Suasana Libur Panjang di Sumut

Bandara Kualanamu Proyeksikan Penumpang Naik dan Tetap Jalankan Protokol Kesehatan Secara Ketat

Puncak arus keberangkatan penumpang di bandara Kualanamu International Airport (KNIA) terjadi pada 24 Oktober 2020 sudah mulai meningkat.

TRIBUN MEDAN/NATALIN
PENUMPANG pesawat melakukan check in di Bandara Kualanamu. 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Manajeman Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero) meningkatkan kewaspadaan saat libur panjang pada 28 Oktober hingga 1 November 2020 agar protokol kesehatan secara konsisten selalu dijalankan ketat bagi personel bandara dan traveler.

Executive General Manager PT Angkasa Pura II KNIA Djodi Prasetyo mengatakan, puncak arus keberangkatan penumpang di bandara Kualanamu International Airport (KNIA) terjadi pada 24 Oktober 2020 sudah mulai meningkat dalam memasuki libur panjang 28 Oktober hingga 1 November 2020.

Diakuinya, pada 24 Oktober, penumpang mencapai 7500, yang biasanya perhari jumlah penumpang rata-ratanya 5000 sampai 6000 sebelum memasuki cuti bersama.

"Khusus KNIA jumlah penumpang dapat mencapai sekitar 8.000 penumpang pada tanggal 25 Oktober 2020," ujar Djodi, Kamis (29/10/2020)

Dikatakannya, seluruh bandara perseroan sudah bersiaga dalam melayani penumpang pada periode libur panjang. Protokol kesehatan dijalankan ketat demi mengutamakan keamanan dan keselamatan penerbangan.

Sebagai bagian langkah antisipasi, bandara KNIA mengaktifkan Piket Siaga Operasi mulai 26 Oktober hingga 1 November 2020.

Baca juga: Kunjungan ke Mal Diperkirakan Meningkat, Plaza Millennium Tambah Jam Operasional

"Fasilitas di gedung terminal, sisi darat, dan sisi udara seperti runway, taxiway, apron dan fasilitas penunjang lainnya kami pastikan berfungsi dengan baik agar operasional penerbangan selalu berjalan lancar," ucap Djodi.

Sebagai upaya pencegahan Covid-19 dan menciptakan penerbangan yang sehat, bandara PT Angkasa Pura II menjalankan protokol kesehatan melalui konsep biosecurity management (physical distancing, health screening, passenger touchless processing, people protection, facility cleanliness), yang ditambah dengan biosafety management (biohazard precautions, environment screening, infrastructure sterilization, public health assurance).

Adapun biosafety dan biosecurity management memiliki program salah satunya adalah Workforce Protection yang telah dijalani sejak Maret 2020 guna melindungi karyawan termasuk personel operasional dan pelayanan di bandara.

Program Workforce Protection tersebut antara lain diimplementasikan melalui penyesuaian pola operasional yakni normal operation, slow down operation, minimum operation 1 dan 2.

Kewajiban penggunaan APD, APD Level 1, APD Level 2, hingga APD Level 3 yang menggunakan hazmat lengkap. Tracing, tracking dan testing, PT Angkasa Pura II memiliki aplikasi internal iPerform guna melakukan tracing dan tracking management terhadap seluruh karyawan.

Karyawan, khususnya personel operasional dan layanan bandara juga melakukan rapid test secara berkala.

Penyesuaian pelayanan, pelayanan tatap muka customer service ditiadakan, diganti dengan VICA (virtual customer assistant) dilakukan pemeriksaan suhu tubuh sebelum personel bertugas.

Baca juga: Cuti Bersama, Dishub Sebut 70 Kapal Wisata Parapat Patuhi Protokol Kesehatan dan Keselamatan

Djodi mengatakan Workforce Protection adalah regulasi internal guna melindungi karyawan di tengah pandemi ini. Workforce Protection melihat dari berbagai sisi.

Misalnya dengan penyesuaian pola operasional atau pengurangan jam operasional, personel bandara memiliki waktu lebih untuk berada di rumah namun operasional bandara tetap bisa berjalan lancar. Personel juga dilengkapi dengan APD mulai dari level 1 hingga level 3 yang disesuaikan dengan situasi dan fungsi personel.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved