Update Covid19 Sumut 7 Oktober 2020
BREAKING NEWS: RS di Sumut 3 Besar Terbanyak Belum Ajukan Klaim Perawatan Covid-19, Ini Penyebabnya
“Tiga terbanyak ada di provinsi Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar) dan Sumatera Utara (Sumut),”
T R IBUN-MEDAN.com -
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan beberapa waktu lalu meminta agar BPJS kesehatan mempercepat pembayaran klaim perawatan pasien Covid-19.
“Saya minta BPJS segera berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk melakukan verifikasi data rumah sakit yang klaimnya terkendala agar tidak memengaruhi cash flow rumah sakit yang merawat pasien Covid-19,” ujarnya melalui keterangan tertulis dilansir dari Kompas.com, Rabu (30/9/2020).
Menjawab permintaan Menko Luhut, Plt. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Abdul Kadir mengatakan bahwa dari 1.906 RS penyelenggara pelayanan Covid-19 diseluruh Indonesia, hanya 1.356 RS yang sudah mengajukan klaim. Sisanya sebanyak 550 RS belum mengajukan klaim sama sekali.
“Tiga terbanyak ada di provinsi Jawa Timur (Jatim), Jawa Barat (Jabar) dan Sumatera Utara (Sumut),” ujarnya kepada Menko Luhut.
Kepala Bidang SDM, Umum, dan Komunikasi Publik BPJS Kesehatan Wilayah Kantor Cabang Medan, Rahman Cahyo mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya masih terus melakukan proses verifikasi Rumah Sakit yang melakukan penanganan terhadap pasien covid-19.
"Sampai hari ini proses verifikasi klaim Covid-19 masih berjalan. Pada prinsipnya, BPJS Kesehatan taat dengan aturan mengenai penagihan klaim covid-19," ujar Rahman kepada T r ibun-Medan.com, Rabu (7/10/2020).
Namun ketika ditanya mengenai data jumlah Rumah Sakit yang belum melakukan klaim Rahman tidak menjelaskan secara rinci.
• Selain Desy Ratnasari, Putra Nababan, Nurul Arifin, Daftar Anggota DPR Bahas RUU Cipta Kerja dan Sah
• KABAR BPJS Kesehatan Medan, Pelayanan BPJS Bisa Akses via JKN Mobile, Antisipasi Penularan Covid-19
Ia mengaku beberapa Rumah Sakit yang telah mengajukan klaim masih harus dikonfirmasi ulang.
"Memang masih ada beberapa yang harus dilakukan konfirmasi ulang, dan kami akan senantiasa siap membantu proses percepatan penagihan klaim dan penyelesaian klaim covid-19," katanya.
Dalam upaya percepatan pengajuan klaim covid-19 ini, Rahman mengatakan pihaknya berkoordinasi dengan organisasi tingkat daerah.
"Untuk upaya percepatan pengajuan klaim knj kami juga terus berkoordinasi dengan PEMDA dan Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) untuk bersinergi," tutupnya.
Total 10.869 Kasus di Sumut, Sembuh 204 Orang
Kasus Covid-19 di Provinsi Sumatera Utara bertambah 98 kasus dan menembus angka berjumlah 10.869 kasus hingga Selasa (6/10/2020).
Sementara untuk pasien sembuh bertambah 204 pasien menjadi 7.871 orang.
Untuk pasien meninggal bertambah 2 orang menjadi 447 orang.
Berikut ini, jumlah kasus Covid-19 hingga hari ini untuk provinsi Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepri, Jambi, dan Bengkulu:
Aceh
Positif: 5182
Sembuh: 3115
Meninggal: 202
Sumut
Positif: 10869
Sembuh: 7871
Meninggal: 447
Sumbar
Positif: 7429
Sembuh: 4125
Meninggal: 149
Riau
Positif: 8832
Sembuh: 5439
Meninggal: 197
Kepri
Positif: 2411
Sembuh: 1593
Meninggal: 59
Jambi
Positif: 647
Sembuh: 293
Meninggal: 14
Bengkulu
Positif: 758
Sembuh: 531
Meninggal: 37
Juru Bicara GTPP Covid19 Sumut, Aris Yudhariansyah menuturkan hingga saat ini pihaknya terus menggalakkan program pembagian masker bagi 5 juta masyarakat.
"Yang pasti Gubernur sudah melaunching gerakan 5 juta masker, artinya kita secara bertahap sudah membagi masker sesuai dengan jumlah yang kita rencanakan," tuturnya.
Ia mengakui bahwa tingkat kepatuhan masyarakat menggunakan masker di semua daerah di Sumut masih terbilang minim.
Bahkan Aris menyebutkan terdapat fenomena bahwa masyarakat menggunakan masker hanya untuk menghindari razia yang dilakukan tim gabungan.
"Nah di masyarakat memang untuk membiasakan menggunakan masker yang benar ini masih agak minim. Tapi kita Gugus Tugas masih tetap terus memantau Terkait penggunaan masker-masker. Kalau kita melihat ya masih belum kesadaran dan terbiasa menggunakan masker. Malah cenderung seperti ini masyarakat hanya menggunakan masker jika ada petugas yang sedang merazia. Lalu pengendara itu baru memakai masker, ini fenomena yang terjadi sekarang," sebutnya.
Meski begitu saat ini Gugus Tugas masih terus menggalakkan razia khusus masker di semua kabupaten/kota di Sumatera Utara.
"Seperti yang kita ketahui setiap malam, sudah ada razia khusus masker yang dilakukan oleh Gugus Tugas Provinsi. Sudah semua daerah, Gugus Tugasnya mengadopsi apa yang dilakukan provinsi, hampir setiap malam ada juga yag terjadwal tapi setiap daerah sudah mulai tergerak melakukan itu. Karena mereka di daerah sudah rata-rata mengeluarkan Perbup dan Perwal terkait penindakan pelanggaran protokol kesehatan," ungkap Aris.
Aris mengakui bahwa butuh waktu untuk membuat masyarakat sadar pentingnya masker di tengah masa pendemi Covid19 saat ini.
"Artinya keinginan masyarakat untuk menggunakan masker secara sukarela ini masih butuh waktu saya kira," cetus Aris.
Pria yang juga menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kesehatan Pemprov Sumut ini juga menyebutkan bahwa pihaknya juga telah memberikan hukuman bagi masyarakat.
"Kita juga an juga sudah diberikan punishment terhadap masyarakat yang tidak menggunakan masker. Kita masih teguran lisan, lalu ada push up secara administratif berbeda-beda. Kita belum ada denda diberikan, di Medan dan Deliserdang sudah menggunakan sanksi. Jadi masing-masing berbeda penindakannnya tergantung mereka mengartikan Pergub itu," tuturnya.
Aris menuturkan masker yang baik untu masyarakat minimal menggunakan masker kain tiga lapis.
"Masker kain tiga lapis yang sebaiknya digunakan masyarakat. Bukan masker scuba," jelasnya.
Catatan Redaksi: Bersama-kita lawan virus corona.
T r ibun Medan mengajak seluruh pembaca untuk selalu menerapkan protokol kesehatan dalam setiap kegiatan.
Ingat pesan ibu, 3M (Memakai masker, rajin Mencuci tangan, dan selalu Menjaga jarak.
(cr14/t r ibun-medan.com)
