Pejabat Tinggi AS Temukan Bukti-bukti China Berusaha Lakukan Genosida pada Muslim Uighur di Xinjiang
Bahkan temuan tersebut ia katakan sebagai cara baru untuk melakukan tindak pembunuhan massal pada satu etnis atau sering disebut Genosida.
TRIBUN-MEDAN.com - Sudah bukan rahasia lagi, pemerintah China memang kini disoroti serta dikecam banyak pihak.
Pengecaman demi pengecaman itu dilakukan oleh banyak negara lantaran otoriternya pemerintah China pada etnis muslim Uighur.
Bahkan dari catatan penelitian terbaru, semua anak di daerah Xinjiang yang banyak ditempati oleh etnis Uighur kini menjadi terlantar.
Hal tersebut lantaran kebijakan yang diambil oleh pemerintah China yang menahan orang tua dari anak-anak tersebut.
Baca juga: Ingin Pekerjaannya Diakui Sempurna, Wanita Ini Minum Air WC di Depan Bos, Atasan Puas Tepuk Tangan
Yang paling baru, kecaman datang dari salah satu petinggi keamanan Amerika Serikat (AS), Robert OBrien.
Ia menemukan bukti-bukti dan tanda-tanda mengerikan yang dilakukan oleh pemerintahan Xi Jinping.
Bahkan temuan tersebut ia katakan sebagai cara baru untuk melakukan tindak pembunuhan massal pada satu etnis atau sering disebut genosida.
Penasihat keamanan nasional AS tersebut mengungkapkan bagaimana perlakuan pemerintah China pada etnis Uighur di Xinjiang tersebut sangat keterlaluan.
Baca juga: Mbak You Mendadak Getol Beri Peringatan Keras Soal Terawangan Buruknya di Masa Depan: Waspada!
Bahkan menurutnya apa yang dilakukan oleh Xi Jinping tersebut sudah mendekati tindak Genosida.
Hal itu diungkapkan oleh O'Brien pada hari Jumat, (16/10/2020).
"Jika bukan genosida, sesuatu yang mirip dengan itu (genosida) sedang terjadi di Xinjiang," kata Robert O'Brien dalam acara online yang diselenggarakan oleh Aspen Institute.
Selain kepada etnis muslim Uighur, O'Brien juga menyoroti tindak kekerasan yang dilakukan oleh pemerintah negara Tirai Bambu pada warga Hong Kong.
Melansir dari Reuters, Jumat (16/10/2020) pemerintah China diketahui melancarkan tindak represif terhadap gerakan pro-demokrasi Hong Kong belum lama ini.
Baca juga: Niat Nonton Film Panas Buat Pemanasan, Pasutri Ini Syok saat Tahu Pemeran Wanita Ternyata Gadisnya
Melihat kekejaman yang dilakukan oleh pemerintah China tersebut AS pun bertindak dengan mengecam.
Selain itu, tindak kejam pemerintahan Xi Jinping terhadap etnis Uighur dan muslim minoritas lainnya di Xinjiang tersebut
harus dipertanggungjawabkan oleh pemerintah China.
AS pun mengancam akan berusaha menaikkan kasus tersebut ke dunia internasional agar China mendapat sanksi
termasuk dengan pejabat yang melakukan pelanggaran kemanusiaan tersebut.
Namun, sejauh ini tindakan terhadap Xinjiang belum disebut tindakan genosida Beijing, sebuah penandaan
yang akan memiliki implikasi hukum yang signifikan dan membutuhkan tindakan yang lebih kuat terhadap China.
Baca juga: Nangis Jerit-jerit & Diseret Tamu, Wanita Ini Histeris Lihat Ayahnya Kawini Pelakor: Tahu Perasaanku
Al Jazeera via Intisari OnlinePerserikatan Bangsa-Bangsa ( PBB) memperkirakan bahwa lebih dari satu juta Muslim telah ditahan di Xinjiang
dan para aktivis mengatakan kejahatan terhadap kemanusiaan dan genosida sedang terjadi di sana.
Tuduhan yang ditujukan pada pemerintahannya itupun langsung dibantah oleh pihak China.
Menurutnya apa yang dilakukan oleh pemerintah pada masyarakat etnis muslim Uighir tersebut sebagai pemberian pelatihan.
Baca juga: Heboh Isu Lesty Kejora Diam-diam Temui Rizky DA di Bali, Rizky Billar Ogah Banyak Mulut: Menjalin
Pelatihan mengenai kejuruan dan diklaim membantu untuk memerangi ekstremisme yang terjadi di wilayah tersebut.
“Orang China benar-benar mencukur kepala wanita Uighur dan membuat produk rambut dan mengirimnya ke Amerika Serikat,” katanya.
Bea Cukai dan Perlindungan Perbatasan AS mengatakan pada Juni bahwa pihaknya telah menahan pengiriman
yang berasal dari Xinjiang, sebuah produk rambut dan aksesori yang dicurigai sebagai produk kerja paksa yang dibuat dengan rambut manusia.
Baca juga: Pria Bertopeng Siram Seember Tahi Ayam ke Restoran dan Karyawannya, ternyata Motifnya Politik
Pada Juni, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mencap sebagai laporan yang "mengejutkan" dan "mengganggu"
bahwa China menggunakan sterilisasi paksa, aborsi paksa, dan keluarga berencana yang memaksa terhadap Muslim di Xinjiang.
Dia mengatakan bahwa pada September Washington sedang mempertimbangkan bahasa yang akan digunakan untuk menggambarkan apa yang terjadi di wilayah tersebut.
Baca juga: Belum Lulus Sudah 2 Kali Ijab, Pelajar SMK Viral Nikahi 2 Gadis Seminggu, Ayah: Mau Gimana Ini Jodoh
"Ketika Amerika Serikat berbicara tentang kejahatan terhadap kemanusiaan atau genosida...
kita harus sangat berhati-hati dan sangat tepat karena itu membawa beban yang sangat berat," ujarnya.
(*)
SUMBER : GRID
