Demo Besar Tolak Omnibus Law Sumut
Aksi Demo Mahasiswa Tolak UU Cipta Kerja di Deliserdang Diikuti Sejumlah Pelajar
Walaupun tidak membawa alat pengeras suara seperti alat soundsystem, namun semangat pimpinan aksi, Ronni Fradeka pun tampak menggebu-gebu.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Truly Okto Hasudungan Purba
TRI BUN-MEDAN.com, MEDAN - Ratusan mahasiswa Deliserdang melakukan aksi unjukrasa menolak Undang-undang Cipta Kerja di kantor DPRD Deliserdang, Kamis (8/10/2020).
Mereka datang dengan mengendarai sepeda motor masing-masing. Saat itu turut mereka bawa spanduk dan poster bertuliskan penolakan Undang-Undang Cipta Kerja serta satu keranda sebagai tanda matinya rasa keadilan.
Selain menyanyikan lagu-lagu perjuangan, para mahasiswa ini juga dengan semangat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya.
Walaupun tidak membawa alat pengeras suara seperti alat soundsystem, namun semangat pimpinan aksi, Ronni Fradeka pun tampak menggebu-gebu.
Keringatnya pun sempat bercucuran dari wajahnya karena beberapa kali juga ia harus berteriak agar massa tetap dalam keadaan kondusif.
"Kalau tuntutan kita tidak dipenuhi kawan-kawan biarlah sang pencipta yang menghakimi mereka. Kita kecewa mengapa Rancangan Undang-undang Cipta Kerja tergesa-gesa disahkan oleh DPR RI padahal jelas-jelas ditolak oleh masyarakat terkhususnya kaum buruh. Untuk apa ada lembaga DPR kalau tidak mau menerima aspirasi masyarakat," ucap Ronni berapi-api.
• Seribuan Demonstran Padati Jalanan di Depan Kantor DPRD Sumut, Berorasi dari Balik Pagar Kawat Besi
Dihadapan sejumlah anggota DPRD Deliserdang yang datang mendekati massa, Ronni pun berucap ada empat hal yang ingin mereka sampaikan.
Atas nama mahasiswa ia menyampaikan dan meminta agar DPRD Deliserdang dan DPR RI mengambil sikap untuk meninjau ulang Undang-Undang Cipta Kerja untuk kepentingan banyak masyarakat terkhusus para buruh yang dirugikan.
Kemudian menyelamatkan hak-hak buruh yang dirampas oleh Undang-Undang Cipta Kerja seperti hak pesangon yang berkurang, hak upah dan hak-hak lainnya.
Mereka juga menuntut kepada Presiden untuk mengeluarkan peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) agar Undang-undang Cipta kerja dapat diubah dengan mengembalikan hak-hak buruh dan kepentingan rakyat Indonesia.
Kemudian juga tentu tinta merah bagi DPR RI sekaligus bubarkan DPR RI karena tidak menjadi lembaga perwakilan rakyat yang benar-benar menampung dan menerima aspirasi rakyat serta meminta kepada Presiden RI bapak Joko Widodo untuk sama-sama memperjuangkan hak-hak buruh yang dirampas karena Undang-Undang Cipta Kerja.
Apa yang diucapkan Ronni ini pun lansung disambut dengan gemuruh tepuk tangan rekan-rekannya yang lain.
• Ratusan Demonstran Mulai Masuk DPRD Sumut, Mobil Water Canon dan Pemadam Kebakaran Disiagakan
Aspirasi para mahasiswa ini pun saat itu diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD Deliserdang, Nusantara Silangit didampingi sejumlah anggota seperti Mikail TP Purba dan Imran Obos. Di hadapan para mahasiswa Nusantara pun sempat memberikan semangat. Politisi Partai Nasdem itu berulang kali meneriakkan "Hidup Mahasiswa".
"Kami juga merasakan apa yang kalian rasakan. Kami juga punya keluarga yang menjadi buruh. Atas apa yang kalian sampaikan tentu akan kami teruskan bahwasanya di pelosok bagian Utara Sumatera tepatnya di Deliserdang Undang-Undang Cipta Kerja ditolak,"kata Nusantara.
Aksi mahasiswa yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Deliserdang Bersatu ini juga tampak diikuti oleh sejumlah belajar.
Selain ada yang datang dengan menggunakan pakaian biasa ada juga yang tidak segan-segan datang dengan menggunakan baju seragam sekolah. Selain ada yang berpakaian seragam lengkap ada juga yang terlihat hanya memakai celana abu-abu.
Saat itu Intel Polresta Deliserdang pun sempat melarang agar para pelajar bisa kembali ke rumahnya masing-masing dan tidak bergabung dengan barisan mahasiswa.
" Pulang enggak kalian?, kalau enggak kami bawa nanti kalian,"ucap seorang Intel.
• BREAKING NEWS: Demonstrasi Besar-besaran Tolak Omnibus Law di Medan, Hindari Jalan Protokol Berikut
Sadar kalau mereka masih berstatus pelajar beberapa orang yang ditegur oleh polisi pun tampak menjauh dari barisan. Namun ada juga diantara mereka yang tampak nekat bergabung dalam barisan.
" Ia pak...ia pak,"kata seorang anak yang datang dengan pakaian celana ponggol.
Pantauan www.tribun-medan.com selain ada yang berstatus siswa juga ada siswi yang juga ikut dalam aksi ini. Karena sadar datang dengan pakaian sekolah beberapa diantaranya pun ada yang tidak berani mendekat dengan barisan mahasiswa. (dra/tribun-medan.com)