasi via telepon dengan anaknya.

“Bahkan korban berpesan kepada anaknya agar jaga anak-anak (cucu korban)," ungkapnya.

Pernyataan itu ternyata menjadi pesan terakhir yang diucapkan korban.

"Malam itu keluarga terus mencari korban hingga akhirnya mendapat kabar bahwa korban ditemukan warga telah tewas di Pasar II, kawasan Tembung," katanya.

Masih dijelaskan Ramadius, bahwasanya korban selama empat bulan terakhir tinggal bersama orangtuanya di Jalan Bromo Gang Bahagia.

"Korban ini sering bertengkar dengan suaminya, berinisial F yang usianya diperkirakan lima puluhan tahun. Selama ini mereka (korban dan F tinggal di Pasar V Tembung). Karena sering berantem dengan suaminya, makanya korban kembali ke rumah orangtuanya," ucapnya.

(vic/tribunmedan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved